Salamanca (populasi 156,007 (2002)) adalah sebuah kota Castilian di Spanyol tengah, ibu kota provinsi Salamanca di komunitas otonom Castile-Leon.

Salamanca: Plaza Mayor

Kota ini didirikan pada jaman sebelum Roma oleh orang-orang Vaceos, sebuah suku setempat, sebagai satu dari sepasang benteng untuk mempertahankan wilayah mereka dekat Sungai Duero (benteng satunya lagi menjadi Zamora). Pada abad ke-3 SM, Hannibal menyerang kota ini. Dengan jatuhnya Karthago ke tangan Roma, kota ini mulai menjadi pusat komersial penting.

Kota ini terletak di dataran tinggi dekat sungai Tormes, yang dilewati oleh sebuah jembatan sepanjang 500 kaki dengan 26 "arch", 15 di antaranya adalah berawal dari orang Roma, dan sisanya dibangun sejak abad ke-16.

Sebuah tempat pusat di kota, Plaza Mayor dikenal sebagai ruang keluarga Salmantinos (penduduk Salamanca). Tempat tersebut dibangun oleh Andres Garcia de Quifiones pada awal abad ke-18; plaza ini dapat meampung 20.000 orang, waktu itu untuk melihat pertandingan banteng, sekarang ini digunakan untuk mengadakan konser, dan merupakan salah satu lapangan terbaik di Eropa. Salamanca sering dianggap sebagai salah satu kota Renaissance paling spektakuler di Eropa. Selama berabad-abad bangunan "batupasir" memancarkan warna keemasan yang memberikan Salamanca nama julukan La Ciudad Dorada, kota emas.

Towers of the Old and New Cathedrals



In 1218, Alfonso IX of Castile founded the first Christian university in Iberia here, the university, (illustration, bottom right), which is regaining some of the prestige it lost under Franco, Salamanca having been a bastion of his supporters. Under the patronage of the learned Alfonso X, its wealth and reputation greatly increased (1252-1282), and its schools of canon law and civil law attracted students even from the Universities of Paris and Bologna. At the height of the university, in the 16th century, one in five of Salamanca's residents was a student, and the city's fortunes depended on those of the university. About the time Christopher Columbus was lecturing there on his discoveries, Hernán Cortés took classes at Salamanca, but returned home in 1501 at age 17, without completing his course of study, looking for something to do. (About ten years later the conquistador Francisco Vásquez de Coronado]] was born in the city.) It was scholars of the University, heavilly influenced by the Paris-based Scottish philosopher John Mair, who established in Spanish law (at the Council of Burgos, 1512) the right to life and liberty of the indigenous peoples of America - perhaps the first ever international statement of human rights. Miguel de Unamuno was a student here as was Miguel de Cervantes. Ignatius Loyola, while studying at Salamanca in 1527, was brought before an ecclesiastical commission on a charge of sympathy with the alumbrados, but escaped with an admonition. In the next generation St John of the Cross studied at Salamanca and so did the poet and writer Mateo Aleman.

Berkas:Salamanca-univ.jpg
The main façade of the Universidad de Salamanca

Di biara Augustinian terletak kuburan Pangeran dan Putri de Monterrey, oleh Alessandro Algardi.

Dalam Perang Jazirah, bagian dari perang Napoleon, Pertempuran Salamanca yang terjadi pada 22 Juli 1812 merupakan kegagalan yang serius bagi Prancis, dan kegagalan besar bagi Salamanca, yang markas baratnya rusak parah.

Kota ini cukup besar untuk memberikan berbagai keuntungan dari sebuah kota sungguhan, tetapi pada saat yang sama kota ini mempertahankan keintiman kehidupan sebuah desa. Sejak 1923, "Los Charros" (yang resminya bernama Union Deportiva Salamanca (Persatuan Olahraga Salamanca), menjadi tim sepakbola dari kota ini.

Di Salamanca, penduduknya dikatakan bicara bahasa Spanyol paling murni di Spanyol, yakni bahasa Castilian, sebuah reputasi yang dimiliki bersama Valladolid. Oleh karena itu Salamanca banyak dikunjungi oleh orang-orang dari seluruh dunia yang ingin belajar bahasa Spanyol.

Sejak 1996, Salamanca ditetapkan sebagai tempat arsip Perang Saudara Spanyol (Archivo General de la Guerra Civil Española). Arsip ini dikumpulkan oleh rezim Francois, yang diperoleh secara selektif dari bagian administratif dari berbagai lembaga dan organisasi pada masa Perang Saudara Spanyol sebagai sebuah pernagkat penindas yang digunakan terhadap berbagai kelompok dan individu yang menentang: kaum republikan dari berbagai pihak, para anggota perserikatan, kaum komunis, liberal, Freemason, nasionalis Basque dan Catalonia, dll. [1]

Pada 2002 Salamanca bersama dengan Bruges mendapatkan gelar Ibu kota Budaya Eropa.

Pranala luar

Universitas:

Museum:

Electronic editions of local newspapers: