Templat:Infobox artis indonesia Heru Sugiarto Sudjarwo, S.Sn., M.A. (lahir 4 November 1958) atau lebih dikenal dengan nama Heru Sudjarwo adalah sutradara dan penata produksi film berkebangsaan Indonesia. Dia mengawali karier sebagai penata artistik film bioskop bersama sutradara Sjumandjaja, Wim Umboh, dan Franky Rorimpandey. Heru merupakan perancang disain Piala Njoo Han Siang (2004) dan Piala Citra Festival Film Indonesia (2008).[1][2][3]

Latar belakang

Heru Sudjarwo lahir di Purwokerto, 4 November 1958 dengan nama Heru Sugiarto. Sudjarwo adalah nama ayahnya yang seorang penyandang ‘Bintang Sakti’, sebuah penghargaan bagi seorang tentara saat pembebasan Irian Barat yang melampaui panggilan tanggung jawabnya yang disematkan sebagai nama profesional. Sebelum usia sekolah, ia telah belajar menggambar wayang dari kakeknya, Raden Salam Boenawas. Sutradara dan Penata Produksi anggota Karyawan Film dan Televisi Indonesia (KFT) ini menyelesaikan pendidikan di IKIP pada jurusan senirupa tahun 1980 dan mengawali karier profesionalnya sebagai penata artistik film bioskop menghasilkan karya di antaranya: Bukan Sandiwara (1981), RA. Kartini (1982), Wolter Mongisidi (1983), dan Catatan Si Boy (1984). Sejak 1984 mengkhususkan diri sebagai production designer, menghasilkan karya antara lain Cinta Di Balik Noda, Titik Titik Noda, Serpihan Mutiara Retak, Bibir-bibir Bergincu, Kidung Cinta, Pengantin Pantai Biru, Rara Jonggrang, dan lain-lain.

Tahun 1986 karya-karyanya memenangi dua piala Citra Pariwara; Iklan Terbaik Produk Grup Sampoerna dan Kampanye KB Lingkaran Biru.Tahun 1990 Heru S Sudjarwo belajar teknologi digital di Vrije Universiteit Brussel Design and Applied Arts dan mendapat gelar Master of Arts (MA) melalui bea siswa yang didapatnya dari sebuah percetakan sekuritas di Jakarta,tempat dia bekerja hingga tahun 2000. Dari hasil bekerja itu, ia menyisihkan uang untuk membuat film yang dibiayai sendiri. Hasilnya, berupa gabungan antara panggung wayang golek dengan digital animasi berjudul Ekalaya dan Sumantri–Sukrasana. Dua karya itu di kemudian hari yang selalu menyulut hasratnya tetap memproduksi film dengan muatan budaya tradisi. Sumbangsih terbesar bagi dunia perfilman adalah rancangan Piala Citra yang diperebutkan insan perfilman melalui Festival Film Indonesia sejak tahun 2008 di Bandung. Selain menggambar wayang, ia juga melukis dan membuat patung. Salah satu karya patungnya pada tanggal 28 September 2009 diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dipasang di halaman Gedung Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral berjudul Monumen Energi “Anak-anak Bumi”. Dari hasil membuat patung perunggu setinggi 12 meter yang diselesaikannya selama 7 bulan ini, ia kemudian dapat menerbitkan sendiri bukunya berjudul Rupa & Karakter Wayang Purwa bersama Sumari dan Undung Wiyono (2010) yang mengukuhkan dirinya sebagai sedikit seniman yang menekuni digitalisasi wayang kulit di dunia.

Sejak 2011 hingga 2014 melalui Penerbit Yayasan Sena Wangi Jakarta, bersama Solichin ia menerbitkan 7 buah buku: Pendidikan Budi Pekerti dalam Pergelaran Wayang, Wayang Of Indonesia, Gatra Wayang Indonesia, Tokoh Wayang Terkemuka, Cakrawala Wayang Indonesia, Indonesian Wayang Horizon, dan Filsafat Wayang Sistematis. Semua buku itu berisikan tentang wayang-wayang Indonesia yang dikemas melalui pendekatan grafis modern, perpaduan teknik fotografi dengan pengetahuan sinematografi. Sejak tahun 2014 ia tinggal di kampung kelahirannya Purwokerto, Jawa Tengah dan giat menyelenggarakan workshop sinematografi serta menggambar wayang secara digital di Tegal, Kebumen, Gombong dan sekitarnya. Selain itu, Heru juga mengajar film dan komunikasi grafis di beberapa perguruan tinggi.

  • Bukan Sandiwara (penata artistik, 1981)
  • R.A. Kartini (penata artistik, 1982)
  • Wolter Monginsidi (penata artistik, 1983)
  • Catatan Si Boy (penata artistik, 1984)
  • Cinta di Balik Noda (desainer produksi)
  • Titik-titik Noda (desainer produksi)
  • Serpihan Mutiara Retak (desainer produksi)
  • Bibir-bibir Bergincu (desainer produksi)
  • Kidung Cinta (desainer produksi)
  • Pengantin Pantai (desainer produksi)
  • Jaka Geledek (desainer produksi)
  • Lengger (sutradara)
  • KB Lingkaran Biru (sutradara, film iklan)
  • Sampoerna A (sutradara, film iklan)
  • Bank Surya Nusantara (sutradara, film iklan)
  • Bomba (sutradara, film iklan)
  • Tabungan Danamas (sutradara, film iklan)
  • Ekalaya (sutradara, film gabungan panggung wayang golek dan animasi digital)
  • Bambang Sumantri (sutradara, film gabungan panggung wayang golek dan animasi digital)
  • Lara Gendis (sutradara, sinetron)
  • Sarokah (sutradara, TV play)
  • Full Moonlight Sensation (sutradara, docutaintment)

Karya piala

Penghargaan

  • Piala Citra Pariwara untuk iklan produk Sampoerna (1986)
  • Piala Citra Pariwara untuk iklan layanan masyarakat Kampanye KB Lingkaran Biru (1986)

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Website resmi FFI, diakses 25 Februari 2015
  2. ^ Republika: Tujuh Film Dicoret dari Daftar Peserta FFI 2008, diakses 25 Februari 2015
  3. ^ Wisata Indonesia: Festival Film Indonesia 1982, diakses 25 Februari 2015