Long Isun, Long Pahangai, Mahakam Ulu

kampung di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
Revisi sejak 1 Desember 2016 12.01 oleh 202.95.143.166 (bicara) (Profil desa)


Kampung Long Isun adalah Kampung yang terdapat dalam sungai Melaseh, salah satu cabang sungai Mahakam sebelah Kanan Mudik. Kampung ini terletak disebelah kanan Mudik sungai Melaseh.

Long Isun
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Timur
Mahakam UluMahakam Ulu
KecamatanLong Pahangai
Kode Kemendagri64.11.05.2004 Edit nilai pada Wikidata
Luas77.046- km²
Jumlah penduduk423- jiwa
Kepadatan423- jiwa/km²

Berdasarkan cerita secara turun temurun, kampung Long Isun berasal dari sebelah utara. Pada jaman dahulu, nenek moyang orang dayak sering berpindah–pindah tempat dengan alasan mencari kehidupan yang lebih baik ditempat baru atau ditempat sebelumnya sering terjadi bencana atau musibah yang tak kunjung usai.

Awal kisah mereka menyeberang sungai atau hulu sungai Mahakam dengan membuat Jembatan Penyeberangan. Ketika menyeberang, dan warga yang telah sampai ke seberang mendengar ada anjing menyalak Payau, lalu ada Warga yang telah menyeberang menyuruh warga berjaga–jaga karena ada anjing sedang menyalak atau mengonggong Payau. Sedangkan warga yang belum Menyeberang mendengar menjaga ada ‘Ayau’ (musuh) lalu Jembatan yang di buat di putuskan sehingga warga yang belum menyeberang kembali dan menetap di sungai Balui sehingga di sebut Kayaan Balui, sedangkan warga yang sudah menyeberang dan tinggal di sungai Mahakam di sebut Kayaan Mekaam (bahasa keseharian Kayaan Mekaam dengan Kayaan Balui memiliki kesamaan). Awal perjalanan Kampung Long Isun menetap di Apau Kayaan :  

1.      Apau Kayaan selang waktu turun temurun dan Apau Kayaan menetap disungai Gelaat cabang sungai Boh sebelah kiri mudik.

2.      Sungai Gelaat beberapa tahun kemudian naik ke hulu sungai Melaseh menetap digunung Batoq Palaaq alias Batoq Masaan atau Batu Masan.

3.      Batoq Palaaq (Batoq Masaan) beberapa tahun kemudian kembali menyusuri sungai Melaseh dan menetap di Long Isun kanan mudik sungai Melaseh cabang sungai Mahakam.

4.      Long Isun (Long Asun) selang waktu pindah lagi ke Lulau Paku’.

5.      Lulau Paku’ selang waktu berpindah kembali Long Isun. Pada saat perpindahan kembali ke long isun ini sebagian Penduduk ada yang pindah langsung ke Batoq Ketut.

6.      Setelah bebrapa tahun di Long Isun kemudian pindah kembali ke Lulau Paku’.

7.      Dari Lulau Paku kemudian pindah lagi ke Long Isun. Pada saat perpindahan ini sebagian Penduduk pindah ke Letang Lung. Selang waktu Batoq Ketut dan Letang Lung, masyarakatnya terjadi tawar menawar atau tarik menarik perpindahan hingga tercapai kata mufakat lalu keduanya menetap di Long Pahangai, sesuai aturan yang dari Letang Lung tinggal di Naha Seklat dan yang dari Batoq Ketut tinggal di sebelah ilir.

8.      Long Isun selang waktu terjadi perpindahan penduduk sebagian ke Naha Aruq yang di pimpin oleh Hang Lasah (Batang Arung).

9.      Long Isun yang masih tetap di Long Isun dipimpin oleh Ding Devung. Konon cerita Ding Devung adalah Raja Pertama dalam buku Boven Mahakam: Ding Devung Uma’ Suling peranakan Long Gelaat sebagai wakil dari Uvat Igang dalam persetujuan tanda tangan pembagian wilayah Tahun 1916.

2.1.2. Sumber Daya Alam

Kampung  Long Isun merupakan salah satu kampung  di Kecamatan Long Pahangai Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur, memilik luas 80.049 ha², dengan 423 jiwa/km². Secara geografis Kampung Long Isun berbatasan dengan wilayah sebagai berikut :

1.     Sebelah Utara, berbatasan dengan Kampung Naha Aruq;

2.     Sebelah Timur, berbatasan dengan Kampung Long Pahangai I ;

3.     Sebelah Selatan, berbatasan dengan Sungai Mahakam; dan

4.     Sebelah Barat, Berbatasan dengan Sungai Melaseh.

Secara Administratif, wilayah Kampung Long Isun terdiri dari 3 (tiga) Rukun Tetangga. Terdiri atas RT 1 dan 2 di Kampung Long Isun luar (Datah Suling ) dan RT 3 berada di Long Isun dalam (Kampung Lama).

               Secara umum Tipologi Kampung Long Isun terdiri dari perladangan, perkebunan, perikanan dan perdagangan.

Long Isun adalah salah satu kampung di kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Long Isun adalah kampung hasil perpindahan dari sungai melaseh. Tahun 1992 pindah ke datah suling melalui program pemerintah dan bergabung dengan 2 kampung lainnya yakni naha aruq dan lirung ubing. Pemuda/i long isun rata-rata mengenyam pendidikan hingga S1 bahkan hingga S2. Namun terkadang terkendala oleh biaya yang tidak sedikit namun dapat terbantu oleh program beasiswa Kaltim Cemerlang dan Beasiswa Pemerintah Kab. Mahakam Ulu. Di long isun rata-rata penduduknya memiliki mata pencaharian dengan bertani ladang berpindah. Menjaga ekosistem alam dan kelestariannya merupakan ciri khas yang selalu dijunjung tinggi di Long Isun. Walaupun dengan sistem ladang berpindah akan tetapi memiliki batasan akan pembuatan lahan baru yang digunakan sebagai ladang. Dalam hal seni dan budaya, sebagai masyarakat suku Dayak Bahau Uma' Suling, Long Isun memegang teguh adat istiadat dan kepercayaan nenek moyang dahulu walaupun dalam konteksnya mereka memiliki agama yakni mayoritas menganut Katolik. Dari segi kekayaan alam dan objek wisata alam, Long Isun menyimpan kekayaan wisata alam yang sangat banyak dan masih alami. Sehingga wilayah Long Isun merupakan bagian dari banyak wilayah di Kalimantan Timur sebagai "Heart of Borneo". Sungai-sungai yang melintasi kampung hingga menuju kampung sebelum berpindah ke Datah Suling atau sungai Melaseh. Wilayah Long Isun juga memiliki satwa-satwa liar yang dilindungi. Kampung Long Isun setiap tahunnya meneyelenggarakan kegiatan seni dan budaya yakni Hudoq yang merupakan ciri khas seni dan budaya dari Kabupaten Mahakam Ulu. Long isun juga memiliki berbagai wisata alam, baik air terjun, maupun pegunungan (ujat situn red.)

Perkembangan penduduk dan infrastruktur didalam wilayah Kampung Long Isun cukup signifikan. Dibidang infrastruktur, pembangunan dibantu oleh dana desa yang dikelola sendiri oleh pemerintah kampung sehingga pembangunan menjadi lebih terarah dan berkembang dengan baik. Kegiatan masyarakat pada tahun 2015 dalam usaha pertanian khususnya perkebunan banyak dikuasai oleh perkebunan rakyat komoditi kakao. Hal ini tentu saja ditunjang oleh tingkat kesuburan tanah yang masih terjaga dan lahan yang digunakan masih luas. Kakao dalam perkembangannya di kampung long isun merupakan tanaman yang dapat dijumpai di areal lahan perladangan milik petani, dimana kakao ditumpang sari kan dengan tanaman padi gunung. Kurangnya informasi terkait dengan budidaya kakao mempengaruhi hasil produksi yang dimilikii oleh petani di Long Isun akan tetapi karena lebih menjanjikan mereka tetap berusaha untuk membudidayakan komoditi kakao.