Serangan Trunajaya terhadap Pantai Utara

Revisi sejak 10 April 2017 14.48 oleh Pierrewee (bicara | kontrib) (Maraton)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Setelah kemenangannya dalam Pertempuran Gegodog (Oktober 1676) di timur laut Jawa, pemimpin pemberontak Madura, Trunajaya melanjutkan ke arah barat untuk menaklukkan kota-kota Kesultanan Mataram yang tersisa di pantai utara Jawa (juga dikenal sebagai Pasisir, kini bagian dari Indonesia). Sampai dengan Januari 1677, hampir seluruh kota-kota pesisir dari Surabaya sampai Cirebon (kecuali Jepara) telah direbut.

Latar belakang

The Trunajaya rebellion began in 1674 as Trunajaya's forces conducted raids against the cities under Mataram control.[1] In 1676, a rebel army of 9,000 invaded East Java from their base in Madura, and took Surabaya – the principal city of East Java – shortly after.[2] Mataram King Amangkurat I sent a large army to oppose him under the Crown Prince (later Amangkurat II), but this army was decisively defeated on 13 September at the Battle of Gegodog in northeast Java.[3] After Gegodog, the Javanese north coast was open to Trunajaya's forces.[3]

Referensi

Kutipan

  1. ^ Pigeaud 1976, hlm. 69.
  2. ^ Andaya 1981, hlm. 214–215.
  3. ^ a b Pigeaud 1976, hlm. 70.

Bibliografi