Pembicaraan:Suiko

Revisi sejak 2 Mei 2017 09.34 oleh Hafidh Wahyu P (bicara | kontrib) (Hafidh Wahyu P memindahkan halaman Pembicaraan:Maharani Suiko ke Pembicaraan:Kaisarina Suiko menimpa pengalihan lama: Lihat pembicaraan laman Maharani)

Komentar terbaru: 7 tahun yang lalu oleh Mimihitam pada topik Gelar Kaisarina

Gelar Kaisarina

Saya menggunakan gelar kaisarina, bukannya "Kaisar Wanita" atau "Maharani" karena
1. Penggunaan jenis kelamin setelah gelar tidak lazim digunakan dalam bahasa Indonesia. Bila kaisarnya pria, tentu kita tidak menulis gelarnya dengan "kaisar pria" dan ratu diganti "raja wanita." Kecuali bila memang tidak ada padanan lain, misal duchess diterjemahkan menjadi adipati wanita atau adipati putri.
2. Gelar kaisarina memang mirip dengan tsarina dari bahasa Slavia, karena memang gelar ini diturunkan dari kata yang sama, yakni Caesar. Kesamaan gelar di beberapa daerah karena proses adopsi gelar dari satu daerah ke daerah lain adalah sesuatu hal yang wajar. Sebagaimana gelar "raja" juga diambil dari gelar pemimpin di India.
3. Bila penguasa laki-lakinya disebut kaisar, penggunaan maharani untuk penguasa wanita menjadi lebih terkesan sebagai "permaisuri kaisar" daripada "kaisar wanita."
4. Terjadi ketimpangan dan ketidakserasian gelar. Bila prianya menggunakan gelar "kaisar", maka wanitanya baiknya menggunakan "kaisarina". Bila prianya menggunakan "maharaja", baru wanitanya serasi bila menggunakan gelar "maharani."
5. Gelar kaisarina sudah digunakan di buku terjemahan berjudul "ratu, permaisuri, selir" dan ebberapa literasi lain. Penggunaannya yang kurang akrab karena memang jarang sekali seorang wanita menjadi kaisar dalam sejarah. Namun di laman Kaisarina sudah dijelaskan mengenai gelar ini untuk menghindari kebingungan pembaca. Hafidh Wahyu P (bicara) 20 Februari 2017 01.27 (UTC)Balas

@Hafidh Wahyu P: Kalo gitu gini deh, Anda bisa nunjukkin nggak literatur/buku/website mana yang menggunakan kata "Kaisarina" bahkan mungkin kalo bisa KBBI atau kamus sejenis ? Kalo Maharani kok malah ane ngerasa itu kata dalam bahasa Jawa. Cuman anehnya Mimihitam malah menyertakannya dalam artikel Dinasti Tang --Erik Fastman (bicara) 20 Februari 2017 01.43 (UTC)Balas

Sekadar untuk menjelaskan. Saya menggunakan kata "Maharani" untuk pertama kalinya saat menerjemahkan artikel tentang Cixi. Sumbernya berasal dari salah satu novel tentang Cixi yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia yang menggunakan istilah "maharani". Salam  Mimihitam  22 Februari 2017 19.15 (UTC)Balas
Kembali ke halaman "Suiko".