Dalam Kaum, Sambas, Sambas
Dalam Kaum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Desa ini memiliki luas 32 km2 (12,98% dari wilayah Kecamatan Sambas) dan merupakan desa terluas kedua di Kecamatan Sambas setelah Desa Lumbang. Desa ini dulunya merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Sambas yang sampai sekarang masih bediri kokoh Keraton Kesultanan yang dinamai Istana Alwatzikoebillah.[1]
Dalam Kaum | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Kalimantan Barat | ||||
Kabupaten | Sambas | ||||
Kecamatan | Sambas | ||||
Kode Kemendagri | 61.01.01.2001 | ||||
Luas | 32 km2 | ||||
Jumlah penduduk | 3.619 jiwa (2010) | ||||
Kepadatan | 113 jiwa/km2 | ||||
|
Pemerintahan
Saat ini, Kepala Desa Dalam Kaum adalah Aspan Aripin. Menurut tingkat perkembangan desa, Desa Dalam Kaum diklasifikasikan sebagai desa swasembada dengan tingkat perkembangan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) kategori III.
Dusun
Desa Dalam Kaum terdiri dari 4 dusun, yaitu:
Penduduk
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, Desa Dalam Kaum merupakan desa dengan jumlah penduduk tebanyak ketiga di Kecamatan Sambas setelah Desa Kartiasa dan Desa Lumbang. Penduduk Desa Dalam Kaum sebanyak 3.619 jiwa (8,05% dari total penduduk Kecamatan Sambas) dengan rincian 1.761 laki-laki dan 1.858 perempuan.[2] Kepadatan penduduk di desa ini adalah 113 jiwa/km2 yang menjadikannya sebagai desa dengan kepadatan penduduk terkecil keempat di Kecamatan Sambas setelah Desa Sumber Harapan, Lumbang, dan Lubuk Dagang.
Pendidikan
Desa Dalam Kaum memiliki 2 Taman Kanak-Kanak (TK), 3 Sekolah Dasar (SD), dan 2 Madrasah.[2]
Taman Kanak-Kanak
Dua TK yang ada di Desa Dalam Kaum berstatus swasta. Salah satunya bernama TK PKK Dalam Kaum.
Sekolah Dasar
Ketiga SD yang ada di Desa Dalam Kaum berstatus negeri dengan jumlah guru sebanyak 38 orang dan jumlah murid sebanyak 510 orang. Dua dari tiga SD tersebut letaknya berdampingan, yaitu SDN 2 Dalam Kaum dan SDN 5 Dalam Kaum, sedangkan satu lainnya terletak di Dusun Sukaramai, yaitu SDN 29 Sukaramai.
Madrasah
Dua madrasah yang ada di Desa Dalam Kaum berstatus swasta, yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) PPMBI dan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) PPMBI, dikelola oleh Pondok Pesantren Muhammad Basyuni Imran (PPMBI) yang terintegrasi di dalamnya. Mts PPMBI memiliki 17 guru dan 223 siswa, sedangkan MAS PPMBI memiliki 23 guru dan 152 siswa.
Kesehatan
Di Desa Dalam Kaum terdapat 1 Pusat Kesehatan Masyarakat, 1 Pos Persalinan Desa (Polindes), dan 2 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dengan 1 mantri kesehatan, 3 bidan, dan 1 dukun bayi..[2]
Keagamaan
Di Desa Dalam Kaum terdapat 9 tempat ibadah, yaitu 2 masjid, 5 surau, 1 musholla, dan 1 vihara.[2] Salah satu masjidnya merupakan masjid tua peninggalan Kesultanan Sambas, yaitu Masjid Jami' Sultan Muhammad Syafieuddin II atau umumnya disebut Masjid Jami' saja.[1]
Kebudayaan
Di Desa Dalam Kaum terdapat beberapa organisasi budaya[1], diantaranya:
- Segi Delapan, dipimpin oleh U. Riza Fahmi, S.Pd.
- Dendang Beringin, dipimpin oleh H. Djamani Satil yang menekuni bidang seni musik.
Pariwisata
Desa Dalam Kaum kaya akan tempat wisata, diantaranya:
- Istana Alwatzikoebillah, istana atau keraton Kesultanan Sambas.
- Makam sultan-sultan Sambas, yang terletak tak jauh dari istana.
- Masjid Jami' Sultan Muhammad Syafieuddin II, salah satu masjid terbesar di Sambas dan merupakan peninggalan dari zaman kesultanan.
- Muare Ulakkan, muara yang mempertemukan Sungai Sambas Besar, Sungai Sambas Kecil, dan Sungai Teberau; terletak di depan keraton Sambas.
- Water Front City, proyek pembangunan area tepi Sungai Sambas; bantuan dari Kesultanan Brunai Darussalam.
- Gerattak Sabbo', jembatan besar yang menghubungkan Desa Dalam Kaum dengan Desa Tanjung Mekar; pernah mengalami kerusakan hebat ketika Sambas mengalami banjir besar pada tahu 1963.
- Gerattak Asam, salah satu dari dua jembatan beton peninggalan zaman kolonial; menghubungkan Desa Dalam Kaum dengan Desa Lubuk Dagang dan Tanjung Bugis.
Kegiatan pariwisata di Dalam Kaum dibantu dengan adanya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Muare Ulakkan.