Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia

Revisi sejak 30 Oktober 2016 13.35 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia ( LPPI ) adalah lembaga pendidikan perbankan yang memiliki hubungan dengan Bank Indonesia, didirikan pada akhir tahun 1950-an. Beberapa tahun setelah kelahiran Bank Indonesia berlokasi di Jalan Kemang Raya No. 35, Jakarta Selatan.

Sejarah

Di kalangan masyarakat, nama LPPI (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia) dikenal sangat melekat dengan kader-kader di bidang perbankan. Lembaga pendidikan ini memiliki hubungan dengan Bank Indonesia, sejak cikal bakalnya lahir pada akhir tahun 1950-an. Beberapa tahun setelah kelahiran Bank Indonesia pada 1953, dirasakan kurangnya tenaga-tenaga di bidang perbankan untuk mendukung perkembangan Bank Indonesia serta meningkatkan jumlah dan kegiatan bank-bank pemerintah dan swasta. Maka, dengan dukungan beberapa bank milik pemerintah dan swasta, pada tahun 1958 didirikanlah sebuah lembaga pendidikan perbankan di bawah naungan Yayasan Akademi Bank, yang menempati gedung di lokasi yang baru, di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Yayasan Akademi Bank ini didirikan dengan akta notaris Rd. Mr. Soewandi No. 35 tanggal 18 Desember 1958. anggaran dasarnya telah diumumkan dalam Berita Negara tertanggal 17 Februari 1959 nomor 14, tambahan nomor 4, sebagaimana anggaran dasar itu diubah diganti tertanggal 10 Oktober 1962 nomor 37, dibuat dihadapan Professor Meester Egon Hakim, waktu itu pengganti Raden Kadiman, Notaris di Jakarta.

Para pendukung yayasan : 1. Bank Indonesia 2. Bank Negara Indonesia (1946) 3. Bank Industri Negara 4. Bank Rakyat Indonesia 5. Bank Tabungan Pos 6. Badan Hukum 'PERBANAS' 7. Yayasan Pendidikan Kader Bank

Pembiayaan didapat dari tunjangan/iuran para pendukung. Akademi Bank kemudian diubah status dan namanya menjadi PTIKP (Perguruan Tinggi Ilmu Keuangan dan Perbankan), yang peresmiannya dilakukan Presiden Soekarno pada 5 Juli 1963. Anggaran dasarnya telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara tanggal 25 Oktober 1963 nomor 86.

Para pendukung PTIKP adalah : 1. Bank Indonesia 2. Bank Negara Indonesia (1946) 3. Bapindo (d/h Bank Industri Negara) 4. BKTN (d/h Bank Rakyat Indonesia) 5. Bank Tabungan Pos 6. Badan Hukum Perhimpunan Bank-Bank Nasional 7. Pendidikan Kader Bank

Selanjutnya dengan Surat Keputusan Menteri UBS/Gubernur Bank Indonesia No. Kep. 28/USB/65 tanggal 2 April 1965, yayasan PTIKP menjadi lembaga pendidikan di bawah Urusan Bank Sentral dengan nama PERGURUAN TINGGI ILMU KEUANGAN DAN PERBANKAN. Pembiayaan PTIKP ini didapat dari Bank Indonesia kecuali biaya makan dan pengobatan mahasiswanya menjadi beban bank-bank yang mengirimkan karyawannya untuk dididik di lembaga ini. Tetapi tidak lama kemudian nama PTIKP ini diganti lagi dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Urusan Bank Sentral No. Kep. 121/UBS/65 tanggal 20 November 1965 dengan nama LEMBAGA PENDIDIKAN BANK BERDJOANG dengan status di bawah UBS.

Nama Lembaga Pendidikan Bank Berdjoang ini tidak lama berlaku. Pada awal pemerintahan orde baru Surat Keputusan Gubernur BankNegara Indonesia No. Kep.5/GBNI/66 tanggal 19 Agustus 1966, Surat Keputusan Menteri UBS No. 121/UBS/65 tanggal 20 November 1965, dan kembali Surat Keputusan Menteri UBS/Gubernur Bank Indonesia No. Kep. 28/UBS/65 tanggal 2 April 1965 dinyatakan berlaku lagi. Pada akhir tahun itu juga PTIKP resmi menjadi perguruan tinggi kedinasan di dalam lingkungan Kementerian urusan Bank Sentral/Bank Indonesia.

Berbagai perkembangan yang terjadi pada tahun-tahun berikutnya, terutama setelah berlakunya UU No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan dan UU No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, serta dimulainya Pelaksanaan Repelita pada April 1969, telah membawa pengaruh pada perjalanan PTIKP, sehingga sampai pada pemikiran untuk meninjau kembali status perguruan tinggi perbankan itu. Akhirnya, pada tahun 1970, PTIKP ditutup, dan sebagai gantinya didirikan sebuah lembaga baru, Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI).

Kerjasama Internasional

Dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misinya LPPI telah bekerja sama dengan berbagai training provider dari negara lain seperti: Belgian Bankers Academy (BBA); Australian Institute of Management (AIM); International Center for Leadership in Finance (ICLIF); Institut Bank-Bank Malaysia (IBBM); dan International Center for Education in Islamic Finance (INCEIF).

Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia menyelenggarakan Asian Finance Forum 2011 bersama-sama Asian Institute of Finance. Acara 2 hari ini bertempat di Laguna Resort & Spa, Nusa Dua – Bali dan dihadiri oleh para pejabat bank dan lembaga keuangan dari beberapa negara di kawasan ASEAN, seperti: Singapura, Filipina, Brunei Darussalam dan Bhutan. Asian Finance Forum akan menyediakan forum tingkat tinggi bagi pertukaran pengalaman di antara pimpinan industri jasa keuangan dalam isu-isu pengembangan dan transformasi yang mempengaruhi industri keuangan, terutama di wilayah Asia.

Pranala luar