2 Samuel 24

Revisi sejak 2 Februari 2017 23.24 oleh JThorneBOT (bicara | kontrib) (Pranala luar: clean up using AWB)

2 Samuel 24 (atau II Samuel 24, disingkat 2Sam 24) adalah bagian terakhir dari Kitab 2 Samuel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk Nabi-nabi Awal atau Nevi'im Rishonim [נביאים ראשונים] dalam bagian Nevi'im (נביאים; Nabi-nabi).[1][2]

Teks

  • Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
  • Pasal ini terdiri dari 25 ayat.
  • Berisi riwayat Daud yang menjadi raja atas seluruh Israel, terutama hal pendaftaran penduduk, hukuman serta penghentian tulah.
  • Pasal ini dan yang lain mulai dari pasal 21 berisi kisah-kisah pelengkap yang berkaitan dengan masa pemerintahan Daud. Kisah-kisah itu tidak disajikan sesuai dengan urutan peristiwa; sebaliknya kisah-kisah itu merupakan lampiran dari 1 dan 2 Samuel. Beberapa peristiwa yang tercantum terjadi pada bagian awal pemerintahan Daud.[3]

Waktu

  • Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi pada masa pemerintahan raja Daud, sekitar tahun 1000-960 SM.

Struktur

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 1

Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: "Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda."[4]

Perhatikan hal-hal berikut mengenai dosa Daud dalam menghitung jumlah rakyatnya:

  1. Di sini dikatakan bahwa Allah telah menghasut Daud, sedangkan dalam 1 Tawarikh 21:1 dikatakan bahwa Iblis "membujuk Daud untuk menghitung orang Israel." Kadang-kadang Allah memakai Iblis untuk mencapai maksud-maksud ilahi-Nya dengan mengizinkan Iblis menguji umat Allah (bandingkan Ayub 1:12; 2:6; Matius 4:1–11; 1 Petrus 4:19; 5:8). Allah rupanya mengizinkan Iblis untuk mencobai Daud karena kesombongannya dan ketidakpercayaannya kepada Allah. Kehendak Daud ikut terlibat dalam dosa ini (2 Samuel 24:3–4; 1 Tawarikh 21:3–4), karena ia dapat melawan Iblis.
  2. Disebutnya "murka Tuhan terhadap Israel" menunjukkan bahwa Israel telah melakukan suatu pelanggaran berat terhadap Allah. Murka Allah hanya bangkit apabila manusia berbuat dosa, dan bangsa itu rupanya telah melakukan sesuatu yang membuat mereka patut menerima hukuman ini (sekalipun dosa yang mereka perbuat tidak disebutkan).
  3. Sifat dosa Daud mungkin berupa kesombongan, terungkap
  • (a) dalam kepemimpinannya atas suatu bangsa yang kuat dan berjumlah besar, dan
  • (b) dalam meninggikan dan menyombongkan diri atas berbagai prestasi dan kekuatannya yang besar. Daud bermegah di dalam kemampuan manusia dan jumlah yang besar, bukan dalam kuasa dan kebenaran Allah.[3]

Ayat 24

Tetapi berkatalah raja kepada Arauna: "Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dari padamu dengan membayar harganya, sebab aku tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa." Sesudah itu Daud membeli tempat pengirikan dan lembu-lembu itu dengan harga lima puluh syikal perak.[5]

Referensi silang: 1 Tawarikh 21:24–25
Di sini dicatat bahwa Daud membayar Arauna (atau Ornan di Kitab 1 Tawarikh pasal 21) sebanyak 50 syikal perak[6] untuk membeli tempat (rumah) pengirikan dan lembu-lembu. Rumah itu rupanya langsung dibongkar untuk mendirikan mezbah bagi TUHAN dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan (ayat 25).[7] Sesuai anjuran Arauna, lembu-lembu itu digunakan untuk korban bakaran, dan eretan-eretan pengirik dan alat perkakas lembu untuk kayu bakar (ayat 22).[8]
Di Kitab 1 Tawarikh pasal 21 dicatat keterangan yang lain, yaitu

"Daud memberikan kepada Ornan sebagai bayaran tempat itu emas seberat enam ratus syikal."[9]

Dengan bayaran emas seberat 600 syikal[10] rupanya yang dibeli adalah bidang tanah yang menjadi milik Arauna, di mana bangunan tempat pengirikan dan juga kandang lembu-lembunya berdiri. Tujuan Daud membeli seluruh tanah itu dicatat dalam 1 Tawarikh 22:1:

Lalu berkatalah Daud: "Di sinilah rumah TUHAN, Allah kita, dan di sinilah mezbah untuk korban bakaran orang Israel."[11]

Jadi di tempat itulah Daud merencanakan untuk membangun rumah atau Bait Allah yang kelak dilaksanakan oleh putranya, raja Salomo.[12] Dari Kitab 2 Tawarikh (2 Tawarikh 3:3–4) dapat diperkirakan luas tanah yang dibeli oleh Daud. Landasan bangunan utamanya saja seluas 60 hasta x 20 hasta (sekitar 30 x 10 meter), dan jika ditambah pelataran, maka diduga tanah itu seluas kurang lebih 1000 meter persegi. Bila masih ditambah dengan luas tanah untuk istana Salomo dan beberapa bangunan lain, seperti Rumah Hutan Libanon, yang disebutkan di 1 Raja-raja 7-8, maka keseluruhan menjadi beberapa kali lipat lebih luas.[13]

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  4. ^ 2 Samuel 24:1
  5. ^ 2 Samuel 24:24
  6. ^ Nilai 50 syikal perak kurang lebih 10 juta rupiah jika dihitung pada tahun 2012.
  7. ^ 1 Samuel 24:25; 1 Tawarikh 21:26
  8. ^ 1 Samuel 24:22; 1 Tawarikh 21:23
  9. ^ 1 Tawarikh 21:25
  10. ^ Nilai 600 syikal emas kurang lebih 6 miliar rupiah jika dihitung pada tahun 2012.
  11. ^ 1 Tawarikh 22:1
  12. ^ 1 Tawarikh 22:6
  13. ^ 2 Samuel and 1 Chronicles seem to claim that David paid different prices to different individuals for the site of the temple. oleh Kyle Runge, AiG–U.S.August 23, 2011

Lihat pula

Pranala luar