Bidara laut
Bidara laut atau Strychnos lucida adalah salah satu anggota famili Loganiaceae.[1] Nama bidara laut adalah nama dagang, tumbuhan ini sering dijual dalam bentuk serutan kayu.[1] Di daerah Sumatera, tumbuhan ini biasa disebut bidara putih, bidara pahit, dan kayu ular.[1] Semestara itu, di Jawa, tumbuhan ini disebut dara putih dan dara gunung.[1] Lain halnya dengan dimadura, meskipun di madura ada yang menyebut dengan bidara gunung seperti di Jawa, tetapi tumbuhan ini juga disebut buin dan songga di Madura.[1] Orang Bugis menyebutnya aju mapai atau bidara mapai.[1] Tumbuhan ini biasa digunakan dengan cara diseduh atau direbus.[1] Kayu bidara biasanya digunakan untuk mengobati penyakit malaria, demam, sakit kulit, rematik, sariawan, dan juga untuk cuci darah.[1] Bagian batang tumbuhan bidara laun mengandung strikhnin, dan brusin.[2] Dalam pengobatan dengan cara tradisional, penggunaan kayu bidara laun sering kali digunakan bersama dengan simplisia lain.[2] Simplisia lain yang diseduh atau direbus bersama bidara laut bisa satu atau lebih.[2] Tanaman ini banyak dijumpai dipesisir utara Indramayu. Sebagian warga masyarakat membudidayakannya untuk diambil buahnya. Buah widara ini menurut masyarakat pembudidayanya memiliki varian rasa. Dari rasa maupun ukuran buahnya. Sebagai makanan kudapan berupa manisan widara atau langsung dimakan. Buahnya kesat dan manis. Pada tahap pengepul per 100 biji 25 ribu. Satu pohon widara bisa menghasilkan ribuan biji. Tergantung besarnya pohon.