Upacara adat Ceprotan[1] adalah salah satu tradisi masyarakat Pacitan khususnya masyarakat Desa Sekar Kecamatan Donorojo. Upacara adat ceprotan[2] digelar tiap tahun pada bulan Dzulqaidah (Longkang), pada hari Senin Kliwon[3], dalam rangka mengenang pendahulu Desa Sekar[4] yaitu Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun[5] melalui kegiatan bersih desa[6]. Upacara ini diyakini dapat menjauhkan desa tersebut dari bala dan memperlancar kegiatan pertanian yang merupakan mata pencaharian utama bagi kebanyakan penduduknya. Lokasi upacara Ceprotan yaitu di Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Kota Pacitan[7], dan jaraknya kurang lebih 40 km ke arah barat dari pusat kota.[8]

Referensi

  1. ^ Jawatimuran, Pusaka (2012-04-05). "Ceprotan, Budaya Pacitan". Pusaka Jawatimuran. Diakses tanggal 2016-12-19. 
  2. ^ "Culture : Upacara Adat Ceprotan". www.javasurfland.com. Diakses tanggal 2016-12-22. 
  3. ^ http://www.eastjava.com/tourism/pacitan/ina/ceprotan.html
  4. ^ "Sekar, Donorojo, Pacitan". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2016-02-03. 
  5. ^ Kaya, Indonesia. "Kisah Cinta Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun dalam Tari Kethek Ogleng | IndonesiaKaya.com - Eksplorasi Budaya di Zamrud Khatulistiwa". IndonesiaKaya. Diakses tanggal 2016-12-15. 
  6. ^ Lelono, T. M. Hari (2015-01-01). "Ruwatan Tradition: Bersih Desa, Local Wisdom of Disaster Mitigation". Berkala Arkeologi. 35 (2). ISSN 0216-1419. 
  7. ^ Pacitanku (2012-12-07). "Upacara Ceprotan, pesta rakyat sarat makna". Pacitanku. Diakses tanggal 2016-12-19. 
  8. ^ https://pacitanisti.wordpress.com/tentang/sejarah/upacara-adat-ceprotan/