Suku Ayamaru
Suku Ayamaru merupakan salah satu suku di Papua Barat yang mendiami daerah sebelah barat dan selatan Danau Ayamaru. Jumlah populasinya sekitar 25.000 jiwa yang tersebar di sekitar 40 desa. Mereka menggunakan bahasa Meibrat, karena itu sering juga disebut suku bangsa Meibrat. Kata "mei" berarti bahasa dan "brat" berarti orang. Bahasa ini nampaknya terbagi lagi ke dalam beberapa dialek, seperti dialek Meituf, Meimaka, Meimaru, Meiyamon, dan Meisawit.
Suku bangsa ini hidup dari berladang dan menangkap ikan serta hewan-hewan liar yang berada di sekitar Danau Ayamaru. Hasil buruan seperti burung cenderawasih biasanya dijadikan barang dagangan yang ditukar dengan kain-kain yang dibawa oleh pedagang suku bangsa lain.[1] Kelompok kekerabatannya yang utama adalah keluarga inti, di mana pasangan baru segera membuat tempat tinggal sendiri setelah kawin. Prinsip hubungan kekerabatannya adalah bilateral. Pada masa sekarang orang Ayamaru sudah banyak yang memeluk agama Kristen.[1][2]
Referensi
- ^ a b Hidayah, Zulyani (April 2015). Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 41. ISBN 978-979-461-929-2.
- ^ Nauw, Weldus, dan Joseph Rengkung (2013). "SANGGAR PENGEMBANGAN BUDAYA SUKU AYAMARU, AITINYO DAN AIFAT DI SORONG "ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR". Arsitektur DASENG UNSRAT Manado.