Leila Khaled

Tokoh perjuangan kemerdekaan Palestina
Revisi sejak 14 Februari 2008 05.03 oleh Borgxbot (bicara | kontrib) (Robot: Cosmetic changes)

Laila Khalid (lahir di Haifa, 9 April 1944) adalah perempuan pertama asal Palestina yang membajak dua pesawat sebagai protes terhadap penjajahan Israel terhadap negerinya. Dia merupakan anggota Barisan Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP).

Berkas:Laila klalid.jpg
Laila Khalid

Pada 1940-an, di usia 15 tahun, ia bergabung dengan Gerakan Nasionalis Arab yang dimotori George Habash. Meski sempat menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Amerika di Beirut (American University of Beirut), ia lebih tertarik pada politik. Laila masuk ke PFLP yang didirikan Habash setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967. Ia mengungsi setelah Israel merebut kota kelahirannya dalam perang tahun 1948.

Aksi pertama dilakukan pada 29 Agustus 1969 dengan sasaran Boeing 737 milik maskapai Trans World Airlines bernomor penerbangan 840 dalam perjalanan Roma menuju Athena. Ia memaksa pilot mendarat di Bandar Udara Internasional Damaskus (Suriah) setelah terbang di atas Haifa. Setelah semua penumpang dan awak pesawat turun, Laila dan timnya meledakkan pesawat itu.

Laila sempat ditahan aparat keamanan Suriah. Setelah bebas, ia melakukan operasi plastik pertama untuk menyembunyikan identitas. Namun, ia kemudian melakukan misi keduanya yang berlangsung pada 6 September 1970. Bersama pria asal Nikaragua bernama Patrick Arguello, ia membajak pesawat bernomor 219 dengan rute Amsterdam ke New York milik maskapai Israel, El Al Nahas. Arguello tewas ditembak polisi Israel, sedangkan Laila diringkus dengan dua granat di tangan. Pesawat mendarat di Bandar Udara Heathrow, London. Ia dibebaskan pada 1 Oktober 1970 sebagai bagian dari pertukaran tahanan.

Ia kemudian menjadi anggota Dewan Nasional Palestina dan aktif di Forum Sosial Dunia. Setelah bercerai dengan Dokter Fayez Rasyid dan tinggal bersama kedua anaknya (Badir dan Basyar) di Amman (Yordania). Ia juga mengajar bahasa Inggris di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kuwait.

Atas keberaniannya itu, Lina Makboul (sutradara asal Swedia) membuat film dokumenter mengenai kisahnya. Film itu berjudul Leila Khaled the Hijacker (1005).

Sumber

  • Majalah Tempo, edisi 17 Desember 2006.