The Jakmania
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Keseluruhan atau sebagian dari artikel ini membutuhkan perhatian dari ahli subyek terkait. Jika Anda adalah ahli yang dapat membantu, silakan membantu perbaiki kualitas artikel ini. |
Sumber referensi dari artikel ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar. |
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
The Jakmania adalah kelompok pendukung / supporter kesebelasan sepak bola Persija Jakarta yang berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Lebak Bulus. Setiap hari Selasa dan Jumat itu merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan berkumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.[butuh rujukan] Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut.[butuh rujukan]
Nama Lengkap | The Jakmania |
Nama Beken | Jakmania / The Jak |
Didirikan | 19 Desember 1997 |
Supporter | dari Persija Jakarta |
Sekretariat | Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta Selatan |
Ketua Umum | Ir. Tauhid Indrasjarief |
Akun Twitter | @InfokomJakmania |
Sejarah
Sebelum lahirnya The Jakmania pada 1997, Persija ketika masih bernama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ) ini memiliki suporter bernama VIJers di era Hindia Belanda / Penjajahan namun setelah kemerdekaan VIJers pun menghilang setelah pergantian nama pada 1950an pada VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra) menjadi Persija Jakarta, Pada tahun 1970an Persija sempat memiliki kelompok suporter yakni Persija Fans Club (PFC) namun kelompok supporter ini mayoritas adalah keluarga pemain, penggurus klub serta artis-artis ibukota Jakarta. Melihat sedikitnya suporter Persija serta ditambah ketidak jelasnya kelompok PFC saat itu dan muncul-lah gagasan ide untuk membentuk suporter pada tahun 1997 yaitu bernama The Jakmania.
Ide terbentuknya The Jakmania muncul dari Diza Rasyid Ali, manager Persija saat itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, Sutiyoso memang sangat menyukai sepak bola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali persepakbolaan Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung.
Pada awalnya, anggota The Jakmania yang masih berstatus komunitas hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat, yaitu Gugun Gondrong yang merupakan sosok paling ideal pada saat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.[butuh rujukan]
Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.
Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief yang lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, dan 2003-2005.
Bung Ferry memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Di bawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya[butuh rujukan], The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.
Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga jelang Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7.200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2009 yaitu Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang, Pada 2010-2014 Ayah Riko atau Larico Ranggamone menjabat sebagai Ketum, Pada periode 2015-2017 Richard Achmad Supriyanto terpilih sebagai ketum namun pada akhir tahun 2016 Richard menggundurkan diri, Dengan penggundurkan dirinya posisinya saat itu di gantikan sementara oleh Plt Ketum Donal Aldiansyah atau disapa Bang Donal, Pada pertengahan Januari 2017 The Jakmania menggadakan Musyawarah Besar (Pemilihan Ketum) untuk periode 2017-2020 dimenangkan oleh Ferry Indrasjarief atau Bung Ferry.
Dengan terus menerusnya bertambah anggota Jakmania yang berasal dari Korwil - korwil di Jakarta maupun luar Jakarta. Jakmania yang sebelumnya berstatus komunitas pun mendeklarasikan diri menjadi sebuah organisasi.
Namun dalam berkembangnya The Jakmania di Indonesia maka muncullah kelompok - kelompok yang memiliki culture berbeda seperti Garis Keras, ULT(5)RAS, Tiger Bois, Orange Street Boys, Curva Sud Persija, Curva Nord Persija & Barrabravas, Jakmania bukan hanya di Jakarta mereka yang berada diluar Jakarta disebut Outsiders seperti Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor, Jawa Barat, Cirebon, Cikampek, Karawang, Garut, Bandung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Makassar, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dll ,The Jakmania juga mempunyai komunitas dari kalangan pelajar "JAK SCHOOL" dari kalangan mahasiswa "JAKAMPUS" dari kalangan pekerja kantor "JAKANTOR COMUNNITY" dari kalangan buruh "JAKMANIA PABRIK", Selain itu Jakmania juga memiki komunitas dari kalangan Transportasi Online (roda dua) seperti "GOJAK", "GRABJAK" dan "UBERJAK", Demi terjaganya loyalitas serta solidaritas suporter semua komunitas fans Persija tersebut, Kini bergabung dibawah naungan satu organisasi yaitu The Jakmania.