Batalyon Infanteri 744

Batalyon Infanteri Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti atau Yonif Raider Sus 744/SYB merupakan pasukan elite pertempuran Infanteri yang berada dibawah kendali Kodam IX/Udayana. Berdiri pada tanggal 24 Januari 1978, semasa Timor Timur masih menjadi bagian dari NKRI batalyon ini bermarkas di Lospalos, Timor Timur sekarang Timor-Leste. Batalyon ini diperkuat 7 kompi. Markas Komando Batalyon berada di Dusun Tofi, Desa Wedomu, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, di atas lahan seluas 58 hektar dan berada di ketinggian 179 meter DPL.

Batalyon Infanteri Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti
Berkas:Gambar Batalyon Infanteri 744.png
Lambang Yonif Raider Sus 744/SYB
Dibentuk24 Januari 1978
NegaraIndonesia
CabangTNI Angkatan Darat
Tipe unitSatuan Tempur Infanteri
Bagian dariBrigif 21/Komodo
MayonTofi, Desa Wedomu, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu
MotoSatya Yudha Bhakti
Situs webwww.yonif744-brigif21.blogspot.com
Tokoh
Danyonif RK 744 SybLetkol Inf Parada Warta Nusantara Tampubolon, S.H
Wadan Yonif RK 744 SybMayor Inf Mohamad Tamami

Saat ini, Yonif Raider Sus 744/SYB ini di bawah komando Brigif 21/Komodo. Di area Mako Yonif Raider Sus 744/SYB saat ini telah berdiri aula serbaguna yang merupakan sumbangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di atas tanah seluas 700 meter persegi. Dilihat dari langit, pelataran Mako Yonif 744/SYB itu ditulisi 'Yonif 744 Samodok.[1] Presiden RI ke-6 Jenderal TNI (Purnawirawan) Susilo Bambang Yudhoyono pernah menjadi komandan batalyon ini, dari 1986-1988.

Setelah Timtim lepas dari NKRI, Batalyon Infanteri yang selalu mencatat prestasi gemilang dalam operasi penumpasan kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Timtim tetap dipertahankan eksistensinya oleh Pangdam Udayana (waktu itu) Mayjen TNI Kiki Syahnakri. Meski Korem 164/Wiradharma Timtim ikut dilikuidasi seiring dengan lepasnya Timtim dari NKRI, namun Yonif 744/Satya Yudha Bhakti tetap dipertahankan dan akhirnya menjadi bagian dari pasukan organik Korem 161/Wirasakti Kupang.

Penyergapan Nikolau Lobato

Salah satu prestasi batalyon ini adalah turut serta dalam penyergapan yang menewaskan Presiden Fretilin, Nikolau Lobato pada Januari 1979. Penyergapan dilakukan bersama dengan pasukan Kopassus di bawah pimpinan Kapten Inf. Prabowo Subianto (sekarang Letjen TNI). Saat itu, Yonif 744 dipimpin oleh Mayor Yunus Yosfiah telah hampir 2 minggu melakukan pengejaran terhadap pasukan Fretilin di Maubisse Kecil. Pasukan yang beroperasi di sektor ini antara lain Yonif 744/Satya Yudha Bhakti, Yonif 700/Linud, Yonif 401/Raider dan Tim Nanggala-28 (Kopassus).

Tanggal 30 Desember 1978 pukul 05.00 Komandan Tim Nanggala-28, Kapten Inf. Prabowo Subianto melaporkan kepada Danyonif 744/Satya Yudha Bhakti, Mayor Inf. Yunus Yosfiah (sekarang Letjen TNI) tentang adanya pergerakan pasukan Fretilin ke arah selatan. Hari itu juga Komandan Sektor Tengah, Kolonel Inf. Adolf Sahala Rajagukguk (sekarang Letjen TNI) segera memerintahkan pengepungan terhadap sasaran Formasi pasukan TNI waktu itu :

  1. Tim Nanggala-28 (Kopassus)di sisi utara
  2. Yonif 700/Linud dan Yonif 401/Raider di sisi timur
  3. Yonif 744/Satya Yudha Bhakti sebagai ujung tombak serangan

Pada hari itu Peleton I Kompi B Yonif 744 yang dipimpin Sersan Maudobe terlibat kontak senjata yang mengakibatkan sejumlah musuh tewas. Di antara mayat yang berhasil ditembak Sersan Maudobe terdapat mayat Nikolau Lobato. Mayat Nikolau Lobato berhasil dikenali oleh Prajurit Dua Gutteres (tamtama pembawa radio). Dalam pengejaran ini dilibatkan pula satuan helikopter yang mengangkut secara mobil pasukan.

Markas Komando

Markas komando awalnya berada di Taibesi, Dili. Setelah jajak pendapat 1999, Yonif 744/SYB pindah ke Kupang, lalu pindah lagi ke Naibonat, Atambua pada 2005, dan akhirnya pindah lagi ke Dusun Tofi, Desa Wedomu, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu sampai sekarang.

Komandan

  1. Mayor Inf M. Yunus Yosfiah (12 Nopember 1977-19 April 1979.
  2. Mayor Inf H. Abdul Rifai (16 Juli 1979-9 Mei 1980.
  3. Mayor Inf Pande Made Latra (9 Mei 1980-1 Oktober 1981.
  4. Mayor Inf Ismanto R. (1 Oktober 1981-1 Juli 1982.
  5. Mayor Inf Sumarno (1 Juli 1982-1 Mei 1983.
  6. Mayor Inf Bambang Supriadi (1 Mei 1983-1 Mei 1984.
  7. Mayor Inf Anwir Sudarminto (1 Mei 1984-5 Februari 1986.
  8. Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (5 Februari 1986-7 April 1988.
  9. Letkol Inf M.K. Sirait (7 April 1988-29 Juni 1989.
  10. Mayor Inf Syahril B. Peliung (29 Juni 1989-20 April 1992.
  11. Mayor Inf Wibowo (20 April 1992-16 Juni 1993.
  12. Letkol Inf Soekotjo H.S. (16 Juni 1993-20 Juli 1994
  13. Letkol Inf Agus Basuki (20 Juli 1994-11 Maret 1995.
  14. Mayor Inf Adi Mulyono (11 Maret 1995-15 Juni 1995.
  15. Letkol Inf Endar Priyanto (15 Juni 1995-1 Juli 1996.
  16. Letkol Inf Akhmad Mas Agus (1 Juli 1996-1 Agustus 1998.
  17. Mayor Inf Yakraman Yagus, Pjs (1 Agustus 1998-18 Juni 2000.
  18. Letkol Inf Muchlis Henry C (18 Juni 2000-16 Juni 2001.
  19. Letkol Inf Suparno (16 Juni 2001-3 Januari 2003.
  20. Letkol Inf Yulius Wijayanto (3 Januari 2003-1 Maret 2005.
  21. Letkol Inf Ferdinandus Ginting (1 Maret 2005-2007)
  22. Letkol Inf Yunianto (2007-2010)
  23. Letkol Inf Asep Nurdin (2010-11 Mei 2011)
  24. Letkol Inf Andree Saputro (11 Mei 2011-6 Juli 2013)
  25. Letkol Inf Teddy Arifiyanto, S.S.IP (6 Juli 2013-7 Mei 2014)
  26. Letkol Inf Yudhi Gumilar, S.Pd (7 Mei 2014-5 Maret 2016)
  27. Letkol Inf Parada Warta Nusantara Tampubolon (5 Maret 2016-Sekarang)

Referensi

Pranala luar