Puteri Indonesia
Puteri Indonesia adalah kontes kecantikan di Indonesia yang diselenggarakan sejak tahun 1992 oleh Yayasan Puteri Indonesia yang diketuai oleh Mooryati Soedibyo dan disponsori oleh perusahaan kosmetik Mustika Ratu. Puteri Indonesia akan menjadi wakil Indonesia atau duta bangsa pada kegiatan-kegiatan yang bertaraf Internasional dan ikut serta dalam memajukan komoditas-komoditas ekspor Indonesia, pariwisata dan budaya Indonesia. Puteri Indonesia juga melakukan berbagai aksi sosial ke daerah-daerah yang membutuhkan untuk turut memberikan hiburan dan bantuan.
Tanggal pendirian | 1992 |
---|---|
Tipe | Kontes kecantikan |
Kantor pusat | Jakarta |
Lokasi | |
Jumlah anggota | Miss Universe Miss International Miss Supranational Miss Grand International |
Bahasa resmi | Indonesia |
Ketua | Mooryati Soedibyo |
Situs web | www |
Peserta
Malam grand final pemilihan puteri Indonesia diikuti oleh peserta dari 34 provinsi di Indonesia (DKI Jakarta biasanya diwakili oleh lebih dari 1 peserta). Peserta yang mengikuti malam grand final merupakan pemenang pemilihan Puteri Indonesia Daerah di provinsinya masing-masing.
Persyaratan
Persyaratan bagi peserta pemilihan Puteri Indonesia:
- Warga Negara Indonesia, berusia 18-25 tahun, belum menikah, mahasiswi/karyawati dengan tinggi badan minimum 168 cm.
- Peserta daerah harus berdomisili atau berasal dari daerah yang diwakilinya.
- Memiliki pengetahuan umum dan berwawasan luas tentang pariwisata dan kebudayaan Indonesia.
- Berpenampilan menarik/cantik, cerdas, dan berkepribadian.
- Mampu berkomunikasi dalam bahasa asing akan memberikan nilai tambah.
- Diutamakan yang memiliki keahlian khusus/prestasi pada suatu bidang (misalnya: musik, tari, tarik suara, kepemimpinan, bahasa, dan lain-lain).
Penilaian
Parameter penilaian yang digunakan dalam pemilihan Puteri Indonesia adalah 3B, yaitu:
- Brain: Kecerdasan
- Beauty: Penampilan menarik
- Behavior: Berperilaku baik.
Selain itu, terampil dalam berkomunikasi, dapat berpikir secara rasional, memiliki pengetahuan umum yang luas dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi serta berwawasan pariwisata.
Karantina
Sebelum mengikuti malam grand final, peserta Puteri Indonesia yang telah terpilih mewakili provinsinya masing-masing akan menjalani masa karantina di Jakarta. Kegiatan yang dilakukan selama masa karantina ini antara lain:
- Panel diskusi/lokakarya.
- Pelatihan dalam bidang perawatan kesehatan & kecantikan, tata busana dan pengembangan diri.
- Pembinaan kepribadian.
- Pembinaan untuk menjadi public speaker.
- Apresiasi budaya dan pariwisata.
- Kunjungan ke perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor.
- Aksi sosial dan lingkungan.
- Audiensi dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Gubernur DKI, Ibu Negara atau Ibu Wakil Negara.
- Berbagai aktivitas lainnya yang bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan.
Pemenang
Pemenang Utama
Pemenang Puteri Indonesia akan mewakili Indonesia dalam ajang Miss Universe. Pertama kali Puteri Indonesia tampil sebagai peserta Miss Universe pada tahun 1995 yang di wakili oleh Susanty Manuhutu. Namun hanya 2 kali saja Indonesia mengirimkan wakilnya hingga tahun 1996 oleh Alya Rohali dikarenakan pro-konta yang terjadi, termasuk penolakan keras oleh Ibu Negara kala itu, Tien Soeharto.[1]
Setelah memasuki era reformasi, sejak tahun 2005 hingga sekarang Indonesia selalu mengirim perwakilan setiap tahunnya dalam Miss Universe. Sampai saat ini, Indonesia telah empat kali menembus babak semi final dalam kontes tersebut, yaitu Artika Sari Devi (2005), Whulandary Herman (2013), Elvira Devinamira (2014), dan Anindya Kusuma Putri (2015).
Pemenang kedua
Pemenang kedua Puteri Indonesia (yang disebut juga Puteri Indonesia Lingkungan) mewakili Indonesia pertama kali pada tahun 2005 di kontes Miss World oleh Lindi Cistia Prabha. Namun Lindi tidak berhasil menempati posisi apapun. Pada tahun berikutnya, lisensi Miss World dimiliki oleh Miss Indonesia, dan juara kedua pada tahun 2006 mengikuti kontes Miss Asia Pacific International pada tahun 2007, namun kontes tersebut urung diadakan.
Pada tahun berikutnya, juara kedua mengikuti kontes Miss International hingga kini dan pada tahun 2007 Rahma Landy mewakili Indonesia diajang Miss Internasional dan meraih Top 15 , pada tahun 2014 Elfin Pertiwi menembus Top 10 dan meraih Best National Costume di Miss Internasional.
Pada tahun 2016 Puteri Indonesia Lingkungan Felicia Hwang yang mewakili Indonesia di ajang Miss International 2016 berhasil meraih 2nd Runner Up dan Miss Best Dresser (Busana Terbaik).
Pemenang ketiga
Pemenang ketiga Puteri Indonesia (yang disebut juga Puteri Indonesia Pariwisata) mewakili Indonesia pada kontes Miss International pada tahun 2007 oleh Rahma Landy yang merupakan juara ketiga Puteri Indonesia 2006, dan berhasil menembus Top 15.
Pada tahun berikutnya kontes tersebut diwakili oleh juara kedua, dan juara ketiga mewakili kontes Miss Tourism International oleh Ika Fiyonda Putri. Namun dibatalkan karena lisensi tersebut dialihkan untuk pemenang kontes lain, Putri Pariwisata Indonesia. Pada tahun 2011, juara ketiga mewakili Indonesia pada kontes Miss Asia Pacific World dan menempati posisi Runner Up-I oleh Alessandra Khadijah Usman, hingga penyelenggaran kedua pada tahun 2012.
Pada tahun 2013, pemenang ketiga Cok Istri Widani mewakili Indonesia pada kontes Miss Supranational dan meraih predikat 3rd Runner Up. Pada tahun 2014 dan 2015 Estelita Liana dan Gresya Amanda Maaliwuga berhasil membawa pulang predikat Best National Costume (Kostum Nasional Terbaik).
Pemenang Keempat
Pada tahun 2013, Novia Indriani Mamuaja yang merupakan pemenang keempat Puteri Indonesia 2012-2013 mewakili Indonesia pada kontes Miss Grand International. Pada tahun 2016, Olvah Alhamid dan Ariska Putri Pertiwi yang merupakan pemenangan keempat Puteri Indonesia 2015 dan Puteri Indonesia 2016 masing-masing mewakili Indonesia pada kontes Miss Eco Universe dan Miss Grand International. Ariska berhasil menjadi pemenang dalam kontes Miss Grand International.
Mahkota dan Piala
Mahkota Puteri Indonesia terbuat dari bahan emas putih dengan taburan berlian, batu-batu semi precious, serta batu akik dan mutiara yang berasal dari Indonesia. Hal ini dilakukan agar masyarakat Indonesia dapat melihat bahwa dengan sumber daya alam yang ada dan dengan sentuhan perancang perhiasan dari Indonesia yang sebenarnya dapat menciptakan keindahan yang berkualitas.
Ditahun 2016, mahkota yang digunakan diganti dan untuk pertama kalinya, 3 besar pemenang menggunakan mahkota yang berbeda warna namun dengan desain yang sama. Bentuk mahkota baru terinspirasi dari Candi Borobudur yang dipersembahkan oleh Emas Putih PLG. Berikut makna perbedaan warnanya[2] :
- Warna merah pada mahkota Puteri Indonesia 2016 melambangkan keberanian rakyat Indonesia untuk cinta kepada Indonesia.
- Warna hijau pada mahkota Puteri Indonesia Lingkungan 2016, menggambarkan hutan Indonesia yang merupakan nomor 2 terbesar di dunia setelah Brasil, serta juga menggambarkan kesejukan keberuntungan dan memberi rasa perlindungan hal tersebut sangat mewakili seorang Puteri Indonesia Lingkungan yang bertugas melindungi alam dan lingkungan Indonesia
- Warna biru pada mahkota Puteri Indonesia Pariwisata 2016 menggambarkan lautan yang ada di Indonesia yang direpresentasikan oleh gelombang ombak laut berwarna biru. Warna biru melambangkan lautan Indonesia yang indah, dinamis, dan kelembutan. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terbesar di dunia begitu juga dengan lautannya. Mahkota ini sangat mewakili seorang Puteri Indonesia Pariwisata yang bertugas mempromosikan pariwisata dan kebudayaan di Indonesia
Piala melambangkan seorang Puteri Indonesia yang cantik, berwawasan dan berkepribadian sesuai dengan wanita Indonesia. Terbuat dari bahan, untuk strukturnya : Copper plated polyester resin dan finishingnya : gold and silverplate (high grade), tingginya : 25 cm dengan membutuhkan waktu pengerjaan selama 5 minggu
Hadiah
Pemenang Puteri Indonesia akan menerima sejumlah hadiah, di antaranya rumah dinas, mobil dinas, dan sejumlah uang.
Daftar pemenang
Sepanjang sejarah penyelenggaraannya, DKI Jakarta adalah provinsi yang mengirim jumlah pemenang terbanyak dengan delapan kali gelar, kemudian disusul oleh Jawa Tengah dengan tiga gelar, serta Sumatera Barat dan Jawa Timur yang masing-masing meraih gelar sebanyak dua kali.
Berikut ini adalah pemenang Puteri Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Tahun | Nama | Daerah asal | Ajang internasional |
---|---|---|---|
2011 - 2012 | Berkas:Maria Selena.jpg Maria Selena |
Jawa Tengah | Miss Universe 2012
|
2013 | Whulandary Herman |
Sumatera Barat | Miss Universe 2013
|
2014 | Berkas:Elvira Devinamira.jpg Elvira Devinamira |
Jawa Timur | Miss Universe 2014
|
2015 | Berkas:Anindya Kusuma Putri.jpg Anindya Kusuma Putri |
Jawa Tengah | Miss Universe 2015
|
2016 | Berkas:Kezia Warouw.jpg Kezia Roslin Cikita Warouw |
Sulawesi Utara | Miss Universe 2016
|
Kontes internasional
- Catatan
- 1 : Indira Sudiro, Puteri Indonesia 1992, sebelumnya adalah juara dari Miss Asean 1991, namun ia menang sebelum terpilih menjadi Puteri Indonesia dan bukan atas nama PPI.
- 2 : Indira Sudiro, Puteri Indonesia 1992, sebenarnya mengikuti Miss Universe 1993, namun beberapa hari sebelum final ia ditarik kembali karena keikutsertaannya menjadi kontroversi di tanah air.
- 3 : Angelina Sondakh batal tampil dikarenakan tidak mendapat izin dari pemerintah.
- 4 : Pada tahun 2005, lisensi Miss World dipegang oleh Puteri Indonesia, pada tahun berikutnya lisensi dipegang oleh Miss Indonesia.
- 5 : Ananda batal tampil dalam kontes Miss Asia Pacific International karena kontes ini urung diselenggarakan.
- 6 : Ika Fiyonda putri batal tampil dalam kontes Miss Tourism International karena lisensi yang sebelumnya dipegang oleh PPI, dialihkan untuk pemenang Putri Pariwisata Indonesia.
- 7 : Kontes Miss Universe 2014 diadakan pada tanggal 25 Januari 2015, dan Miss Universe 2015 diadakan pada tanggal 20 Desember 2015.
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Putri Indonesia
Galeri
-
Mahkota sejak tahun 2016
-
Piala PPI