Majelis Negara Brunei
Majlis Mesyuarat Negara Brunei (bahasa Melayu: Majlis Mesyuarat Negara Brunei (مجليس مشوارت نڬارا بروني)) adalah salah satu lembaga di Brunei Darussalam, yang difasilitasi oleh Departemen Dewan Negara, yang terinspirasi oleh Dewan Rakyat Britania Raya. Didirikan berdasarkan pada Pasal 23 Konstitusi Brunei tahun 1959 dan anggotanya ditunjuk berdasarkan pada Pasal 24.
Majlis Mesyuarat Negara Brunei مجليس مشوارت نڬارا بروني | |
---|---|
Jenis | |
Jenis | |
Majelis | Monarki, Nonpartisan |
Pimpinan | |
Ketua | Dato Seri Setia Awang Haji Abdul Rahman bin Dato Setia Haji Mohamed Taib, Nonpartisan |
Komposisi | |
Anggota | 32 anggota |
Partai & kursi | Kesultanan Brunei Nonpartisan |
Komisi | Tidak ada |
Tempat bersidang | |
Gedung Majlis Mesyuarat Negara Brunei, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam | |
Situs web | |
Majlis Mesyuarat Negara Brunei | |
Majlis Mesyuarat Negara Brunei ini dipimpin oleh seorang Ketua yang ditunjuk oleh Sultan Hassanal Bolkiah, berdasarkan Pasal 37 Konstitusi dan dipilih dari Anggota Dewan atau bukan Anggota Dewan...
Fungsi utama dari Majlis Mesyuarat Negara Brunei adalah sebagai berikut:
- Untuk menyetujui dan menjalankan amendemen undang-undang;
- Untuk menyetujui anggaran pemerintah dan untuk menetapkan batasan keuangan;
- Untuk membahas dan menyetujui mosi (proposal);
- Untuk memeriksa kebijakan pemerintah dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Legislatif.
Sidang Majelis ini diadakan setiap tahun pada bulan Maret untuk membahas dan menyetujui anggaran tahunan dan perkiraan pendapatan.
Sejarah
Sejak 21 Oktober 1959 sampai 12 Februari 1984, Majelis ini mengadakan 32 rapat. Rapat pertama Majelis diselenggarakan pada 21 Oktober 1959 di Lapau. Rapat terakhir Majelis adalah Rapat Pembahasan Anggaran ke-21. Sebelum Negara Brunei merdeka, rapat diadakan di Gedung Dewan Majlis, Bandar Seri Begawan. Masa jabatan di Majelis selama 5 tahun sesuai dengan Pasal 55 (2) Konstitusi Brunei 1959.
Pada tanggal 13 Februari 1984, Dewan Negara dibubarkan oleh Sultan. Majlis Mesyuarat Negara Brunei didirikan kembali dengan sistem lama pada tanggal 25 September 2004. Majelis itu dibubarkan pada tanggal 1 September 2005 dan didirikan kembali pada tanggal 2 September 2005 sesuai dengan ketentuan baru pada Konstitusi Brunei yang telah diamendemen tahun 2005.
Manajemen Majlis Mesyuarat Negara Brunei dikelola oleh Panitera Majlis Mesyuarat Negara Brunei untuk membantu dan menyarankan Ketua Majelis dalam hal mengatur rapat sesuai dengan aturan rapat. Panitera dan Wakil Panitera mempunyai peran yang sama seperti para Anggota Majelis. Pengelolaan Majelis didukung sepenuhnya oleh seluruh Pejabat dan staf dari Departemen Dewan Negara.
Rapat majelis terbuka untuk umum, dan masyarakat dapat melihat sidang majelis dan mengamati mereka bersidang.
Prosedur dan praktik legislatif
Fungsi utama dari Majlis Mesyuarat Negara Brunei adalah sebagai penasihat Pemerintah dengan memeriksa kebijakan Pemerintah dan implementasinya, misalnya penyusunan undang-undang, menyetujui anggaran Pemerintah dan pendapatan per tahun untuk rencana pembangunan negara, serta pemeriksaan pajak.
Berbeda dengan Kabinet Menteri, Majlis Mesyuarat Negara Brunei memungkinkan setiap anggota untuk mengajukan RUU atau mosi untuk pembahasan. Namun RUU untuk dibahas atau disetujui memerlukan persetujuan dari Kabinet Menteri. Dengan pengecualian untuk keadaan tertentu, setiap RUU yang akan disampaikan dalam rapat harus diterbitkan pada lembaran negara, untuk masyarakat umum dalam jangka waktu setidaknya empat belas hari. Demikian pula, jika anggota ingin menanyakan secara lisan atau tertulis, maka pertanyaan tersebut perlu dikirim ke Panitera tujuh hari sebelum pertanyaan diajukan agar pertanyaan tersebut diarsipkan dalam dokumen. Metode ini juga memungkinkan Pemerintah untuk melakukan persiapan. Jika ada tidak puas dengan respons yang diberikan oleh pemerintah, dengan izin dari Ketua Majelis, aggota majelis diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan ke pertanyaan awal.
Rapat Majelis dilakukan berdasarkan dengan sistem yang sama yang digunakan oleh Dewan Legislatif atau parlemen di negara-negara Persemakmuran, seperti pada Dewan Rakyat Britania Raya. RUU harus melalui empat tahap, yaitu Pembahasan RUU Pertama, Pembahasan RUU Kedua, tahap Komisi, dan Pembahasan RUU Ketiga. Pembahasan Pertama dilakukan setelah Anggota Majelis yang mengajukan RUU meminta izin Ketua untuk melakukan Pembahasan, setelah itu anggota meminta izin lagi kepada Ketua untuk melakukan Pembahasan Kedua dan pada waktu yang sama anggota akan menjelaskan alasan RUU diajukan. RUU hanya akan dibahas setelah mendapat dukungan dari setidaknya satu dari Anggota Majelis. Pada tahap ini, pembahasan difokuskan pada kebutuhan dan kelayakan RUU dan dampaknya terhadap bangsa. Setelah itu, diadakan pemungutan suara jika izin untuk melakukan Pembahasan Kedua diperoleh. Dengan demikian semua Anggota Majelis akan menjadi suatu komisi untuk mempertimbangkan dan mendiskusikan RUU.
Pada tahap ini, RUU itu akan ditentukan apakah didukung, ditolak, atau diubah oleh Anggota Majelis. Setelah Komisi selesai mempertimbangkan dan membahas RUU, Anggota yang mengajukan RUU akan mengajukan izin Pembahasan Ketiga ke Ketua sebelum pemungutan suara. Ketika hasil pemungutan suara menyatakan mendukung RUU, maka RUU tersebut disetujui. Namun RUU ini hanya akan menjadi undang-undang dan berlaku saat ditandatangani oleh Sultan Brunei Darussalam.
Sesuai dengan konstitusi yang berlaku, Sultan Brunei Darussalam diperbolehkan untuk menolak RUU yang disahkan oleh Dewan Legislatif, dan sebaliknya. Meskipun RUU ditolak oleh Majelis, jika diperlukan oleh Sultan Brunei Darussalam, itu dapat disahkan menjadi undang-undang. Semua RUU yang telah disetujui atau ditolak oleh Sultan akan diterbitkan dalam lembaran negara.
Struktur Majlis Mesyuarat Negara Brunei
Saat ini, ada 32 anggota di Majlis Mesyuarat Negara Brunei:
1. Perdana Menteri Brunei; Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, Sultan dan Yang Di-Pertuan Brunei Darussalam; 2. Menteri Senior; Al-Muhtadee Billah, putra Mahkota Brunei Darussalam 3. Para Menteri; 4. Bangsawan; 5. Tokoh penting; 6. Perwakilan dari empat (4) Distrik di Brunei
Anggota
- Sultan H. Hassanal Bolkiah;
Yang di-Pertuan Negara, Perdana Menteri, Menteri Pertama Keuangan dan Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri dan Perdagangan - Putra Mahkota H. Al-Muhtadee Billah
Menteri Senior di Kabinet - Yang Terhormat. Pehin Dato H. Suyoi bin Hj. Osman
Menteri Pendidikan - Yang Terhormat. Pehin Dato H. Zulkarnain bin Hj. Hanafi
Menteri Kesehatan - Yang Terhormat. Pehin Dato H. Bahrin bin Hj. Abdullah
Menteri Pembangunan - Yang Terhormat. Pehin Dato H. Awang Mustafa bin Hj. Sirat
Menteri Komunikasi - Yang Terhormat. Pehin Dato H. Ali bin Hj. Apong
Minister Perindustrian - Yang Terhormat. Pehin Dato H. Abdul Rahman bin Hj. Ibrahim
Menteri Kedua Keuangan - Yang Terhormat. Pehin Dato Lim Jock Seng
Menteri Kedua Luar Negeri dan Perdagangan - Yang Terhormat. Pehin Kol. Rtd. Dato Dr. H. Mohammad Yasmin bin Hj. Umar
Menteri Energi - Yang Terhormat. Pehin Udana Khatib Dato Paduka Seri Setia Ustaz H. Awang Badaruddin bin Hj. Awang Osman
Menteri Agama - Yang Terhormat. Pehin Dato Dr. H. Awang Abu Bakar bin Hj. Apong
Menteri Dalam Negeri - Yang Terhormat. Pehin Dato H. Halbi bin Hj. Muhammad Yusuf
Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga - Yang Terhormat. Pengiran Dr. H. Mohd. Yusuf bin Pengiran Abdul Rahim
- Yang Terhormat. Dato Imam H. Awang Abdul Hamid bin Bakal
- Yang Terhormat. Dato H. Yaakub bin Pehin Dato H. Zainal
- Yang Terhormat. Dato Goh King Chin
- Yang Terhormat. H. Othman bin Uking
- Yang Terhormat. Datin Salbiah binti Haji Sulaiman
- Yang Terhormat. Dato H. Abdullah bin Dato H. Mohd. Jaafar
- Yang Terhormat. H. Ahmad Morsidi bin Pehin H. Awang Abdul Rahman
- Yang Terhormat. H. Zulkipli bin H. Abdul Hamid
- Yang Terhormat. Datin Hjh. Zasia binti Sirin
- Yang Terhormat. H. A. Ahmad bin Husain
Kepala Mukim Berakas A, Brunei-Muara - Yang Terhormat. H. Gapor bin Karim
Kepala Belimbing, Kota Batu, Brunei-Muara - Yang Terhormat. Hj. Tahamit bin Hj. Nudin
Kepala Mukim Gadong A, Brunei-Muara - Yang Terhormat. Hj. Jumat bin Akim
Kepala Putat, Mukim Lumapas, Brunei-Muara - Yang Terhormat. Hj. Mohd. Shafiee bin Ahmad
Kepala Lumut , Liang, Belait - Yang Terhormat. Hj. Mohd. Yusof bin Dulamin
Kepala Mumong, Kuala Belait, Belait - Yang Terhormat. Dato Hj. Muhammad Taha bin Abdul Rauf
Kepala Mukim Keriam, Tutong - The Hon. Hj. Ramli bin Hj. Lahit
Kepala Mukim Telisai, Tutong - The Hon. Hj. Sulaiman bin Hj. Ahad
Kepala Belingos, Bangar, Temburong
Ex officio
- Yang Terhormat. H. Abdul Rahman bin H. Mohamed Taib
Ketua Majelis - Yang Terhormat. H. Judin bin H. Asar
Panitera I
Konferensi internasional dan regional
Majlis Mesyuarat Negara Brunei juga aktif dalam menghadiri dan berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan dan konferensi internasional dan regional sebagai berikut:
- Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA)
- Komite pencari Fakta AIPA (AIFOCOM) untuk Memerangi Narkoba
- AIPA CAUCUS
- Forum Parlemen Asia-Pasifik (APPF)
- Asosiasi Parlemen Persemakmuran (CPA)
- Uni Inter-Parlemen (IPU) [1]
- Konferensi Parlemen Global Melawan Korupsi (GOPAC) [2]
Brunei merupakan pengamat khusus AIPA sejak tahun 1993. Pada tahun 2009. Brunei Darussalam menjadi anggota penuh dari AIPA pada Sidang Umum ke-30 AIPA di Pattaya, Thailand. Pada tahun 2013, Brunei Darussalam menjadi tuan rumah Sidang Umum AIPA ke-34. Isu- yang dibahas dalam sidang AIPA mencakup Politik, Ekonomi, Sosial dan isu yang berkaitan dengan perempuan di tingkat regional dan internasional.
Gedung
Majelis berkantor di gedung neoklasik "Dewan Majilis Baru". Kompleks pemerintahan selesai pada tahun 2007 di ibukota Bandar Seri Begawan.[3]
Lihat juga
Referensi
- ^ Inter-Parliamentary Union (IPU)
- ^ Global Conference of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC)
- ^ "Brunei". places-of-power.org A Wiki on National Parliament Buildings Worldwide. Diakses tanggal 2016-01-06.