Katedral Tanjung Selor

gereja di Indonesia
Revisi sejak 25 Oktober 2016 14.16 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Paroki Santa Maria Assumpta Katedral Tanjung Selor adalah paroki dari Gereja Katolik Roma di pusat Keuskupan Tanjung Selor. Pusat Paroki Katedral Tanjung Selor terletak di Kelurahan Tanjung Selor Hilir - Kecamatan Tanjung Selor (atau Tanjung Selor (kota) --sekitar 1,5 jam perjalanan dengan speed boat dari Tarakan[2]), di Kabupaten Bulungan - Kalimantan Utara; dulunya wilayah ini termasuk dalam Propinsi Kalimantan Timur. Paroki Tanjung Selor merupakan pemekaran dari Paroki Santo Petrus, Sungai Kayan (sekarang pusatnya di Desa Mara I) melalui SK Keuskupan Samarinda No. 353/I/KS/1996 tanggal 1 Januari 1996.[1] Paroki Tanjung Selor berubah menjadi Paroki Katedral Tanjung Selor seiring dengan berdirinya Keuskupan Tanjung Selor pada 9 Januari 2002.[2] Para pastor Oblat Maria Imakulata (OMI) pernah melayani dan turut membesarkan Paroki Tanjung Selor.[3]

Katedral Tanjung Selor
Gereja Katolik Santa Maria Assumpta - Katedral Tanjung Selor, Tanjung Selor Hilir, Bulungan, Kalimantan Utara
Gereja Katolik Santa Maria Assumpta - Katedral Tanjung Selor
PetaKoordinat: 2°50′24.72000″N 117°21′51.87600″E / 2.8402000000°N 117.3644100000°E / 2.8402000000; 117.3644100000
LokasiJl. Skip I No. 54,
Tanjung Selor Hilir[1] Tanjung Selor, Bulungan,
Kalimantan Utara
Sejarah
Didirikan1 Januari 1996
DedikasiSanta Maria Assumpta
Administrasi
KeuskupanKeuskupan Tanjung Selor

Gereja St. Maria Assumpta

Gereja paroki ini, Gereja Santa Maria Assumpta, merupakan gereja katedral --tempat tahta uskup Keuskupan Tanjung Selor. Bangunan gereja tersebut diberkati oleh Dubes Vatikan, sekaligus Nunsio Apostolik, Mgr. Antonio Guido Filipazzi pada 5 Februari 2012; turut hadir dalam acara peresmian Uskup Tanjung Selor Mgr. Yustinus Hardjosusanto MSF dan Bupati Bulungan Drs. H. Budiman Arifin.[4] Di gereja katedral ini ditaruh relikwi St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), sehingga Nunsio Mgr. Filipazzi berharap agar para imam di Keuskupan Tanjung Selor meneladani Padre Pio dengan mementingkan kembali Sakramen Pengakuan Dosa dalam pelayanan mereka.[2]

Referensi