Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2016

Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat yang ke-58
Revisi sejak 9 November 2016 09.19 oleh Johnstad Di Maria (bicara | kontrib) (infobox)

-->

Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2016
8 November 2016
538 anggota Electoral College
270 untuk menang
Jajak pendapat
Kandidat
 
Calon Donald Trump Hillary Clinton
Partai Republik Demokrat
Negara bagian New York New York
Pendamping Mike Pence Tim Kaine
Suara elektoral 289[1][2] 218[1]
Suara rakyat 57.613.077 56.868.674
Persentase 48,0% 47,2%
Peta persebaran suara
Peta hasil pemilihan presiden. Merah menunjukkan negara bagian yang dimenangi Trump/Pence, Biru menunjukkan negara bagian yang dimenangi Clinton/Kaine. Angka menunjukkan electoral votes di setiap negara bagian. Electoral college akan memilih pada 19 Desember 2016. * 3 dari suara elektoral Maine diperolah Clinton/Kaine sementara 1 sisanya diperoleh Trump/Pence.
Presiden petahana
Barack Obama

Demokrat

Presiden terpilih

Donald Trump
Republik

Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2016 diadakan pada hari Selasa, 8 November 2016 dan menjadi pilpres empat tahunan ke-58.

Pada 9 November 2016, pukul 3.00 waktu Timur AS, Donald Trump telah mengamankan lebih dari 270 suara elektoral, dari 538 elektor di electoral college, cukup untuk membuat dia terpilih sebagai presiden terpilih Amerika Serikat.[3][4]

Di usianya 70 tahun, Trump menjadi orang tertua yang terpilih sebagai presiden di periode pertama, melebihi Ronald Reagan, yang berusia 69 tahun ketika dia menang di pemilihan tahun 1980. Trump menjadi presiden kelima yang lahir di negara bagian New York, setelah Martin Van Buren, Millard Fillmore, Theodore Roosevelt, dan Franklin D. Roosevelt; dan presiden kedua yang lahir di New York City setelah Theodore Roosevelt. Trump juga menjadi presiden ketiga, setelah James K. Polk di tahun 1844 dan Richard Nixon di tahun 1968, yang memenangi pemilu walau kalah di negara asalnya.

Partai Demokrat

Calon

 
Partai Demokrat
Partai Demokrat
Hillary Clinton Tim Kaine
Calon presiden Calon wakil presiden
 
 
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
ke-67
(2009–2013)
Senat Amerika Serikat dari Virginia
(2013–sekarang)
Slogan
 
[5][6][7]

Partai Republik

Calon

 
Partai Republik
Partai Republik
Donald Trump Mike Pence
Calon presiden Calon wakil presiden
 
 
Ketua
The Trump Organization
(1971–sekarang)
Gubernur Indiana ke-50
(2013–sekarang)
Slogan
 
[8][9][10]

Partai Libertarian

Mantan Gubernur New Mexico Gary Johnson, calon presiden dari Libertarian tahun 2012, menyatakan bahwa ia akan maju lagi tahun 2016 jika tidak terpilih tahun 2012.[11]

Kandidat independen

Mantan pegulat profesional dan Gubernur Minnesota Jesse Ventura menyatakan bahwa, jika kerja kerasnya dapat mengamankan akses kotak suara untuknya di 50 negara bagian, serta partisipasi dalam debat presiden, ia akan maju tahun 2016.[12]

Swing States

Kampanye presiden umumnya berfokus pada sebagian negara bagian yang bukan menjadi basis massa partau, yang biasanya disebut swing states.[13] Beberapa diantaranya adalah: Florida, Iowa, Nevada, North Carolina, dan Ohio.[14][15] Florida merupakan swing state terbesar dan dimenangkan oleh presiden yang terpilih sejak 1996. Ohio juga merupakan swing state yang berpengaruh sejak 1964. Negara bagian tersebut dianggap kompetitif karena memiliki fluktuasi suara dan tidak menjadi basis suara suatu partai.

Beberapa pandangan dari pakar politik berkembang selama pemilihan pendahuluan mengenai swing states.[16] Dari hasil pemilihan presiden tahun 2004 sampai 2012, umumnya Partai Demokrat dan Republikan memulai dari negara bagian yang dianggap aman.[17][18] Margin yang diperlukan untuk menentukan suatu negara bagian tersebut dapat disebut sebagai swing state sangat samar, namun berbagai faktor dapat menentukan.[19][20] Negara bagian bersayap kiri di Sabuk Rust menjadi lebih konservatif, karena Trump menarik perhatian pekerja kerah biru.[21] Mereka berjumlah besar di populasi Amerika Serikat dan menjadi faktor utama nominasi Trump sebagai presiden. Kampanye Trump membuat dia menang di negara bagian Demokrat, dan pendukungnya terkadang tidak menidentikkan dirinya sebagai Republikan.

Di Maine dan Nebraska, elektor dibagi menjadi dua, yaitu untuk pemenang keseluruhan suara dan pemenang dari masing-masing distrik kongresional dengan satu suara elektor.[22] Semua negara bagian lainnya memberikan semua suara elektor kepada calon dengan suara tertinggi.[23] Media memberitakan bahwa kedua kandidat akan berfokus pada Florida, Pennsylvania, Wisconsin, Ohio dan North Carolina,[24][25] walau fokus kampanye dapat berubah tergantung pada pemilihan.

Di antara negara bagian Republik, sasaran potensial bagi Demokrat antara lain Distrik kongresional kedua Nebraska, Georgia, dan Arizona.[26] Dari hasil jajak pendapat menunjukkan Trump tidak mendapat banyak suara di negara yang umumnya memilih Republik seperti Utah. Hal tersebut menjadi pertana negara bagian tersebut akan memilih Clinton.[27] Banyak analis yang berpendapat bahwa Utah tidak menjadi pilihan utama Demokrat.[28][29] Namun hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan suara untukEvan McMullin meningkat dan turunnya suara Trump[30] setelah adanya skandal video Access Hollywood.

Referensi

  1. ^ a b "Presidential Results". NBC. Diakses tanggal November 9, 2016. 
  2. ^ "Election results 2016". CNN. Diakses tanggal November 9, 2016. 
  3. ^ "Presidential Election Results: Donald J. Trump Wins". The New York Times. Diakses tanggal 9 November 2016. 
  4. ^ "Trump wins White House in astonishing victory". 
  5. ^ Chozick, Amy. "Hillary Clinton Announces 2016 Presidential Bid". The New York Times. Diakses tanggal 12 April 2015. 
  6. ^ Karni, Annie (12 April 2015). "Hillary Clinton formally announces 2016 run". Politico. Diakses tanggal 18 April 2015. 
  7. ^ "Hillary Rodham Clinton FEC filing" (PDF). FEC. 13 April 2015. Diakses tanggal 13 April 2015. 
  8. ^ "Donald Trump is running for president". Business Insider. 16 Juni 2015. Diakses tanggal 16 Juni 2015. 
  9. ^ "Donald Trump announces presidential bid". The Washington Post. 16 Juni 2015. Diakses tanggal 16 Juni 2015. 
  10. ^ "Donald Trump FEC filing" (PDF). FEC.gov. 22 Juni 2015. Diakses tanggal 24 Juni 2015. 
  11. ^ Moody, Chris (2012-10-02). "Libertarian candidate Gary Johnson open to running for president again in 2016". The Ticket. Yahoo! News. Diakses tanggal 7 November 2012. 
  12. ^ Forbes (2012-9-17). "Jesse Ventura For President In 2016?". Forbes. 
  13. ^ Abramowitz, Alan (August 2, 2012). "Do Presidential Campaigns Matter? Evidence From the 2008 Election". Sabato's Crystal Ball. Diakses tanggal November 8, 2014. 
  14. ^ Silver, Nate (June 29, 2016). "2016 Election Forecast - FiveThirtyEight". 
  15. ^ "Who Will Be President?". The New York Times. August 30, 2016. 
  16. ^ "The 2016 Results We Can Already Predict". POLITICO Magazine. Diakses tanggal June 11, 2016. 
  17. ^ "2016 Presidential Election Interactive Map". 270toWin.com. Diakses tanggal June 11, 2016. 
  18. ^ "Larry J. Sabato's Crystal Ball » The Electoral College: The Only Thing That Matters". www.centerforpolitics.org. Diakses tanggal June 11, 2016. 
  19. ^ Levin, Sam (March 21, 2016). "Why Mormons in America's most conservative state could turn a Trump stronghold questionably Democratic". the Guardian. Diakses tanggal June 11, 2016. 
  20. ^ Roche, Lisa Riley (March 20, 2016). "Poll: Utah would vote for a Democrat for president over Trump". DeseretNews.com. Diakses tanggal June 11, 2016. 
  21. ^ Frum, David. "The Great Republican Revolt" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal August 3, 2016. 
  22. ^ Doherty, Brendan (July 31, 2012). "President Obama's Disproportionate Battleground State Focus Started Early, Echoed Predecessors' Actions". Monkey Cage. Diakses tanggal November 4, 2014. 
  23. ^ Yglesias, Matthew (November 8, 2014). "A totally legal, totally shady way that Republicans could ensure Hillary Clinton's defeat". Vox. Diakses tanggal November 8, 2014. 
  24. ^ Haberman, Maggie (July 30, 2016). "Electoral Map Gives Donald Trump Few Places to Go". The New York Times. Diakses tanggal July 31, 2016. 
  25. ^ Challan, David (July 20, 2016). "Road to 270: CNN's new electoral college map". CNN. Diakses tanggal July 31, 2016. 
  26. ^ Balz, Dan (January 18, 2014). "The Republican Party's uphill path to 270 electoral votes in 2016 elections". The Washington Post. Diakses tanggal October 3, 2014. 
  27. ^ Villa, Lissandra (July 10, 2016). "Why Utah Doesn't Like Donald Trump". Time. Diakses tanggal July 18, 2016. 
  28. ^ "Hillary Clinton's path to victory". Diakses tanggal August 3, 2016. 
  29. ^ Kondik, Kyle; Skelley, Geoffrey; Sabato, Larry (May 3, 2015). "The 2016 Results We Can Already Predict". Politico. Diakses tanggal September 22, 2015. 
  30. ^ "A new poll shows a tie in Utah. Be skeptical. Be amazed". 

Pranala luar