Bandar Udara Malikus Saleh

bandar udara di Indonesia
Revisi sejak 24 April 2017 10.12 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Bandar Udara Malikus Saleh adalah bandar udara yang terletak di Aceh Utara, provinsi Aceh. Bandara ini dioperasikan oleh Pertamina/PT Angkasa Pura II. Bandara ini dinamai sesuai nama Malikussaleh, sultan pertama kerajaan Samudera Pasai.

Bandar Udara Malikus Saleh

Malikus Saleh Airport
Berkas:Logo AngkasaPuraII 2014.png
Informasi
JenisPublik/Militer
PengelolaDirjen Perhubungan
MelayaniKota Lhokseumawe
LokasiLhokseumawe, Aceh, Indonesia
Ketinggian dpl90 mdpl
Koordinat5°13′36″N 96°57′1″E / 5.22667°N 96.95028°E / 5.22667; 96.95028
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
06/24 2.000 6.570 Aspal

Sejarah

Bandar udara ini dibangun oleh PT Arun NGL untuk memudahkan transportasi dari Lhokseumawe dan sekitarnya ke kota Medan. Bandara ini pernah dilayani maskapai Jatayu Air karena sedikitnya penumpang angkutan darat antara Banda Aceh dan Medan. Hal itu disebabkan oleh konflik yang pecah antara TNI dan GAM sehingga mengancam jalur transportasi darat di Aceh.

PT Arun awalnya menggunakan pesawat milik Pelita Air Service untuk penerbangan harian dengan rute Lhokseumawe-Medan. Setelah beberapa tahun, operasi penerbangan diambil alih oleh Beechcraft 1900D Airliner milik Travira Air. Menjelang tutupnya PT Arun, operasi dan kepemilikan bandara ini diserahkan kepada Pemerintah Kota Lhokseumawe.

Maskapai penerbangan dan destinasi

MaskapaiTujuan
Garuda Indonesia
dioperasikan oleh Explore
Medan, Jakarta-Pondok Cabe
Wings Air Medan

Insiden

  • 21 Juli 2005: Pesawat CN-235 milik TNI-AU mengalami musibah ketika akan mendarat di Bandar Udara Malikus Saleh. Pesawat itu dalam penerbangan dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe. Namun 75 meter menjelang pendaratan, mesin pesawat mengalami kerusakan sehingga jatuh dan tergelincir hingga 200 meter. Akibatnya, tiga anggota TNI tewas setelah kecelakaan. Pesawat CN-235 itu membawa 23 penumpang terdiri dari enam perwira TNI-AD, delapan personel TNI-AU, dan enam personel TNI-AL. Sisanya warga sipil.[1]

Catatan kaki