Situraja, Sumedang
Situraja adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Pusat Kecamatan Situraja terletak 14 kilometer ke arah timur dari ibu kota Kabupaten Sumedang. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Ganeas dan Kecamatan Cisarua di Barat, Kecamatan Paseh di Utara, Kecamatan Cisitu dan Kecamatan Tomo di Timur, Kecamatan Sumedang Selatan di Barat Daya, serta Kecamatan Cibugel di Selatan. Jalan utama yang melewati Kecamatan Situraja adalah Jln. Rd. Umar Wirahadikusumah, mulai dari KM 10 sampai dengan KM 18.
Situraja | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kabupaten | Sumedang | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Sutisna, S.Pd, M.Si | ||||
Populasi | |||||
• Total | 45,487 jiwa jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 32.11.06 | ||||
Kode BPS | 3211070 | ||||
Luas | 45,45 km² | ||||
Kepadatan | 1001jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 15 desa | ||||
|
Yang menarik adalah terdapat beberapa tokoh penting yang merupakan asli keturunan Situraja, di antaranya adalah Rd. Umar Wirahadikusumah (mantan Wapres RI Ke-4), RHA Wiriadinata (mantan Wagub DKI Jakarta 1967-1977), Popong Otje Djundjunan (anggota DPR RI), serta Dra. Ir. Hj. Eni Sumarni, M.Kes (anggota DPD RI).
Untuk potensi ekonomi, Kecamatan Situraja mempunyai beberapa hal yang bisa diandalkan. Beberapa di antaranya adalah Desa Sukatali sebagai sentra produksi buah sawo di Sumedang, Desa Situraja Utara dan Desa Ambit sebagai lahan penanaman kacang tanah Situraja DM1, yang merupakan varietas unggul, terbukti dengan adanya kerja sama dengan PT. Garuda Food, Desa Cijati dan Desa Bangbayang sebagai penghasil sapu ijuk dan sapu uyun , Desa Bangbayang sebagai penghasil gula aren, serta Desa Cikadu dengan potensi perikanannya dan industri rumahan berupa pembuatan makanan ringan opak dan kolontong.
Dalam hal seni budaya, Kecamatan Situraja memiliki kesenian khas, yaitu seni umbul, seni reak, bangreng, dan yang lainnya. Untuk mendukung program "Sumedang Puseur Budaya Sunda" (Sumedang Pusat Budaya Sunda), beberapa seniman bersama warga Kecamatan Situraja berhasil memecahkan rekor MURI untuk peserta tari umbul terbanyak, yaitu sebanyak 2012 orang pada tanggal 20 Mei 2012, yang diklaim sebagai "Hari Kebangkitan Umbul Situraja", yang tentunya bertepatan juga dengan "Hari Kebangkitan Nasional". Di Desa Situraja juga terdapat Padepokan Sunda Mekar, yang mempunyai kegiatan rutin dalam melestarikan budaya Sunda.
Atas segala potensi yang dimilikinya, Kecamatan Situraja termasuk Kecamatan Tipe A di Kabupaten Sumedang. Kecamatan Situraja saat ini tengah berbenah untuk menjadikan Kecamatan Situraja sebagai kecamatan terbaik di Kabupaten Sumedang. Hal ini bukannya tidak mungkin, karena wilayah Situraja merupakan wilayah penyangga Waduk Jatigede. Seiring dengan visi "Situraja Raharja", semakin banyak kemajuan yang dirasakan oleh warganya. Di Kecamatan Situraja menurut data BPS pada tahun 2010 terdapat lima desa dengan kategori Desa Perkotaan yang memungkinkan statusnya berubah dari desa menjadi kelurahan, di antaranya Desa Situraja, Desa Situraja Utara, Desa Mekarmulya, Desa Malaka, dan Desa Jatimekar. Pada tahun 2014 ini Kecamatan Situraja merayakan hari jadinya yang ke-104.
Desa
Ambit
Ambit adalah salah satu desa di Situraja yang terdiri dari empat dusun, yaitu Dusun Sukamanah, Dusun Cipeuteuy, Dusun Ambit Tengah, dan Dusun Ambit Kidul.
Bangbayang
Bangbayang adalah sebuah desa yang terletak di gunung sekitar lebih dari 10 KM dari kota Kecamatan. Desa kecil yang terbagi menjadi enam dusun yakni Dusun Sadarayna, Dusun Sindangsari, Dusun Cikepuh, Dusun Sukarasa, Dusun Sukarenah dan Dusun Bangbayang itu sendiri. Mayoritas penduduknya bertani dan buruh. Kini, Desa Bangbayang sudah mengalami banyak kemajuan, bahkan akses jalan sudah bisa menggunakan kendaraan bermotor. Ciri khas oleh-oleh dari Desa Bangbayang yaitu gula aren dan sapu uyun.
Cicarimanah
Cicarimanah sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Tomo, namun karena alasan kemudahan akses, maka Desa Cicarimanah memutuskan untuk bergabung dengan Kecamatan Situraja.
Cijati
Cijati adalah nama sebuah kampung sekaligus nama desa. Desa Cijati meliputi kampung Cijati Girang, Cigangsa, Bunut, Cilengkong dan Warung Limus.
Desa Cijati berbatasan dengan kampung Cigangsa di sebelah Selatan, serta Desa Cikopo dan Cijambe di sebelah Barat. Sebelah Utara dan Timur dibatasi pesawahan. Desa Cijati dikelilingi pesawahan yang dapat ditanami padi dan palawija. Sebagian besar penduduk desa Cijati mencari nafkah dengan cara bercocok tanam atau petani. Beberapa di antaranya menjadi pegawai negeri dan juga pengrajin.
Pengrajin di kampung Cijati banyak menggeluti pembuatan sapu ijuk yakni sapu yang berbahan baku ijuk, sejenis bahan yang didapat dari pohon enau. Dengan gagang yang terbuat dari bambu atau rotan dan ijuknya dijahit memakai "benang" yang juga dipintal dari ijuk. Sapu buatan Cijati ini sangat kuat dan awet. Dibanding dengan sapu buatan pabrik yang kerap kali copot gagangnya, sapu ijuk buatan kampung Cijati bisa diandalkan. Karena terkenal, pemasaran sapu ijuk ini bisa sampai ke Bandung dan Jakarta
Bila ingin mengunjungi kampung Cijati, dari Sumedang bisa memakai angkutan umum dari eks terminal Tegal Kalong. Umumnya angkutan umum itu jurusan Corenda, Darmaraja atau Wado. Kemudian bisa turun di Warung Ketan atau Situ Asem untuk kemudian naik ojek yang banyak tersedia di sana. Hanya dengan menyebutkan Cijati atau nama orang yang akan dituju, maka pengendara ojek akan mengantarkan ke pemilik rumah yang disebutkan. Di antara Cigangsa dan Bunut terdapat dusun Warung Limus, dusun ini terbilang kecil dan hanya terdiri dari beberapa kepala keluarga saja. Letak dusun ini persis di sepanjang jalan raya Situraja. Di Warung Limus terdapat sebuah masjid yang bernama masjid Al-Ikhlas.
Cijeler
Cijeler memiliki kisah asal usul terbentuknya desa Cijeler yaitu: pada suatu hari ada sebuah desa yang belum memiliki nama, kemudian para warga memikirkan nama apa yang pantas untuk desa tersebut. Karena di desa itu banyak sekali terdapat ikan mujair, maka warga menamakannya Cijeler, yang berasal dari kata "ci" yang artinya air dan "jeler" artinya ikan mujair, yaitu ikan kecil bertubuh panjang yang hidup di air bening yang deras mengalir.
Cikadu
Desa Cikadu merupakan salah satu desa yang terkenal akan pertanian dan perikanan.
Jatimekar
Desa Jatimekar terdiri dari Kampung Warungketan, Cikopo, Cijambe, dan Cijati Hilir .
Kaduwulung
Karangheuleut
Desa Karangheuleut terletak di Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Desa yang terletak di antara pegunungan ini memiliki sejarah yang panjang. Dahulu desa ini belum bernama Karangheuleut. Desa ini merupakan gabungan dari dua dusun yang terbesar, yaitu Dusun Kaduheuleut dan Dusun Karangnangka. Namun setelah pemekaran pada tanggal 31 Juli 1982 kedua desa itu digabungkan dengan sebutan Desa Karangheuleut. Nama karang diambil dari Karangnangka sedangkan heuleut diambil dari Kaduheuleut. dusun Kaduheuleut berubah nama menjadi Kaduwulung. Keadaan Desa Karangheuleut secara topografi berada di dataran tinggi, dikelilingi oleh pegunungan, dan berbukit-bukit. Dengan keadaan itu maka mayoritas tata guna lahan digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Hasil pertanian utamanya adalah padi, disamping itu hasil lain seperti umbi-umbian (singkong, kacang, talas), sawo, dan durian.
Secara astronomis dan geografis desa karangheuleut terletak pada ;
Desa | : | Karangheuleut |
Kecamatan | : | Situraja |
Kota/Kabupaten | : | Kabupaten Sumedang |
Provinsi | : | Jawa Barat |
Letak Astronomis | : | -6°52'0.98" dan 107°59'39.02" |
Letak Geografis | : | Utara : Desa Cijeler Barat : Desa Sukamulya Selatan : Desa Kaduwulung Timur : Desa Cikadu |
Orbitasi (jarak tempuh) Desa Karangheuleut dengan pusat kecamatan yakni 5 km, sedangkan jarak tempuh dari ibu kota kabupaten 17 km, apabila dari jarak ibukota provinsi 60 km. Desa Karangheuleut memiliki luas wilayah keseluruhan seluas 341,595 ha.
Malaka
Mekarmulya
Mekarmulya adalah pemekaran dari Desa Cikadu. Terdiri dari Kampung Cigodeg, Tarikolot, Cilimus, Cimuruy. Penduduk di sini sebagian besar adalah petani. Di desa ini pula tinggal seorang seniwati yang cukup terkenal dengan lagu-lagu hits-nya di wilayah Jawa Barat, yaitu Bungsu Bandung.
Pamulihan
Situraja
Desa Situraja merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Situraja dan pusat perdagangan, dimana pasar kecamatan terletak di kawasan ini. Secara geografis berbatasaan dengan Desa Mekarmulya di sebelah Selatan, Desa Situraja Utara di sebelah Utara, Desa Sukatali di sebelah Barat, dan Desa Jatimekar di sebelah Timur. Mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani dan wiraswasta. Di Desa Situraja terdapat pusat pemerintahan Kecamatan Situraja yaitu Kantor Kecamatan Situraja, alun-alun Situraja, dan Mesjid Agung. Selain itu, Desa Situraja merupakan pusat pendidikan dengan adanya SMA Negeri Situraja dan SMP Negeri 1 Situraja.
Situraja Utara
Bersama Desa Situraja, Desa Situraja Utara merupakan ibu kota Kecamatan Situraja. Di desa ini terdapat Kantor Polsek, Puskesmas, PDAM, Bank BRI Cabang Pembantu Situraja, Waroeng BJB, BMT Al-Amanah, beberapa unit ATM (BRI, BJB, dan BNI), Perum Pegadaian, dealer Sepeda Motor, Apotik, beberapa toko dan minimarket, serta sekolah SMK Perbankan Syariah.