Suku Ayamaru

suku bangsa di Indonesia
Revisi sejak 17 Desember 2016 05.06 oleh Verce06 (bicara | kontrib)

Suku Ayamaru merupakan salah satu suku di Papua Barat yang mendiami daerah sebelah barat dan selatan Danau Ayamaru, tepatnya di sekitar danau-danau kecil Maru Yow, Semetu dan Maru Yate. Jumlah populasinya sekitar 25.000 jiwa yang tersebar di sekitar 40 desa. Mereka menggunakan bahasa Meibrat, karena itu sering juga disebut suku bangsa Meibrat. Kata "mei" berarti bahasa dan "brat" berarti orang. Bahasa ini nampaknya terbagi lagi ke dalam beberapa dialek, seperti dialek Meituf, Meimaka, Meimaru, Meiyamon, dan Meisawit.

Suku bangsa ini hidup dari perladangan di tanahnya yang cukup subur. Selain itu danau-danau Ayamaru memberi mereka banyak ikan dan binatang buruan lain seperti bebek liar, bangau, katak, ular, babi hutan, dan sebagainya. Orang Ayamaru juga suka berdagang, terutama menukar hasil buruan berupa burung cenderawasih dengan kain-kain yang dibawa oleh pedagang suku bangsa lain. Kehidupan ekonomi mereka lebih baik daripada suku bangsa lain di sekitar itu.[1]

Kelompok kekerabatannya yang utama adalah keluarga inti, di mana pasangan baru segera membuat tempat tinggal sendiri setelah kawin. Prinsip hubungan kekerabatannya adalah bilateral. Pada masa sekarang orang Ayamaru sudah banyak yang memeluk agama Kristen.[1][2]

Referensi

  1. ^ a b Hidayah, Zulyani (April 2015). Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 41. ISBN 978-979-461-929-2. 
  2. ^ Nauw, Weldus, dan Joseph Rengkung (2013). "SANGGAR PENGEMBANGAN BUDAYA SUKU AYAMARU, AITINYO DAN AIFAT DI SORONG "ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR". Arsitektur DASENG UNSRAT Manado.