Wanaherang, Gunung Putri, Bogor
Wanaherang adalah desa di kecamatan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Kelurahan ini memiliki kodepos 16965.
Wanaherang | |
---|---|
Berkas:Locator Kabupaten Bogor.jpg | |
Provinsi | Jawa Barat |
Kabupaten | Bogor |
Pemerintahan | |
• Kepala desa | ? |
• Sekdes | ? |
Luas | |
• Total | 7,4 km2 (2,9 sq mi) |
Populasi (2004) | |
• Total | 125.000 |
• Kepadatan | 17,000/km2 (44,000/sq mi) |
Zona waktu | UTC+7 (WIB) |
Kode pos | 16965 |
Sejarah
Wanaherang sudah berdiri sebagai kota tepatnya sejak Hindia-Belanda, tepatnya sekitar kurang lebih tahun 1908 serta menjadi kota yang dihuni oleh masyarakat pribumi dan orang Eropa. Banyak hotel-hotel, perumahan, jalur kereta api dan stasiun kereta api dibangun pada dekade 1920-an. Saat itu wilayah ini terbagi atas 4 kecamatan atau onderdistrik dan 28 kampung, yaitu:
- Onderdistrik Wanaherang Zuid dengan jumlah 7 kampung
- Onderdistrik Wanaherang Noord dengan jumlah 7 kampung
- Onderdistrik Wanaherang Oost dengan jumlah 7 kampung
- Onderdistrik Wanaherang West dengan jumlah 7 kampung
Wanaherang berkembang pesat setelah adanya jaringan transportasi sekitar tahun 1887 dan dibukanya kantor pos dan stasiun kereta api sekitar tahun 1935.
Desa ini merupakan pemekaran dari desa Cicadas yang berdiri sejak tanggal 2 Oktober 1978 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tk. II Jawa Barat nomor 151/1978 tentang pemecahan desa di Kabupaten DATI II Bogor, Tangerang, Bekasi, Subang dan Cirebon, dengan kepala desa pertama bernama ABDULLAH yang menjabat kurang lebih 1 tahun, kemudian diganti oleh MAHMUDI yang menjabat kurang lebih 3 tahun.
Yang ada di kelurahan ini
Disini terdapat pasar dan eks-stasiun kereta api Wanaherang. Dahulu (sebelum 1990-an) disini terdapat stasiun kereta api dengan jumlah jalur yang terbanyak (19-20 jalur) yang dimiliki 4 perusahaan swasta yang berbeda, kantor telepon dan kantor pos yang dibangun pada masa kolonial Hindia-Belanda.
Namun kantor pos telah ditutup awal tahun 1993 sejak menurunnya jumlah kiriman melalui kantor pos di akhir tahun 1992. Selain itu, stasiun kereta api telah ditutup pada menurunnya jumlah penumpang kereta api jurusan Bulakjagung (akibat Krisis finansial Asia 1997), jurusan Jabung (akhir tahun 1995), jurusan Jonggol (bulan Mei 1998), jurusan Sirnagalih (akibat Krisis finansial Asia 1997) dan jurusan Cibubur (kemungkinan bulan Mei 1998).
Transportasi umum
Angkutan kota
- Angkot 38: Cileungsi-Cibinong
- Angkot 91: ke Kampung Rambutan
Kereta api
Dahulu di daerah ini