Kabupaten Bireuen

kabupaten di Indonesia, di pulau Sumatera
Revisi sejak 4 Desember 2016 03.30 oleh 202.67.44.7 (bicara) (saya menambahkan sejarah berdirinya bireuen)

Kabupaten bireuen pada catatan sejarah dikenal menjadi daerah jeumpa. Dahulu jeumpa merupakan sebuah kerajaan mungil di aceh. Berdasarkan ibrahim abduh pada ikhtisar radja jeumpa, kerajaan jeumpa terletak di desa blang seupeung, kecamatan jeumpa, kabupaten bireuen.

Kerajaan-kerjaan kecil pada aceh tempo dulu termasuk jeumpa mengalami pasang surut. Apalagi sesudah kehadiran portugis ke malaka di tahun 1511 m yg disusul dengan kedatangan belanda. Secara de facto belanda menguasai aceh pada tahun 1904, yaitu ketika belanda bisa menduduki benteng kuta glee pada batee iliek, di bagian barat kabupaten bireuen.

Kemudian menggunakan surat keputusan vander guevernement general van nederland indie lepas 7 september 1934, aceh dibagi sebagai enam afdeeling (kabupaten) yang dipimpin sang seseorang asisten residen. Salah  satunya ialah afdeeling noord kust van aceh (kabupaten aceh utara) yg dibagi pada tiga onder afdeeling (kewedanan).

Kewedanan dikepalai oleh seseorang countroleur (wedana) yaitu: onder afdeeling bireuen (sekarang kabupaten bireuen), onder afdeeling lhokseumawe (sekarang kota lhokseumawe) serta onder afdeeling lhoksukon (kini   jadi mak   kota aceh utara).

Selain onder afdeeling tersebut, terdapat jua beberapa wilayah ulee balang (zelf bestuur) yg bisa memerintah sendiri terhadap daerah dan  rakyatnya, yaitu ulee balang keureutoe, geureugok, jeumpa serta peusangan yang diketuai oleh ampon chik.

Pada masa pendudukan jepang istilah afdeeling diganti dengan bun, onder afdeeling diganti dengan gun, zelf bestuur diklaim sun. Sedangkan mukim dianggap kun serta gampong diklaim kumi.

Sehabis indonesia merdeka pada tahun 1945, aceh utara diklaim luhak, yg dikepalai oleh kepala luhak sampai tahun 1949. Lalu, sesudah belanda mengakui kedaulatan indonesia melalui konferensi meja bundar  di 27 desember 1949, dibentuklah negara republik indonesia serikat (ris) menggunakan beberapa negara bagian. Galat satunya adalah negara bagian sumatera timur, aceh serta sumatera utara tergabung didalamnya dalam provinsi sumatera utara.

Lalu melalui undang-undang darurat angka 7 tahun 1956 wacana pembentukan daerah otonom setingkat kabupaten pada provinsi sumatera utara, maka dibentuklah daerah taraf ii aceh utara.

Eksistensi aceh dibawah provinsi sumatera utara mengakibatkan rasa tidak puas masyarakat aceh. Para tokoh aceh menuntut agar aceh berdiri sendiri menjadi sebuah provinsi. Hal ini pula yg kemudian memicu terjadinya pemberontakan darul islam/tentara islam indonesia (pada/tii) pada tahun 1953.

Pemberontakan ini baru padam setelah keluarnya keputusan perdana menteri republik indonesia angka 1/missi/1957 perihal pembentukan provinsi daerah  aceh serta aceh utara menjadi salah  satu wilayah taraf dua, bireuen masuk dalam daerah kabupaten aceh utara.

Baru di tahun 1999 bireuen menjadi kabupaten tersendiri sehabis tanggal asal aceh utara selaku kabupaten induk, pada 12 oktober 1999, melalui undang undang angka 48 tahun 1999.

Kabupaten bireuen terletak pada jalur banda aceh [1] medan yg di apit sang tiga (3) kabupaten, yaitu kabupaten bener meriah, kabupaten pidiy jaya serta kabupaten aceh utara yg membentuk bireuen menjadi wilayah transit yang maju.

Daerah tingkat dua pecahan aceh utara ini termasuk wilayah agraris. Sebesar 52,2 persen wilayah bireuen adalah daerah pertanian. Syarat itu jua yang membuat 33,05 % penduduknya bekerja pada sektor agraris. Sisanya tersebar pada berbagai lapangan perjuangan mirip jasa perdagangan dan  industri.

Asal 5 kegiatan di lapangan usaha pertanian, tanaman pangan memberi kontribusi   terbesar buat pendapatan kabupaten bireuen. Produk andalan bidang ini adalah padi serta kedelai menggunakan luas tanaman sekitar 29.814 hektar.

Sentra produksi padi ada di kecamatan samalangan, peusangan, dan  gandapura. Buat pengairan sawah, kabupaten ini memanfaatkan tujuh sungai yang seluruh bermuara ke selat malaka. Keliru satunya, irigasi pante lhong, yang memanfaatkan air krueng peusangan. Padi dan  kedelai ialah komoditas primer di kabupaten ini.

Bireuen jua dikenal sebagai daerah penghasil pisang. Paling poly terdapat pada kecamatan jeumpa. Pisang itu diolah jadi keripik. Sebab itu juga bireuen dikenal sebagai daerah Produsen keripik pisang. Komoditas spesial   lainnya adalah giri matang, homogen jeruk bali. Buah ini hanya terdapat di matang geulumpangdua.

Potensi kelautan pula sangat menjanjikan. Untuk menopang hal itu di kecamatan peudada dibangun pusat pendaratan ikan (ppi). Selain itu terdapat jua budi daya udang windu. Sementara buat pengembangan industri, pemerintah kabupaten bireuen memakai daerah gle geulungku menjadi areal pengembangan. Buat kawasan rekreasi, bireuen memperlihatkan pesona krueng simpo serta batee iliek. 2 sungai yang menyajikan panorama latif.

Daerah pecahan aceh utara ini juga dikenal sebagai kota juang. Majemuk kisah heroik terekam pada catatan sejarah. Benteng pertahanan di batee iliek adalah wilayah terakhir yg diserang belanda yang menyisakan kisah kepahlawan pejuang aceh dalam menghadapi belanda.

Kisah heroik lainnya, ada pada kubu syahid lapan di kecamatan simpang mamplam. Pelintas jalan medan-banda aceh, seringkali menyinggahi tempat ini buat ziarah. Pada kuburan itu, delapan syuhada dikuburkan. Mereka wafat pada tahun 1902 waktu melawan pasukan marsose, belanda.

Kala itu delapan syuhada tadi berhasil menewaskan pasukan marsose yang berjumlah 24 orang. Tetapi, saat mereka mengumpulkan senjata berasal tentara belanda yg meninggal itu, mereka diserang sang pasukan belanda lainnya yang tiba asal arah jeunieb.

Kedelapan pejuang itu pun syahid. Mereka adalah : tgk panglima prang rayeuk djurong bindje, tgk belia lem mamplam, tgk nyak bale ishak blang mane, tgk meureudu tambue, tgk balee tambue, apa sjech lantjok mamplam, muhammad sabi blang mane, serta nyak ben matang salem blang teumeuleuk. Makan delapan syuhada ini terletak di pinggir jalan medan – banda aceh, tempat tambue, kecamatan simpang mamplam. Makam itu dikenal sebagai kubu syuhada lapan.

Keliru satu peninggalan situs sejarah kabupaten bireuen yaitu :

Istana tun sri lanang (rumoh krueng)

Istana tun seri lanang (raja pertama samalanga  )

Istana tun sri lanang atau yg dikenal menggunakan nama rumoh krueng ialah sebuah bangunan rumah tun sri lanang tahun 1613-1659. Yang terletak pada mukim kuta blang kecamatan samalanga.  Istana tun sri lanang terbuat dari kayu beratap rumbia yang  menghadap ke arah  selatan dengan denah persegi panjang yang ukuran 18 x 12,17 meter. Istana ini memilki bentuk atau ciri spesial   bangunan tradisional aceh : berbentuk tempat tinggal   anjung, memiliki atap tampung lima, memunyai 2 serambi atau seramoe keue dan  seramo likoet yg berfungsi seramoe keue (serambi depan) buat kawasan bertamu kaum laki-laki  dan  seramoe likoet atau serambi belakang buat tamu-tamu kaum wanita. Kemudian pada bagian tengah ada kamar tidur dalam bahasa aceh diklaim juree. Secara umum  bangunan atau istana tun sri lanang ini didominasi sang rona putih dengn pemakaian rona hijau menjadi penegasan bentuk elemen bangunan.

Makam tun srilanang

Makam tun sri lanang (raja pertama samalanga)

Pada daerah samalanga ada makam tun sri lanang, makam tun seri lanang masih dapat dijumpai pada desa meunasah lueng, kec. Samalanga, kabupaten bireuen. Tidak jauh asal kawasan makam ada masjid serta dayah kota blang yang telah menjana ramai tokoh alim-ulama. Apa yg menarik, bentuk masjid tidak sama menggunakan masjid-masjid yg terdapat di aceh. Dengan istilah lain, sangat kental dengan perbedaan makna melayu.

Tun sri lanang artinya raja pertama kerajaan samalanga. Sebenarnya beliau seseorang bendahara pada kerajaan johor. Nama aslinya merupakan tun muhammad. Dia diangkat menjadi raja samalanga pada tahun 1615.

Kabupaten Bireuen
Daerah tingkat II
Motto: 
Gemilang Datang Padamu Bila Tekad Kukuh Berpadu
Peta
Peta
Kabupaten Bireuen di Sumatra
Kabupaten Bireuen
Kabupaten Bireuen
Peta
Kabupaten Bireuen di Indonesia
Kabupaten Bireuen
Kabupaten Bireuen
Kabupaten Bireuen (Indonesia)
Koordinat: 5°05′N 96°36′E / 5.08°N 96.6°E / 5.08; 96.6
Negara Indonesia
ProvinsiAceh
Tanggal berdiri12 Oktober 1999
Dasar hukumUndang-undang No. 48 Tahun 1999
Ibu kotaKota Bireuen
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 17 Mukim=75
Pemerintahan
 • BupatiH. Ruslan M.Daud
Luas
 • Total1.899 km2 (733 sq mi)
Populasi
 ((2013))
 • Total450,544
 • Kepadatan197/km2 (510/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1110 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0644
Kode Kemendagri11.11 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 699.060.589.000.-
Situs webwww.bireuenkab.go.id

5°5′N 96°36′E / 5.083°N 96.600°E / 5.083; 96.600

Kabupaten Bireuen adalah salah satu kabupaten di Aceh, Indonesia. Kabupaten ini beribukotakan di Bireuen Kabupaten ini menjadi wilayah otonom sejak 12 Oktober tahun 1999 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara.

Kabupaten ini terkenal dengan julukan kota juangnya, namun sempat menjadi salah satu basis utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Semenjak diberlakukannya darurat militer sejak bulan Mei 2003, situasi di kabupaten ini berangsur-angsur mulai kembali normal, meski belum sepenuhnya.

Kabupaten Bireuen juga terkenal di bidang kulinernya diantaranya Mie Kocok Geurugok Rujak Manis dan Bakso Gatok (Kuta Blang) Sate Matang (Peusangan) Bu Sie Itek dan Nagasari (Kota Juang/Bireuen).

Kecamatan

Per 2004, Bireuen terdiri dari 10 kecamatan yaitu: Gandapura, Jangka, Jeumpa, Jeunieb, Juli, Makmur, Pandrah, Peudada, Peusangan dan Samalanga.

Sekarang ini Kabupaten Bireuen terdiri atas 17 kecamatan, yaitu:

  1. Samalanga
  2. Simpang Mamplam
  3. Pandrah
  4. Jeunieb
  5. Plimbang
  6. Peudada
  7. Jeumpa
  8. Kuala
  9. Kota Juang
  10. Juli
  11. Jangka
  12. Peusangan
  13. Peusangan Selatan
  14. Peusangan Siblah Krueng
  15. Kuta Blang
  16. Makmur
  17. Gandapura

Batas wilayah

Kabupaten Bireuen Memiliki Batas Wilayah Sebagai Berikut :

Utara Selat Malaka
Timur Kabupaten Aceh Utara
Selatan Kabupaten Pidie dan Kabupaten Bener Meriah
Barat Kabupaten Pidie Jaya

Pemerintahan

Bupati

1. Drs. H. Hamdani Raden

(Pj.Bupati Periode 1999 - 2002)

2. Drs. H. Mustafa A. Glanggang

(Bupati Periode 2002 - 2007)

3. Drs. H. Nurdin Abdurrahman, M.Si

(Bupati Periode 2007 - 2012)

4. H. Ruslan M. Daud

(Bupati Periode 2012 - 2017)

Wakil Bupati

1. Drs. H. Amiruddin Idris, SE, M.Si

 (Wakil Bupati Periode 2002 - 2007)

2. Drs. H. Busmadar Ismail

 (Wakil Bupati Periode 2007 - 2012)

3. Ir. H. Mukhtar, M.Si

 (Wakil Bupati Periode 2012 - 2017)

Referensi

Sumber

Pranala luar