Jawa (nama)

Revisi sejak 29 Januari 2017 19.00 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Djawa dewasa ini biasa digunakan untuk mengacu pada Pulau DJawa, suku DJawa dan hal-hal yang terkait (seperti Budaya DJawa dan Bahasa DJawa). Namun makna kata ini, dan kata lain yang asalnya sama seperti Jaba, Zabag dan Jawi sebenarnya berbeda-beda, tergantung pada waktu dan tempat.Kata-kata tersebut tidak hanya merujuk pada pulau Jawa, tetapi juga bisa berarti Sumatera, bahkan Nusantara.

Di Arab Jawa merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut tidak hanya pulau Jawa tetapi juga pulau-pulau lainnya di Nusantara. Sebutan ini juga mencakup wilayah Sumatera dan Pattani Darussalam

Pattani Raya (Bani Fathoni)

Istilah Jawi juga digunakan untuk huruf Arab yang sudah disesuaikan untuk penulisan Bahasa Melayu (Huruf Jawi). Di Thailand Selatan logat Melayu setempat disebut sebagai bahasa Yawi (baca Jawi).

Penduduk Nusantara sendiri kemungkinan pernah menggunakan kata Jawa untuk menyebut tidak hanya pulau Jawa sekarang, tetapi juga pulau-pulau lain. Kata Jawa diperkirakan berasal dari kata Proto-Malayo-Polynesia *awaq dengan awalan i-, dan dapat diterjemahkan sebagai "Pulau-pulau luar". Ini sesuai dengan hipotesis bahwa pemukim Kepulauan Nusantara berasal dari utara. Dalam hal ini mereka akan menganggap pulau-pulau yang belum dijelajahi ini sebagai "pulau luar". Kemudian makna kata ini menyempit menjadi hanya pulau Jawa sekarang.[1]

Dalam Ramayana Valmiki sudah menyebutkan nama Yavadvipa (Jawadwipa), atau Pulau Yava (jelai). Sekilas ini nama yang sesuai dengan Jawa sebagai penghasil padi. Namun deskripsi tentang Yavadvipa sebagai "tanah tujuh raja, dengan emas dan perak dan tambang-tambangnya" lebih cocok untuk Sumatera yang juga sudah dikenal sebagai penghasil emas. Ramayana juga menyebut Suvarnadvipa, namun agaknya kedua nama ini dirancukan.[2]

Hal yang sama juga terjadi di wilayah Indocina. Inskripsi Champa tertanggal tahun 787 menyebutkan serangan dari Jvâ, namun istilah Khmer kuno ini agaknya tidak membedakan Jawa modern dengan Sumatera.[2]

Sumber-sumber Arab menyebut kerajaan Jaba dan Zabaj yang dapat diidentifikasi sebagai Sumatera. Abû Rayhân al-Bîrûnî (973-1048) mengaitkan Zabaj dengan Sumatera, dengan menyebutkan pulau tersebut dikenal oleh orang India sebagai Suwarna Dib (Suvarnadvipa). Pada saat Marco Polo melewati Sumatera, dia mengenalnya sebagai Java Minora.[2]

Ibnu Batutah, ketika mendarat pertama kali di Sumatera pada abad ke-14, menyebutkan bahwa dia menginjak "tanah orang-orang Jawa" (jazirat al-jawa). Dia juga kemudian menyebutkan nama Mul Jawa ("Jawa yang pertama"), yang bisa diidentifikasi sebagai Pulau Jawa, tetapi juga sebagai Sumatera Timur [2]

Beberapa entitas lain yang memakai nama "Jawa":

Referensi

  1. ^ Sergey Kullanda (Russian Academy of Sciences), Nusântara or Java? The acquisition of the name (abstrak makalah)
  2. ^ a b c d Laffan, Michael (2005). "Finding Java: Muslim nomenclature of insular Southeast Asia from Śrîvijaya to Snouck Hurgronje" (PDF). Asia Research Institute, National University of Singapore. Diakses tanggal 3 Oktober. 

Lihat pula