Suster Keramas

film Indonesia tahun 2009
Revisi sejak 14 April 2017 14.27 oleh 120.188.82.34 (bicara) (→‎Plot: Penambahan konten)

Suster Keramas adalah film horor komedi dewasa Indonesia yang diproduksi oleh Maxima Pictures dan didistribusikan oleh Maleo Pictures. Film ini disutradarai oleh Helfi Kardit dan dibintangi oleh Herfiza Novianti sebagai Kayla, Shinta Bachir sebagai Jeng Dollie dan Rin Sakuragi sebagai Mitchiko.

Suster Keramas
Berkas:Sex
SutradaraHelfi Kardit
ProduserOdy Mulya Hidayat
Ditulis olehAbbe Ac
PemeranHerfiza Novianti
Rin Sakuragi
Rizky Mocil
Zidni Adam
Shinta Bachir
Penata musikJoseph S. Djafar
SinematograferNofi SY Kardit
PenyuntingAziz Natandra
DistributorMaxima Pictures
Tanggal rilis
31 Desember 2009
Durasi82 menit
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia

Film ini berkisah mengenai seorang wisatawan Jepang (Rin Sakuragi) yang mencari saudaranya yang berprofesi sebagai suster di Indonesia. Ironisnya, saudaranya itu ternyata sudah meninggal, sementara di tempat lain ada tiga sekawan yaitu Kayla, Barry, dan Ariel yang diganggu oleh hantu dari saudara wisatawan tadi.[1]

Suster Keramas dirilis di Indonesia pada 31 Desember 2009. Tiket film Suster Keramas telah terjual sebanyak lebih dari 800.000 tiket,[2] sementara film lokal lain pada saat itu sulit untuk menjual 300.000 tiket.[3] Namun, film ini mengundang kontroversi karena dinilai hanya mengumbar tubuh perempuan saja.[4][3]=porno

Plot

Kayla (Herfiza Novianti) adalah seorang mahasiswi dari Jakarta. Saat libur semester ia pergi ke villa kosong miliknya di Puncak Bogor. Bersama kedua temannya, Barry (Rizky Mocil) dan Ariel (Zidni Adam), untuk mengerjakan tugas kuliah. Rencana tersebut tidak dipenuhi secara maksimal karena tingkah Barry dan Ariel yang memuja film porno dan perilaku mereka yang malas dan konyol. Namun sejak berada di villa itu. Kayla kerap mengalami hal-hal aneh. Ia menganggap itu semua adalah salah satu akibat dari kematian orangtuanya.

Sementara Barry dan Ariel pergi berbelanja dan berniat pulang, mereka bertemu dengan seorang gadis berkewarganegaraan Jepang bernama Mitchiko (Rin Sakuragi) yang datang ke Indonesia bersama Mang Odong (Yadi Sembako) sebagai teman perjalanannya. Mitchiko datang ke Indonesia untuk menjalankan wasiat ayahnya, Tuan Tanaka yang meninggal beberapa minggu yang lalu. Ayahnya berwasiat agar mitchiko mencari sebuah villa dengan berbekal foto yang diberikan padanya. Ia juga ditugaskan untuk memberikan barang kepada seorang perawat bernama Karmila. Karmila adalah seorang suster yang pernah mengurus Tanaka di Indonesia, dan barang itu mungkin sebagai ungkapan terima kasih.

Mitchiko membuat Barry, Ariel, dan Odong tergila-gila padanya. Hingga di dalam lamunanpun mereka melihat Mitchiko. Suatu pagi, Kayla yang sedang sendirian berkenalan dengan penghuni villa sebelah, Jeng Dollie (Shinta Bachir) dan Roy Konak (Alex Abbad), pasangan ekshibisionis yang mengundang Kayla dan teman-temannya ke pesta ulang tahun Roy. Setelah dijelaskan oleh Ariel tentang kiprah suami-istri itu di dunia pornografi, Kayla menyatakan bahwa merekalah yang suka mengintipinya di rumah, dengan bukti sebuah anting bundar yang tidak diketahui pemiliknya. Ariel pun mengembalikan anting itu kepada suami-istri itu dan sebagai hadiah, Ariel diperbolehkan menjadi dubber film porno Jepang ke Bahasa Jawa. Di sisi lain, Barry berhasil mendapatkan alamat Suster Karmila dari puskesmas setempat. Namun, penduduk lokal disana tidak ingin mengatakan lebih lanjut mengenai Suster Karmila.

Malam harinya, Barry, Odong, dan Mitchiko berhasil sampai di villa yang terfoto di foto yang dibawa Mitchiko. Barry menunggu di luar sementara yang lain kedalam. Di dalam, odong ditawari makanan oleh perempuan berbaju merah. Sisi lain mitchiko mendatangi suatu kamar dan menanyakan keberadaan suster Karmila kepada seorang perempuan berbaju putih. Di luar, Barry mendapat info dari penduduk lokal bahwa semua penghuni villa itu sudah meninggal. Odong dan mitchiko sadar ternyata kedua perempuan tersebut adalah hantu, mereka pun melarikan diri dari villa itu. Keesokan harinya, Kayla mencari informasi di Internet mengenai Suster Keramas. Selanjutnya, Kayla, Barry dan Mitchiko bertemu seorang suster yang mengatakan nasib Karmila. Kedua kakak Karmila dulu adalah pembantu di rumah tuan Tanaka,hingga keduanya jatuh cinta kepada tanaka. Tetapi seorang suster telah menolong Tanaka dari sebuah kecelakaan dan akhirnya keduanya jatuh cinta. Saat mereka berdua berhubungan badan, hal itu diketahui oleh seorang anak kecil yang menyebarkannya pada penduduk sekitar villa. Setelah itu, Tanaka diusir oleh penduduk desa sementara Karmila yang mengandung anak tanaka dikurung dalam rumah oleh kakaknya. Suster keramas adalah julukan Karmila saat masih hidup, dia adalah suster yang keramas setiap harinya. Setelah ia meninggal warga desa tersebut dilarang menyebut "Suster Keramas" tiga kali.

Di antara cerita tersebut, sang suster mengatakan penguni villa sebelah Tanaka yang merupakan anak kecil itu adalah Roy Konak. Sepulangnya dari rumah sang suster, Mitchiko menangis karena Karmila sudah tiada. Ia melihat isi kotak yang diberikan Tanaka yang isinya adalah warisan aset-aset Tanaka kepada Karmila. Di villa Roy Konak, Jeng Dollie yang baru mengetahui nama Suster Keramas dari Barry, menyebut nama Suster Keramas tiga kali, yang mana hal tersebut dilarang. Maka Jeng Dollie pun meninggal dibunuh Suster Karmila. Lalu, Roy Konak yang menemukan istrinya mati menyesal ketika ia dulu masih kecil telah mengadukan perbuatan Tanaka dan Karmila. Roy akhirnya berakhir sama seperti istrinya.

Di villa, setelah Mitchiko mandi didapati rambut dari kaca retak. Sementara itu Kayla penasaran dan memanggil nama Suster Keramas tiga kali, tiba-tiba suster itu datang anehnya ia tidak menyerang Karmila, namun justru malah memeluknya. Pelukan tersebut menghasilkan adegan masa lalu yang menceritakan, saat karmila melahirkan tidak ada yang menolongnya, kedua kakaknya malah ingin membunuh karmila dan anaknya. Karmila yang lemah melawan kedua kakaknya dan membunuhnya. Karmila berlari pergi dari rumah dengan menggendong bayinya. Penduduk yang mengetahuinya langsung mengajak warga lainnya mengejar Karmila untuk menangkapnya. Karmila segera menggeletakkan bayinya diteras sebuah villa,dan ternyata hasil hubungan badan Tuan Tanaka dan Suster Karmila adalah kayla. Hal itu diketahui karena penghuni villa itu merawat bayi Karmila kebetulan villa itu adalah milik orangtua angkat Karmila. Sembari kayla meneteskan air mata lalu tidak sadarkan diri. Saat sadar karena dibangunkan oleh Odong dan Mitchiko, Kayla memeluk saudara kandungnya, Mitchiko. Film berakhir dengan Barry dan Ariel yang menemui Jeng Dollie yang katanya menggantikan Suster Keramas karena sang suster sudah bahagia di alam sana.

Pemeran

Produksi

Proses syuting dilakukan di kawasan Puncak, Bogor.[5]

Sensor

Lembaga Sensor Film (LSF) dalam menyensor film ini tidak mengikutsertakan perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), dengan alasan bahwa film Suster Keramas bukanlah film agama.[6] MUI sempat memberikan sinyal akan menarik perwakilan dari LSF karena beberapa film yang dianggap berbau porno berhasil lulus sensor, dan MUI mencontohkan film Suster Keramas.[6]

Untuk menyeleksi penonton, dilakukan pemeriksaan kartu tanda penduduk (KTP) bagi penonton film Suster Keramas di bioskop jaringan 21 dan XXI.[7] Penonton harus menunjukan KTP untuk membuktikan bahwa usianya diatas 17 tahun.

Tanggapan

Penjualan tiket film Suster Keramat mencapai lebih dari 800.000 lembar. Namun, film ini dikritik hanya mengeksploitasi adegan vulgar[4][3], seperti yang dinyatakan oleh mahasiswa dari aktivis Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Bandung Raya dalam aksi protesnya 8 Januari 2010.[8] Mereka menyatakan bahwa Suster Keramas hanya mengeksploitasi tubuh perempuan, serta menurunkan harkat wanita. Produser film ini Ody Mulya Hidayat menyatakan bahwa tuduhan tersebut merupakan salah persepsi, serta mengatakan bahwa mereka hanya memberikan hiburan saja.[4][3]

Kontroversi

Sebelumnya, Maxima Production berusaha mengundang bintang porno Jepang Maria Ozawa untuk bermain film di Indonesia, namun dibatalkan karena penentangan oleh ormas Islam seperti Front Pembela Islam.[4] Pihak Maxima menyatakan bahwa mereka sudah terlanjur kontrak dengan manajemen Miyabi, sehingga mereka mengambil bintang lain, yaitu Rin Sakuragi.[4][9]

Dengan kedatangan bintang porno Rin Sakuragi, film ini menimbulkan kontroversi. Mahasiswa dari Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Bandung Raya melakukan demonstrasi pada Jumat, 8 Januari 2010, karena menilai bahwa film itu penuh dengan adegan vulgar dan tidak mendidik.[8] Massa dari Himpunan Mahasiswa Keperawatan Sulawesi melancarkan unjuk rasa di Makassar, meminta pencabutan izin edar film ini.[10] Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari menilai film ini berbau porno.[11] Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Samarinda, Kalimantan Timur, meminta agar film ini dilarang.[12][3] Majelis di Palembang sendiri telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan film ini haram.[3] MUI pusat mendukung pilihan tersebut, namun tidak mengeluarkan fatwa terhadap film ini.

Referensi

  1. ^ Suster Keramas, diakses pada 1 Januari 2010
  2. ^ (2010) Mengapa Film Komedi Horor Kian Menjamur?. VivaNews
  3. ^ a b c d e f Siahaan, Armando. "Sex and Gore Sell at the Indonesian Box Office" (dalam bahasa Bahasa Inggris). Jakarta Globe. 
  4. ^ a b c d e Muharrami, Novi. "Tak Ada Miyabi, Rin Sakuragi Pun Jadi" (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Okezone. 
  5. ^ RIN SAKURAGI SYUTING DI PUNCAK BOGOR, KapanLagi.com
  6. ^ a b Tresnady, Tomi. "Wakil MUI Tak Dilibatkan dalam Sensor Suster Keramas" (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Okezone. 
  7. ^ "Penonton "Suster Keramas" Wajib Tunjukkan KTP" (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Kompas. 
  8. ^ a b "Film Suster Keramas kembali Menuai Protes" (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Metro TV News. 2010. 
  9. ^ 'SUSTER KERAMAS', Pencarian Saudara Yang Hilang, KapanLagi.com
  10. ^ (2010). Mahasiswa Perawat Tolak Film "Suster Keramas". Kompas.
  11. ^ (2010) Menteri Perempuan nilai 'Suster Keramas' berbau porno. Waspada Online.
  12. ^ "Film "Suster Keramas" Dicekal MUI" (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Kompas. 2009. 

Pranala luar