Stasiun Merakurak

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 2 Mei 2017 01.24 oleh Wong Langsep (bicara | kontrib) (perbaikan referensi yang terhapus)


'Stasiun Merakurak (kode: MRK, +7 m dpl.) adalah stasiun kereta api non-aktif yang berada di Merakurak, Tuban. Stasiun ini dahulu merupakan stasiun paling ujung di Jalur kereta api Babat-Merakurak. Stasiun ini termasuk dalam kelas Stasiun Besar dengan dilengkapi rumah persinyalan dan rumah dinas.

Stasiun Merakurak
Berkas:Stasiun Merakurak.jpeg
Stasiun Merakurak
Lokasi
Koordinat6°52′48.162″S 111°59′8.830″E / 6.88004500°S 111.98578611°E / -6.88004500; 111.98578611
Operator
  • Netherlands-Indische Spoorweg Maatschappij
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka1920
DitutupDitutup pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda sebelum menyerah ke Jepang
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini memiliki letak yang strategis, karena terletak 300 meter dari kantor camat Merakurak sebagai pusat pemerintahan kecamatan Merakurak, berdekatan dengan Pasar Sambonggede atau biasa disebut Pasar Merakurak serta tidak jauh dari Puskesmas dan mudah dijangkau masyarakat . Lokasi persis stasiun ini berada di depan sebelah barat​ Puskesmas Merakurak. Sedangkan yang di depan Puskesmas Merakurak adalah bangunan rumah dinas Stasiun Merakurak.

Stasiun ini unik, karena menjadi bagian dari jalur kereta api yang belum selesai dikerjakan. Dahulu Belanda pernah mewacanakan membangun jalur kereta dari Stasiun Tuban menuju Stasiun Lasem yang sudah ada dan tinggal pembangunan jalur keretanya saja.

Pembangunannya​ dimulai dari Stasiun Tuban terus ke barat dan akhirnya sampai Merakurak. Tiba-tiba saat rel yang sudah dipasang ambles seketika. para pekerja yang terlibat dalam proyek pembangunan jalur ini segera memperbaiki dan membangun ulang jalur yang sudah terpendam tanah terlebih dahulu. Setelah selesai dikerjakan, tiba-tiba rel yang sudah dipasang di tempat lain juga ikut ambles. Akhirnya mereka yang terlibat dalam proyek ini berusaha untuk mempertahankan posisi rel agar tidak ambles. Akhirnya NIS sebagai perusahaan yang membangun jalur ini kewalahan dan menghentikan sementara pembangunannya.

Berita ini sempat menghebohkan para insinyur Belanda untuk datang ke lokasi pembangunan di dekat Stasiun Merakurak. Hasilnya disimpulkan bahwa kondisi tanah di Merakurak dan sekitarnya​ mempunyai banyak sumber air. Jadi meski ditimbun tanah dan batu tetap saja ambles.

Akhirnya NIS sebagai perusahaan yang membangun jalur ini menghentikan pembangunan jalur ini karena kondisi tanahnya masih sangat labil. Jadi wacana tentang pembangunan jalur kereta dari Stasiun Tuban menuju Stasiun Lasem tidak terwujud hingga kini.

Jalur kereta dari Stasiun Tuban menuju Stasiun Merakurak beroperasi sekitar 19-20 tahun sebelum akhirnya ditutup oleh Belanda sendiri sebelum menyerah ke Jepang. Banyak dari penumpang tujuan Stasiun Merakurak adalah pedagang ikan yang berjualan di pasar Merakurak yang tidak jauh dari Lokasi stasiun. Sedangkan jalur kereta dari Stasiun Tuban menuju Stasiun Babat masih bisa bertahan hingga tahun 1989.

Kini bangunan Stasiun Merakurak masih kokoh dan tidak digunakan sama sekali. Dahulu bangunan ini pernah disewa TNI AD untuk dipergunakan sebagai markas Koramil 0811/04 Merakurak. Beberapa sarana dan prasarana perkeretaapian di sekitar stasiun ini masih ada meski beberapa ada yang sudah rusak berat.



Galeri

Berkas:Rumah Sinyal Merakurak.jpeg
Bekas reruntuhan rumah persinyalan Stasiun Merakurak
Berkas:Patok Stasiun Merakurak.jpeg
Patok PT KAI di area Stasiun Merakurak
Berkas:Rumah Dinas Stasiun Merakurak.jpeg
Rumah Dinas di area Stasiun Merakurak

Galat Lua: unknown error.

Referensi

  1. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.