Yehezkiel 22 (disingkat Yeh 22) adalah bagian dari Kitab Yehezkiel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Berisi perkataan nabi (dan juga imam) Yehezkiel bin Busi, yang turut dibawa ke dalam pembuangan oleh Kerajaan Babilonia pada zaman raja Yoyakhin dari Kerajaan Yehuda dan raja Nebukadnezar dari Babel sekitar abad ke-6 SM.[1][2]

Yehezkiel 22
Kitab Yehezkiel 30:13–18 pada suatu naskah bahasa Inggris dari awal abad ke-13, MS. Bodl. Or. 62, fol. 59a. Teks bahasa Ibrani disalin sebagaimana dalam kodeks bahasa Latin. Terjemahan bahasa Latin ditulis di bagian marjin.
KitabKitab Yehezkiel
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
26

Teks

  • Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
  • Pasal ini dibagi atas 31 ayat.
  • Berisi firman TUHAN yang diterima oleh Yehezkiel mengenai dosa-dosa Yerusalem.
  • Yerusalem telah menjadi kota penuh kekerasan dan bermacam-macam kefasikan. Tidak ada lagi rasa hormat akan hal-hal yang kudus, keluarga, golongan miskin atau melarat. Kebejatan seksual merajalela, dan penipuan serta penyuapan adalah peristiwa biasa. Semua ini terjadi karena bangsa itu telah meninggalkan Allah dan Firman-Nya. Karena itu, Allah sedang menyerahkan kota tersebut kepada hukuman dan kebinasaan yang berat. Dewasa ini keadaan sosial dan rohani dari kota-kota di seluruh dunia mirip dengan keadaan Yerusalem kuno. Terkecuali kota-kota ini bertobat, mereka akan musnah seperti halnya Yerusalem. Bangsa-bangsa, kota-kota dan penduduk tidak dapat luput dari akibatnya jika mereka meremehkan Allah dan firman-Nya.[3]

Naskah sumber utama

Struktur

Ayat 18

"Hai anak manusia, bagi-Ku kaum Israel sudah menjadi sanga; mereka semuanya adalah ibarat tembaga, timah putih, besi dan timah hitam di dalam peleburan; s mereka seperti sanga perak."[4]
  • "Sanga" dari bahasa Ibrani: סיג atau סוג, sig atau sug, jamak: סגים; bahasa Inggris: dross:[5] logam pengotor atau logam kurang mulia yang dipisahkan dari logam mulia, biasanya perak, dengan cara melelehkan dalam api yang sangat panas.[6][7] Sebagaimana perak dimurnikan dalam perapian untuk menyingkirkan sanga yang mengapung, sampai dapat terlihat jelas cerminan wajah si pekerja pada lelehan logam mulia tersebut, demikianlah penghakiman atas Israel dimaksudkan sebagai pemurnian;[8][9] suatu pencobaan melalui api untuk membawa umat ke dalam hubungan yang lebih sempurna dengan Allah.[10]

Ayat 26

Imam-imamnya memperkosa hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka.[11]

Bukannya setia kepada Allah dan panggilan mereka yang kudus, pemimpin-pemimpin rohani umat itu memakai jabatan mereka untuk keuntungan pribadi serta menyerahkan diri kepada kepuasan penuh dosa. Beberapa pemimpin Kristen hari ini bersalah karena dosa yang sama yang mendatangkan kecelaan besar kepada gereja.[3]

Ayat 28

Dan nabi-nabinya mengoles mereka dengan kapur dengan melihat penglihatan yang menipu dan memberi tenungan bohong bagi mereka; nabi-nabi itu berkata: Beginilah firman Tuhan ALLAH! --tetapi TUHAN tidak berfirman.[12]

Sebagai akibat dari pengapuran oleh nabi-nabi, umat itu tidak takut akan Allah atau hukuman-Nya meskipun mereka tetap dalam dosa. Dewasa ini ada pendeta yang menghibur anggota jemaat dalam dosa mereka dengan meyakinkan mereka bahwa

  • (1) semua orang berdosa;
  • (2) kita hidup dalam suatu zaman di mana mustahil hidup tanpa dosa dan kebejatan karena gelombang kejahatan melanda dengan hebat;
  • (3) kita hanya manusia dan tidak dapat diharapkan akan hidup menurut standar-standar kekudusan Allah;
  • (4) Allah mengasihi kita seperti kita ada, apapun perbuatan kita, jadi tidak perlu takut akan Dia atau hukuman-Nya; dan
  • (5) Allah tidak melihat dosa kita jikalau kita ini orang percaya karena Allah hanya melihat kebenaran Kristus.[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  2. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2. Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
  3. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  4. ^ Yehezkiel 22:18
  5. ^ Biblehub - Ezekiel 22:18
  6. ^ Brown & 1994 "סִיג".
  7. ^ Gesenius & 1979 "סִיג".
  8. ^ The New Oxford Annotated Bible with the Apocrypha, Augmented Third Edition, New Revised Standard Version, Indexed. Michael D. Coogan, Marc Brettler, Carol A. Newsom, Editors. Publisher: Oxford University Press, USA; 2007. pp. 1209-1211 Hebrew Bible. ISBN 978-0195288810
  9. ^ Ellicott's Commentary for English Readers on Ezekiel 22, accessed 30 March 2017
  10. ^ The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997. ISBN 9780840715999. p. 1367-1369.
  11. ^ Yehezkiel 22:26
  12. ^ Yehezkiel 22:28

Bibliografi

  • Bromiley, Geoffrey W. (1995). International Standard Bible Encyclopedia: vol. iv, Q-Z. Eerdmans. 
  • Brown, Francis; Briggs, Charles A.; Driver, S. R. (1994). The Brown-Driver-Briggs Hebrew and English Lexicon (edisi ke-reprint). Hendrickson Publishers. ISBN 978-1565632066. 
  • Clements, Ronald E (1996). Ezekiel. Westminster John Knox Press. ISBN 9780664252724. 
  • Gesenius, H. W. F. (1979). Gesenius' Hebrew and Chaldee Lexicon to the Old Testament Scriptures: Numerically Coded to Strong's Exhaustive Concordance, with an English Index. Diterjemahkan oleh Tregelles, Samuel Prideaux (edisi ke-7th). Baker Book House. 
  • Joyce, Paul M. (2009). Ezekiel: A Commentary. Continuum. ISBN 9780567483614. 

Pranala luar