Robert Faurisson

Revisi sejak 4 Maret 2008 05.24 oleh Borgxbot (bicara | kontrib) (Robot: Cosmetic changes)

Robert Faurisson (lahir 25 Januari 1929) ialah penyangkal Holocaust asal Perancis yang membangkitkan kontroversi melalui sejumlah artikel yang diterbitkannya di Jurnal Historical Review dsb, seperti sejumlah tulisan yang telah dikirimnya ke koran Prancis (khususnya Le Monde) selama bertahun-tahun yang menyangkal adanya kamar gas pembunuhan di kamp konsentrasi Nazi dan mempertanyakan apakah sebenarnya pembunuhan sistematis Yahudi Eropa menggunakan gas selama PD II itu ada.

Berkas:180px-Faurisson.jpg
Robert Faurisson

Pandangan, karya, dan kritik

Ia dilahirkan di Shepperton, Surrey, Inggris dari ayah Perancis dan ibu Skotlandia.

Faurisson, seperti sebagian besar orang Perancis di masa itu, mengatakan bahwa ia memiliki sentimen anti-Jerman selama dan segera menyusul Perang Dunia II, namun setelah membaca karya tokoh Perancis terkemuka Paul Rassinier dan Maurice Bardèche, ia mulai mempertanyakan Holocaust. Selama bertahun-tahun Faurisson menyatakan telah mempelajari Holocaust secara meluas, dan pada akhir 1970-an ia berkata bahwa ia telah sampai pada kesimpulan bahwa itu hanyalah cerita bohong. Sejak saat itu ia telah menulis sejumlah tulisan ke surat kabar, menerbitkan banyak buku, dan menulis banyak artikel untuk jurnal revisionis yang mempertanyakan terjadinya Holocaust.

Faurisson memiliki sejumlah kawan dan kenalan yakni revisionis Kanada-Jerman Ernst Zündel, revisionis Swedia Ditlieb Felderer dan revisionis ekspatriat Maroko Ahmed Rami [1]. Banyak yang menyebut Faurisson (dan kenalannya seperti di atas) anti-Semit, namun Faurisson menangkis tuduhan bahwa dirinya anti-Semit.

Christopher Hitchens telah menggambarkan tujuan Faurisson sebagai "rehabilitasi, dalam bentuk pseudoilmiah, dari Reich Ketiga" [2]. Namun Faurisson menyatakan bahwa ia hanya mencari kebenaran, dan ia menyatakan bahwa ia tidak memiliki tujuan politis apapun. Ia sendiri menyatakan dirinya ateis dan apolitis.

Pada awal pertengahan 1980-an, intelektual Amerika Noam Chomsky mendapatkan banyak kritik karena mempertahankan hak Faurisson menerbitkan penemuannya atas dasar kebebasan berpendapat. Lihat Peristiwa Faurisson.

Pada 1991, Faurisson dicoret dari kursi universitasnya karena pandangannya pada UU Gayssot, RUU Prancis yang disahkan pada 1990 yang melarang penyangkalan Holocaust. Ia menantang RUU itu dengan mengatakannya melanggar hukum internasional di Komite Hak Asasi Manusia Perjanjian Internasional pada Hak Sipil dan Politik Civil. Menemukan bahwa RUU itu disahkan untuk mencapai tujuan legitimasi mencegah anti-Semitisme, komite itu menegakkan UU Gayssot, sebagai pembatasan sah untuk kebebasan berpendapat.

Pranala luar