Sepauk, Sintang

kecamatan di Sintang, Kalimantan Barat
Revisi sejak 5 Maret 2008 06.46 oleh Borgxbot (bicara | kontrib) (Robot: Cosmetic changes)

Disebut juga Nanga Sepauk. Selain penduduk asli suku bangsa Dayak, Sepauk di huni oleh orang Tionghoa suku Hakka dan orang Melayu.

Menurut cerita orang tua, orang orang Hakka datang dari Meixien di China selatan dengan tujuan mencari emas di akhir abad 19 (tahun 1800an). Setelah menetap beberapa lama, timbul perselisihan antara pencari emas ini dengan pemerintah penjajah belanda. Perairan sungai Kapuas sempat di blokir oleh tentara Belanda selama beberapa lama. Tentara Belanda berharap dengan di blokir mereka akan menyerah karena kehabisan sumber makan. Ternyata para pencari emas telah menjalin hubungan tukar menukar dengan orang dayak se tempat. Bahkan banyak yang telah ber cocok tanam dan hidup berkecukupan se iring dengan orang dayak setempat.

Perlahan lahan mereka tidak lagi ada pikiran untuk pulang ke Tiongkok, suatu yang sangat jarang terjadi di bagian dunia lain pada waktu itu. (sumber: Encyclopaedia Britanica dan cerita lisan)

Keluaran / Pengungsian

Beberapa kali di abad 20 terjadi pengungsian dari Sepauk. Ini terjadi karena berbagai sebab: ekonomi, sosial, pendidikan, dan juga kekerasan. Biasanya anak anak muda yang baru dewasa keluar dari Sepauk untuk mencari ilmu ayau mencari kerja di ibukota propinsi Pontianak dan kemudian ibukota Jakarta. Bencana alam seperti kemarau berkepanjangan atau bencana hama yang merusak sumber makanan juga menyebabkan pergolakan sosial dan memaksa penghuni untuk mengungsi ke kota Pontianak. Pertentangan antara orang asli suku dayakdan orang suku Madura di tahun 1990an juga menyebabkan pengungsian masal dari Sepauk dan sekitarnya.

Pembauran

Penduduk Hakka di Sepauk hidup terisolasi dari dunia luar lebih dari seratus tahun, tidaklah heran terjadi pembauran dengan penduduk asli dayak. Karena rasa identitas yang kuat, pembauran ini agak terbatas di bidang transaksi ekonomi. Pembauran ini juga terbukti di kata kata dan istilah asing yang muncul di bahasa masing masing.

Diaspora

Keturunan penghuni Sepauk dan sekitarnya sekarang tersebar di kota kota besar di Indonesia dan bahkan luar negri. Terutama di Jakarta dan Pontianak.

Lihat pula

Dayak | Mualang