Penebangan
Penebangan kayu adalah aktivitas yang mencakup tidak hanya memotong pohon, namun juga transportasi dan pemrosesan di tempat (misal pemotongan hingga ukuran kecil).[1] Pohon yang dipotong tidak selalu batang utamanya, namun juga cabang yang berukuran besar dengan meninggalkan batang utamanya sehingga pohon tetap hidup. Sedangkan penebangan pohon penuh berarti memanfaatkan semua bagian pohon yang berkayu.[2]
Penebangan ilegal adalah istilah dalam kehutanan yang juga disebut dengan pencurian kayu,[3] termasuk aktivitas lainnya seperti transportasi, transaksi, dan pemrosesan kayu yang di luar ketentuan hukum. Prosedur penebangan sendiri bisa dikatakan ilegal jika akses masuk hutan didapatkan dengan cara korupsi, menebang spesies pohon yang dilindungi, atau menebang dalam jumlah melebihi yang diizinkan.[4]
Penebangan habis adalah istilah penebangan yang memanen kayu dalam area tertentu hingga bersih tanpa menyisakan satu pohon pun.[1]
Aktivitas menebang pohon yang memiliki nilai jual tinggi dan meninggalkan yang bernilai jual rendah, menebang pohon yang sudah matang dan meninggalkan yang muda, atau meninggalkan kayu yang berpenyakit atau rusak disebut dengan sistem tebang pilih (high grading) atau penebangan selektif.[5]
Penebangan yang tidak memotong batang utama dari pohon (penebangan cabang) harus memperhatikan sisa potongan di lokasi (serbuk gergaji, potongan daun) terutama jika penebangan dilakukan di daerah yang rawan kebakaran.
Ketika suatu area hutan terendam air akibat dibangunnya bendungan, maka kayu dapat ditebang dengan metode penebangan kayu bawah air. Penebangan dapat menjadi lebih sulit (karena harus menyelam ke dalam air), dan lebih mudah (karena kayu langsung mengapung di atas air setelah ditebang). Contoh terkenal dari usaha penebangan bawah air ada di Danau Ootsa dan Danau Williston di British Columbia, Kanada[6] dan di Danau Volta, Ghana.
Transportasi kayu
Kayu yang telah ditebang biasanya ditransportasikan ke penggergajian kayu untuk dipotong menjadi potongan kayu, atau ke pabrik kertas untuk dijadikan pulp kayu yang kemudian dijadikan kertas. Banyak metode untuk memindahkan kayu, bisa diangkut dengan truk semi-trailer khusus, diapungkan di sungai dan mengikuti arus air, dan dengan kabel. Pemindahan kayu dengan diapungkan di badan air berisiko menenggelamkan beberapa kayu dari spesies yang berat jenisnya tinggi atau kayu yang mengandung resin dalam jumlah besar.
Transportasi kayu dengan kabel tinggi yang ditopang tiang-tiang juga sudah umum. Metode lainnya yaitu menggunakan helikopter ketika akses alat berat ke dalam hutan sulit atau tidak diizinkan.[7] Cara lainnya yang tidak umum seperti penggunaan hewan sebagai tenaga tarik dan balon.
Keselamatan
Penebangan hutan merupakan pekerjaan yang berbahaya. Pada tahun 2008, di Amerika Serikat 93 jiwa dari sekitar 86000 pekerja di industri penebangan kayu telah meninggal ketika bekerja.[8] Penebang kayu bekerja dengan peralatan berat mekanis di area yang tidak rata, bahkan licin. Penebang kayu juga berurusan dengan kondisi iklim yang bervariasi, dari ekstrem dingin hingga ekstrem panas. Lokasi klinik atau rumah sakit bisa jauh dari lokasi kerja sehingga pertolongan di tempat penting untuk dilakukan. Istilah widowmaker (pembuat janda) digunakan dalam industri kehutanan bagi kayu yang tidak jelas akan jatuh ke mana sehingga dapat membahayakan pekerja.
Di daerah British Columbia, Kanada, telah dibentuk lembaga keselamatan hutan BC Forest Safety Council pada September 2004, yang merupakan lembaga sosial non-profit untuk memprmsikan keselamatan di sektor industri kehutanan.[9]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b Society of American Foresters, 1998. Dictionary of Forestry.
- ^ ceres.ca.gov — Fire-Silviculture Relationships in Sierra Forests
- ^ Virginia Tech: Dealing with Timber Theft
- ^ Illegal Logging.Info
- ^ Forest Matters: Just Say No to High Grading page 8
- ^ Triton Logging
- ^ Helicopter logging or Heli-logging, Forestry.com
- ^ "NIOSH Logging Safety". United States National Institute for Occupational Safety and Health. Diakses tanggal 2010, 04-19.
- ^ BC Forest Safety Council
Bahan bacaan terkait
- Costa, F.; Magnusson, W. (2002). "Selective logging effects on abundance, diversity, and composition of tropical understory herbs". Ecological Applications. 12 (3): 807–819. doi:10.1890/1051-0761(2002)012[0807:SLEOAD]2.0.CO;2.
- Pinard, M. A.; Putz, F. E. (1996). "Retaining forest biomass by reducing logging damage". Biotropica. 28 (3): 278–295. JSTOR 2389193.
- Putz, F.; Sist, P.; Frederickson, T.; Dykstra, D. (2008). "Reduced-impact logging: challenges and opportunities". Forest Ecology & Management. 256 (7): 1427–1433. doi:10.1016/j.foreco.2008.03.036.
- Shukla, J.; Sellers, P.; Nobre, C. (1990). "Amazon deforestation and climate change". Science. 247 (7): 1322–1325.
- Sokal, R. R.; Gurevitch, J.; Brown, K. A. (2004). "Long-term impacts of logging on forest diversity in Madagascar". PNAS. 101 (16): 6045–6049. doi:10.1073/pnas.0401456101.
Pranala luar
- National Institute for Occupational Safety and Health — Logging safety
- Publications on timber harvesting in Minnesota, USA. Many are applicable elsewhere.
- EIA forest reports: Investigations into illegal logging.
- EIA in the USA Reports and info.
- Logging in Reynoldston, NY 1870-1930, northern foothills of the Adirondack Mountains
- Life in Logging Camps in Reynoldston NY 1870-1930
- BC Forest Safety Council
- Naturally:wood Sustainable Forest Management