Gusrizal Gazahar
H. Gusrizal Gazahar, Lc., MA. (lahir 13 Agustus 1973) adalah seorang ulama, mubalig, dan pengajar Indonesia. Ia adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia Sumatera Barat periode 2015-2020 sejak 11 Maret 2016.[1] Ia adalah lulusan MAPK Koto Baru, Padang Panjang dan Universitas Al-Azhar, Mesir. Ia sempat menjadi dosen di IAIN Imam Bonjol, Padang.[2]
Gusrizal Gazahar | |
---|---|
Berkas:Buya Gusrizal Gazahar.jpg | |
Lahir | 13 Agustus 1973 Panyakalan, Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Etnis | Minangkabau |
Zaman | Abad Modern |
Jabatan | Ketua MUI Sumbar, Penceramah, dosen |
Firkah | Sunni |
Alma mater | Universitas Al-Azhar, Mesir |
Kehidupan awal
Gusrizal Gazahar lahir di Kabupaten Solok, Sumatera Barat dari ayah H. Gazahar dan ibu almarhum Hj. Marlini.[3] Selepas menyelesaikan pendidikan menengah atas di Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK) Koto Baru, Padang Panjang, ia meyambung pendidikan di Universitas Al-Azhar, Mesir.[1]
Pendidikan
Di Sumbar, Gusrizal dikenal pakar di bidang usul fikih.[3] Dia mengisahkan, apa yang diraihnya sekarang merupakan hasil dari pelajaran panjang.
Mulai dari MAPK Koto Baru, Drs Muhammad Nur merupakan guru pertama yang memperkenalkan ilmu ini kepadanya. Pengembangan dan pendalaman ilmu ini kemudiannya didapatkannya dari Rektor Al-Azhar Prof. Dr. Abdul Fattah Husayniy al-Syaikh dan Dr. Ahmad Ali Thaha Rayyan.[3]
”Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin dan Prof Dr. H. Nasrun Haroen juga sangat banyak berperan dalam memperkaya wawasan keilmuan saya di bidang ini,” ujarnya.
Selain itu, untuk ilmu fikih, di antara guru yang berpengaruh besar dalam membentuk keilmuan ini pada dirinya di Fakultas Syariah Univiversitas Al-Azhar adalah Dr. Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Prof Dr. Nasr Farid Muhammad Washil.[3]
Namun di samping itu, ilmu fikih juga didalaminya melalui halaqah Syaikh Sayyid Sabiq pengarang Fiqh al-Sunnah dan murajaah langsung kepada Ketua Lajnah Fatwa Al-Azhar yang digelari Malik al-Fatwa (Raja Fatwa) yaitu Syaikh Athiyah Shaqr.[3]
Dari sekian banyak para guru (masyayikh) yang dikunjungi dan diikutinya dalam pengembaraan mencari ilmu, tanpa mengecilkan peran guru manapun, dia mengakui yang paling berpengaruh mengembangkan mawhibah (talenta) ilmiah dia adalah Syaikh Ismail al-Adawiy dan Syaikh Athiyah Shaqr.[3]
Sedangkan Fiqh al-Sirah ini adalah di antara ilmu yang berada di luar konsentrasi formal perkuliahan namun sangat disenangi oleh beliau. Syaikh Muhammad al-Ghazali merupakan ulama Mesir yang ditemui oleh Gusrizal Gazahar dalam mendalami ilmu ini.[3]
Karier
Saat ini, Gusrizal mengasuh pengajian “al-Nadwah li ‘Izzat al-Islam” Kota Bukittinggi. Ia juga dipilih sebagai Ketua Umum MUI Sumbar Periode 2015-2020.[3][1]
Pria yang akrab dipanggil Buya Gusrizal Gazahar ini sangat gigih dalam program babaliak basurau (kembali ke surau) yang digagasnya. Untuk mewujudkan itu, dia sudah memulainya.
Yaitu melalui Surau Gusrizal Gazahar yang beralamat di Jalan Bypass Loweh, Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi. Surau itu dibangun berkat kerjasama jamaah yang sudah bersama dengan Gusrizal Gazahar sejak 2003 lalu.[3]
“Jadi, Senin sampai Kamis saya di Padang, Jumat sampai Minggu saya di Bukittinggi. Saya ada di surau itu. Jamaah dan masyarakat bisa menemui saya di sana,” ujarnya.
Karya ilmiah
Setelah mendalami berbagai pendidikan, Gusrizal pun sudah menghasilkan beberapa karya ilmiah, di antaranya:[3]
- Konsep Modal dalam Sistem Ekonomi Islam
- Petunjuk Praktis Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah
- Menelisik Ilmu Ushul al-Fiqh (Pengantar Sejarah Ilmu Ushul)
- Kumpulan Nasehat Buya Gusrizal
Referensi
- ^ a b c "Alumni MAPK Padang Panjang Pimpin MUI sumatera Barat". Ikamapokus.or.id. 11 Maretc2016. Diakses tanggal 29 Januari 2017.
- ^ Gazahar, Gusrizal (15 April 2015). "IAIN Imam Bonjol Nasibmu". Diakses tanggal 29 Januari 2017.
- ^ a b c d e f g h i j Sukrial, Hijrah Adi (14 Februari 2016). "Ajak Istri dan Anak Berdakwah, Selalu Ingin Berada di Tengah Umat". Padang Ekspres. Diakses tanggal 29 Februari 2017.