The Rain

Grup musik rock asal Indonesia

The Rain adalah grup musik Indonesia yang berasal dari Yogyakarta. Grup musik yang telah berusia lebih dari 15 tahun ini digawangi oleh Indra Prasta (vokal, gitar), Aang Anggoro (drum), Ipul Bahri (bass) dan Iwan Tanda (gitar, vokal). Hingga 2016, The Rain telah merilis enam album studio: Hujan Kali Ini (2003), Senandung Kala Hujan (2005), Serenade (2007), Perjalanan Tak Tergantikan (2009), Jingga Senja dan Deru Hujan (2012) dan Jabat Erat (2016). Selain enam album studio, mereka juga merilis sebuah komik banyolan berjudul Komik Cihuy Anak Band pada pertengahan 2010, disusul dengan novel The Almost Brothers pada 2011. Pada 31 Desember 2012, The Rain merilis box set THE RAIN 2000 - 2012 yang merupakan rekam jejak perjalanan mereka sejak mulai bertemu pada tahun 2000 hingga dirilisnya album kelima pada tahun 2012. Di dalam box set ini juga terdapat booklet berisi foto-foto yang belum dipublikasikan sebelumnya.

The Rain
Informasi latar belakang
Asal Indonesia
GenrePop
Tahun aktif2001 - sekarang
LabelProsound/Trinity Optima Production(2003-2008)
Nagaswara (2008-2012)
Heavy Rain Records (2013 - sekarang)
Situs webhttp://www.therain-band.com
AnggotaIndra Prasta
Iwan Tanda
Ipul Bahri
Aang Anggoro

The Rain menjadi band pertama di Indonesia yang merilis single baru di tanggal dan bulan yang sama selama tiga tahun berturut-turut. Sejak 2013 hingga 2015, The Rain merilis sebuah single pada setiap 18 November. Single kolaborasi bersama Endank Soekamti berjudul Terlatih Patah Hati dirilis pada 18 November 2013. Tepat setahun setelahnya, The Rain merilis single Gagal Bersembunyi.[1][2] Pada 18 November 2015, The Rain merilis single Penawar Letih sebagai penutup trilogi tersebut. Ketiga lagu tersebut akhirnya dirilis dalam format fisik lewat album Jabat Erat pada 10 September 2016.

Biografi

Awal Terbentuk

Selepas lulus SMA pada pertengahan 1998, Indra Prasta hijrah dari kampung halamannya ke Jogja. Di kota itu, Indra yang sedang ingin belajar gitar diperkenalkan seorang temannya pada Iwan Tanda, seorang gitaris lokal. Indra mendapati bahwa Iwan menggemari Gin Blossoms, sama seperti dirinya. Iwan yang saat itu baru saja membentuk band bernama No Rain mengajak Indra bergabung mengisi posisi vokalis. Sebelumnya Iwan sendiri yang mengisi bagian vokal di demo lagu-lagu No Rain. Selain Iwan dan Indra, No Rain juga beranggotakan Olive (bass), Iko (gitar) dan Dian (Drum). Setelah mereka berlima bubar pada tahun 2000, Iwan dan Indra bertemu Aang Anggoro dan Ipul Bahri di studio Alamanda, tempat di mana mereka biasa latihan. Mereka berempat sepakat memulai sebuah band baru. Setelah beberapa kali manggung, akhirnya mereka sepakat menggunakan nama The Rain. Nama The Rain pertama kali digunakan saat mereka manggung di sebuah acara di lembah UGM pada tanggal 31 Desember 2001.

Hujan Kali Ini

Album pertama The Rain, Hujan Kali Ini, dirilis pada tahun 2003 dan menelurkan banyak hits seperti Dengar Bisikku, Jangan Pergi, Terima Kasih Karena Kau Mencintaiku dan Coba Lupakan Kamu. Album ini mendapatkan Golden Award dan terjual sebanyak 140 ribu kopi. Lewat album perdana ini mereka mulai sering manggung ke berbagai penjuru Indonesia. Beberapa lagu di album ini dipakai menjadi theme song beberapa sinetron, salah satunya adalah sinetron berjudul Cintaku Di Kampus Biru. Lagu Dengar Bisikku hingga bertahun-tahun kemudian masih mendapat airplay yang tinggi di banyak radio.

Senandung Kala Hujan

Tahun 2005, dua tahun setelah album pertama dirilis, The Rain menyelesaikan album Senandung Kala Hujan, dengan hits seperti Tolong Aku, Kau Buat Aku Menunggu dan Bulan Sabit. The Rain semakin matang di panggung dan semakin serius menggarap konsep pertunjukan mereka. Sebagian besar konser mereka saat itu tercatat sold out.

Serenade dan Pergantian Label

Dua tahun kemudian, pada tahun 2007, album Serenade dirilis. Lagu Terlalu Indah, Dan Biar Esok Menjadi Misteri dan Persimpangan mendapat airplay yang tinggi di banyak radio di seluruh Indonesia. Sebuah album yang mendapat review yang positif di banyak media. Tak lama kemudian, The Rain menjadi nominator dalam IKONTM ASEAN Music Initiative Awards. Pada tahun 2008, The Rain menjadi nominator Bands Who Can Free Their Voice dalam sebuah festival musik tahunan di Indonesia, bersama dengan J-Rocks, Padi, Nidji dan beberapa band lain. Tak lama kemudian, The Rain terlibat dalam tur Rising Stars. Di pertengahan tahun 2008, setelah menyelesaikan kontrak 3 album dengan label Prosound/Trinity Optima Production, mereka berpindah label ke Nagaswara.

Perjalanan Tak Tergantikan dan Proyek Komik

Di awal 2009, album Perjalanan Tak Tergantikan dirilis. Lagu Boleh Saja Benci dipilih menjadi single pertama album ini. Untuk video klip lagu ini, The Rain mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai pemrakarsa penggunaan payung terbanyak dalam sebuah video klip. Tak lama setelah dirilis, Boleh Saja Benci masuk dalam Top 10 RBT terlaris di salah satu provider seluler. Kemudian disusul oleh single Meninggalkan Cerita Ini, Percaya dan Perjalanan Tak Tergantikan. [3][4]
Pada bulan Juli 2010, secara mengejutkan mereka merilis Komik Cihuy Anak Band, sebuah komik banyolan tentang realita dunia anak band di Indonesia. Komik ini menjadi bahasan di skala nasional, mengundang perhatian dari banyak pihak karena mengangkat hal-hal yang selama ini jarang diangkat. Lewat Komik Cihuy Anak Band, nama The Rain mulai diperhitungkan sebagai band yang membawa sesuatu yang beda di industri musik Indonesia.[5][6]

Novel The Almost Brothers dan Jingga Senja dan Deru Hujan

Beberapa bulan setelah merilis Komik Cihuy Anak Band, The Rain merilis sebuah single baru berjudul Bermain dengan Hatiku. Di single ini, The Rain kembali ke nuansa lagu di album-album awal mereka dahulu. Sebuah lagu mellow dengan orkestrasi yang menghanyutkan. Indra mengaku terpengaruh musik Gilbert O'Sullivan pada saat menulis lagu tersebut. Pada tahun itu juga, The Rain merilis single religi mereka yang berjudul Ingat Allah dengan balutan musik Alt. Country.
Pengerjaan album kelima The Rain tertunda karena jadwal The Rain dan kesibukan masing-masing personel. Tak lama setelah menyelesaikan tur 40 titik di pertengahan 2011, The Rain baru mulai merekam album kelima mereka yang diberi judul Jingga Senja dan Deru Hujan. Pada 31 Desember 2011, tepat di ulangtahun The Rain yang kesepuluh, Indra merilis sebuah novel komedi berjudul The Almost Brothers. Novel ini diangkat dari Komik Cihuy Anak Band. Lalu pada 22 Februari 2012, 3 tahun setelah album Perjalanan Tak Tergantikan, album Jingga Senja dan Deru Hujan akhirnya dirilis. Album ini menjadi penanda perjalanan satu dekade The Rain.

Trilogi 18 November 2013-2015

Setelah memutuskan kontrak dengan Nagaswara, The Rain mendirikan label indie mereka sendiri, diberi nama Heavy Rain Records. Sebuah single baru berjudul Terlatih Patah Hati mulai dikerjakan di pertengahan 2013. Di tengah proses pengerjaan, Stephan Santoso dari Musikimia bergabung sebagai produser. Lalu mereka mengajak Endank Soekamti‒‒sahabat seperjuangan beda genre dari Jogja‒‒untuk ikut mengisi suara di beberapa bagian lagu. Proses rekamannya cukup unik. Kirim-mengirim data rekaman. Setelah basic tracks direkam di Jakarta, hasilnya dikirim ke Jogja di mana Endank Soekamti mengisi bagian vokal mereka. Lalu hasilnya dikirim balik ke Jakarta untuk proses mixing dan mastering. Terlatih Patah Hati dirilis pada 18 November 2013 oleh Heavy Rain Records dengan kerja sama titip distribusi dengan GP Records. Tak lama setelah dirilis, Single tersebut memuncaki chart banyak radio di seluruh Indonesia. Pada bulan Juni 2014, The Rain mendapatkan nominasi Anugerah Musik Indonesia 2014 untuk kategori Kolaborasi Pop/Urban Terbaik lewat single tersebut. Dalam gelaran tahunan HAI Music Awards yang digelar oleh majalah HAI, Terlatih Patah Hati mendapatkan penghargaan sebagai Single of the Year.

Tepat setahun setelah Terlatih Patah Hati dirilis, The Rain merilis single Gagal Bersembunyi pada 18 November 2014. Video klip Gagal Bersembunyi merupakan sekuel dari video klip Terlatih Patah Hati. Tak lama setelah dirilis, Gagal Bersembunyi dinominasikan sebagai Song of the Year dalam ajang Indonesian Choice Awards 2015. Dibulan November 2015 The Rain kembali mengeluarkan single dengan judul Penawar Letih.

Pada 18 November 2015, The Rain merilis Penawar Letih sebagai penutup trilogi 18 November 2013-2015. Lagu ini menuturkan cerita yang berbeda dari Terlatih Patah Hati dan Gagal Bersembunyi, namun memiliki pesan penyemangat yang sama: Menertawakan getirnya hidup akan memperingan langkah. Dipilih menjadi penutup trilogi, Penawar Letih terinspirasi dari hiruk-pikuk kehidupan di kota besar yang menyisakan banyak cerita.

Suasana swadaya terlihat kental di penggarapan trilogi ini, terutama pada Penawar Letih. Setelah menyepakati timeline dan menyocokkan jadwal pribadi masing-masing, kuartet asal Jogja ini mulai bergerak. Seluruh proses yang ada, mulai dari workshop, rekaman hingga mixing dan mastering, dari pengerjaan artwork hingga rilisan pers, dari desain website hingga pengerjaan merchandise terbaru, dan berbagai hal lainnya, dilakukan secara bergotong-royong.

Lewat trilogi 18 November 2013-2015 ini, The Rain ingin membuktikan bahwa terlepas dari bagaimanapun kondisi industri musik Indonesia, selalu ada cara untuk berbicara lewat karya, tanpa mencari sensasi lewat hal-hal tidak penting.

Jabat Erat

Setelah trilogi 18 November, The Rain merayakan 15 tahun perjalanan mereka lewat album Jabat Erat yang dirilis pada 10 September 2016. Trilogi 18 November yang sebelumnya hanya dirilis secara digital, akhirnya dirilis dalam format fisik lewat album ini. Album Jabat Erat dikerjakan selama 3,5 tahun dan merupakan album pertama The Rain yang dirilis dengan cara indie lewat Heavy Rain Records. Single Berkunjung ke Kotamu dirilis sebagai penanda rilisnya album ini. Dilanjutkan dengan single Getir Menjadi Tawa Bila Kubersamanya. Di album ini, The Rain merekam sebuah lagu yang berjudul Jabat Erat sebagai ucapan terima kasih pada fans mereka yang biasa dipanggil TheRainKeepers.

Diskografi

  • Hujan Kali Ini (2003) - Hit singles: Dengar Bisikku, Terima Kasih Karena Kau Mencintaiku, Jangan Pergi.
  • Senandung Kala Hujan (2005) - Hit singles: Tolong Aku, Bulan Sabit, Kau Buat Aku Menunggu.
  • Serenade (2007) - Hit singles: Terlalu Indah, Persimpangan, Dan Biar Esok Menjadi Misteri.
  • Perjalanan Tak Tergantikan (2009) - Hit singles: Boleh Saja Benci, Meninggalkan Cerita Ini, Percaya, Perjalanan Tak Tergantikan.
  • Jingga Senja dan Deru Hujan (2012) - Hit singles: Bermain dengan Hatiku, Sepanjang Jalan Kenangan, Bila Hatimu, Perempuan Hujan.
  • Terlatih Patah Hati feat. Endank Soekamti (single, 2013)
  • Gagal Bersembunyi (single, 2014)
  • Penawar Letih (single, 2015)
  • Jabat Erat (2016)

Pranala luar

Referensi