Priayi
Priayi adalah istilah dalam kebudayaan Jawa untuk kelas sosial dalam golongan bangsawan. Suatu golongan tertinggi dalam masyarakat karena memiliki keturunan dari keluarga kerajaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, priayi adalah orang yang termasuk lapisan masyarakat yang kedudukannya dianggap terhormat, misalnya golongan pegawai negeri.[1]
Etimologi
lead guitare
27 Juni 2016 membentuk band bernama INOIRY dengan aliran Blues Rock Alternatif
Strata
Em D C G 2x
Em G
inginkan hari cepat berlalu
D Bm
agar tak lagi kulama menunggu
kehadiranmu di dalam mimpiku
tapi semua itu tak nyata
hanya bayang wajahmu
di dalam mimpiku
penantian ini semakin menyiksaku
sekian lama aku menunggu
berharap kau akan kembali
hadir dalam hidupku
Em D
biarlah semua berlalu sudah
dan biarlah itu jadi masa lalu
biarlah semua berlalu sudah
C G
dan biarlah itu jadi kenanganku
Diposkan 26th October 2016 oleh priya darussalam
0
Tambahkan komentar
Memuat
Priayi baru
Pada awal abad ke-20, dengan semakin berkembangnya kebutuhan pemerintah Hindia Belanda akan birokrasi pribumi, orang-orang awan di luar trah darah biru mulai mendapat kesempatan untuk mencapai jabatan administratif tertentu dalam birokrasi pemerintahan, melalui jalur pendidikan dan kemampuan berbahasa Belanda. Jabatan juru tulis, jaksa, petugas pajak, guru, dan mantri umumnya dapat ditempati setelah mereka lulus pendidikan. Namun tetap terdapat pembatasan tak resmi untuk jabatan birokrasi tinggi seperti bupati, dimana tidak saja mempertimbangkan kecakapan dan ijazah resmi melainkan juga harus dari kalangan berdarah biru. Golongan priayi dengan demikian berkembang menjadi dua lapisan, yaitu golongan priayi tinggi (keturunan ningrat) dan priayi rendah (priayi sekolahan).
Pengelompokan Clifford Geertz
Istilah priayi menjadi terkenal saat Clifford Geertz melakukan penelitian tentang masyarakat Jawa pada tahun 1960-an. Ia mengelompokkan masyarakat Jawa ke dalam tiga golongan, yakni:
Referensi
- ^ Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga)
Bacaan lanjutan
- Bertrand, Romain, Etat colonial, noblesse et nationalisme à Java ("Negara kolonial, keningratan dan nasionalisme di Jawa"), Karthala, 2005
- Geertz, Clifford, 1961, The Religion of Java, Glencoe, Illinois: Free Press.
- S.O. Robson, 1971, Wangbang Wideha. The Hague: Martinus Nijhoff.
- Akira Nagazumi, 1989, Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908 - 1918. Grafitipers.