Pelestari Kehidupan

Revisi sejak 29 Oktober 2016 15.48 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Pelestari Kehidupan adalah bahtera yang dibangun dalam Wiracarita Gilgames oleh Utnapisytim bersama-sama dengan para pandai dan tukang di desanya atas perintah Enki Ea untuk menampung isteri dan kerabatnya, serta para pandai dan tukang di desanya, hewan-hewan yang perlu diselamatkan, dan berbagai biji-bijian dan benih-benih tanaman. Bahtera ini terbuat dari kayu yang padat, supaya sinar Syamas (matahari) tidak menembus masuk, dan sama ukuran panjang dan lebarnya. Rancangan bahtera ini diduga digambar pada permukaan tanah oleh Enki, dan kerangka bahtera, yang dikerjakan selama lima hari, 200 kaki panjang, lebar, dan tingginya, dengan luas lantai satu ekar.[1] Bagian dalam bahtera terbagi atas tujuh lantai, masing-masing lantai terbagi atas 9 bilik, bahtera rampung pada hari yang ketujuh. Pintu masuk ke dalam bahtera ditutup dan sela-selanya ditambal setelah semua penumpang masuk ke dalam bahtera. Berbeda dengan Bahtera Nuh, sela-sela pintu masuk bahtera ini ditambal dengan lempung.

Air bah

Air bah yang datang kelak menyapu bersih hewan dan manusia yang tidak berada di atas bahtera, serupa dengan kisah Bahtera Nuh. Sesudah dua belas hari terapung-apung, Utnapisytim membuka tingkap bahtera untuk memantau keadaan sekitarnya dan melihat lereng Gunung Nisir, tempat ia melabuhkan bahtera selama tujuh hari. Pada hari ketujuh, ia melepas seekor burung merpati untuk melihat apakah air sudah surut, tetapi tidak ada yang didapatinya kecuali air, sehingga burung itu pun kembali ke dalam bahtera. Kemudian ia melepas seekor burung layang-layang, dan sama seperti yang sebelumnya, burung itu pun kembali ke dalam bahtera, karena tidak ada yang didapatinya. Akhirnya, Utnapisytim melepas seekor burung gagak, dan karena melihat bahwa air telah surut, maka burung itu pun terbang berputar-putar, tetapi tidak kembali ke dalam bahtera. Utnapisytim kemudian melepaskan seluruh hewan, dan mempersembahkan korban kepada dewa-dewa. Dewa-dewa datang, dan karena ia telah melestarikan benih manusia sambil tetap setia dan percaya pada dewa-dewanya, Utnapisytim dan isterinya pun dianugerahi kehidupan abadi dan diberi tempat di antara dewa-dewa di surga.

Referensi

  1. ^ Rosenberg, Donna (1994). World Mythology: An Anthology of the Great Myths and Epics. Lincolnwood, Chicago: National Textbook Company. hlm. 196-200. ISBN 0-8442-5765-6.