Batu, Likupang Selatan, Minahasa Utara

desa di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara
Revisi sejak 8 November 2016 18.34 oleh BeeyanBot (bicara | kontrib) (sejarah: perapian, replaced: dibelakang → di belakang (2), removed stub tag using AWB)


Batu merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Likupang Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia

Batu
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
KabupatenMinahasa Utara
KecamatanLikupang Selatan
Kode pos
95375
Kode Kemendagri71.06.10.2006 Edit nilai pada Wikidata
Luas3500 ha
Peta
PetaKoordinat: 1°38′10.43″N 125°0′21.85″E / 1.6362306°N 125.0060694°E / 1.6362306; 125.0060694

wilayah

sejarah

Nama desa Batu sebelumnya bernama Wadli Itang, dinamai oleh Dotu Ruruwares yang berasal dari Tikala Ares disekitar tahun 1378. Istri Ruruwares bernama Pingkan, dialah yang pertama kali menginjak wadli Itang.

  • Kemudian menyusul beberapa Dotu misalnya :
  • Dotu Mamangkey
  • Dotu Kapitoy
  • Dotu Waladow
  • Dotu Mananeke

Yang kesemuanya berasal dari Langowan. Disekitar tahun 1420 munculah Dotu Rottie. Dia mengusir orang Mangindanau (Filipina) dan menjadi panglima perang di Daerah Minahasa Utara. Dotu Rottie berasal dari Taraitak (Langowan), maasuk di daerah tonsea bersama adiknya Sulaiman Rottie, waktu itu Dotu Sulaiman masih remaja maka ia dititipkan pada Dotu Dondokambey digunung klabat dan Dotu Rottie mendapat tugas di daerah Wadli Itang dan menjadi panglima ketiga setelah menggantikan Dotu Tampanatu dan Dotu Watupongoh. setelah menjadi panglima dia mencari kekuatan panglima dari Mangindanau supaya ia bisa mundur dari daerah ini. Sesuai kepercayaan waktu itu, Dotu Rottie makan siri pinang dan air liurnya ditampung di dalam tempurung. Kemudian dia membaca dari air liurnya itu, bahwa kekekuatan panglima Mangindanau berada pada bayi yang digendongnya. Panglima dari Mangindanau adalah seorang wanita yang bernama Sarah. Kemudian dia mengambil lidi dari pohon enau lalu berangkatlah dia untuk bertempur. Sesampai di Rinondoran ia berdiri disatu pohon besar, dan dia mengajak panglima Mangindanau untuk berperang. Dia mengadakan cakalele sehingga datanglah panglima Mangindanau bersama anak yang digendong di belakang. Tiga kali dia mengelilingi pohon besar itu yang diikuti oleh panglima Mangindanau. Kemudian dia menanam lidi dan berdiri di belakang lidi itu sehingga panglima Mangindanau tidak melihatnya. Dan bergegaslah Dotu Rottie memotong leher anak yang dibawah oleh panglima Mangindanau.Melihat akan hal itu panglima mangindanau segera memungut kepala anaknya dan seera menangisinya. Malam benar nasib panglima Mangandanau dengan ketidaksiapannya dia sehingga Dotu Rottie menebas lehernya. Dengan senyum penuh kemenangan Dotu Rottie pun mengabil panglima Sarah dan anaknya itu dan dibawah kepantai untuk diperlihatkan kepada anak buah Sarah. Dan sejak saat itu suku Mangindanau keluar dari tanah Minahasa. Pada tahun 1554, Portugis masuk ke Linekepan untuk berdagang. Bangsa Portugis mengundang dotu Rottie dan memintahnya agar Linekepan diganti menjadi Likupang. Yang mana alasan mengapa diambil dari kata Likupang karena Linekepan diambil dari kata LI dari kata Linekepan dan Kupang diambil karena bangsa Portugis datang dari Kupang. Besok paginya dia bangun dan alangkah terkejutnya dia begitu melihat semua pegunungan disekitar situ mengeluarkan asap. Dikiranya ada musuh, setelah dicek semua gunung yang mengeluarkan asap ternyata disitu ada orang Minahasa yang kesemuanya berasal dari Langowan. Mereka semuanya akhirnya dikumpulkan untuk mendirikan sebuah perkampungan. Dotu Rottie pertama-tama meletakan pinang dibatu besar yang sekarang jaga VI untuk menunggu jawaban dari burung Manguni, tetapi burung ini menjawab jauh dari tempat yang diminta yang sekarang dinamai jaga II. Ditempat ini ia mendapat jawaban dikayu besar diatas kepalanya, maka ia menanam Tawaang sebagai tanda. Dari situlah terbentuk pemimpin pemimpin desa Batu ini dan Dotu Rottie sebagai Walak dan sekaligus sebagai Walian. Dotu Rottie meninggal pada usia 136 tahun dan digantikan oleh menantunya Walak Wuwung suami dari Dotu Ramey. Walak ketiga adalah dotu Kinati selanjutnya Walak keempat adalah Dotu Rumambi. Mereka semua adalah anak dari Dotu Rottie. Setelah Walak semuanya meninggal maka diganti oleh Tunduan yang didamping oleh mitra kerjanya Tonaas (ahli berobat). Berikut nama-nama Tunduan : Welem Rottie Albert Moniaga Daniel Rottie Alexander Hermanus Kalalo. Tunduan terahir dan diganti menjadi Hukum Tua. Hukum Tua desa Batu berdasarkan surat Wedana Tonsea dari Maumbi. Sebulan kemudian Alexander Hermanus Kalalo pada saat itu Hukum Tua karena memegang dua jabatan yaitu sebagai Tunduan dan Hukum Tua.

  • Berikut nama-nama Hukum Tua selanjutnya :
  • Estevanus Sampelan
  • Robert Yohanes Assa (2 Periode)
  • Gustaf Rottie (6 bulan)
  • Welem Rottie
  • Petrus Nelwan (2 periode)
  • Jidon Sampelan
  • Yobert Hanry Sampelan
  • Welem Wem Sundalangie
  • Kawilaran R Sampelan
  • Yan Ponto Tooy
  • Yohan P Makarau
  • K. Sampelan
  • Dolfie R Makarau
  • Alfrets Lensun
  • Jerry Nixon Sampelan (Hukum Tua Sekarang)