Moses Gatutkaca adalah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang tewas dalam demonstrasi menuntut turunnya Presiden Soeharto pada Jumat, 8 Mei 1998. Peristiwa bentrokan yang menewaskan Moses dikenal juga dengan Peristiwa Gejayan. Ia meninggal setelah kepalanya luka oleh pukulan benda tumpul.

Peristiwa

Moses ditemukan sekarat oleh beberapa mahasiswa dari posko PMI Universitas Sanata Dharma, sesaat setelah aparat melakukan pembersihan di daerah bentrokan sekitar hotel Radisson Yogyakarta. Moses ditemukan tergeletak di jalan dengan kondisi tangannya patah menelikung ke belakang, dan kepalanya mengalami luka parah. Dari telinga dan hidungnya darah segar terus menerus mengalir. Dengan menggunakan ambulans, ia dibawa ke Rumah Sakit Panti Rapih sekitar pukul 21.55 WIB, dalam perjalanan ia kemudian meninggal. Visum korban dari RS Panti Rapih menyatakan korban mengalami pendarahan telinga dan mulut diduga mengalami retak dalam tulang dasar tengkorak.

Dari dompetnya diketemukan identitas KTP dan SIM C atas nama Moses Gatutkaca. Pemuda kelahiran Banjarmasin ini diketahui tinggal di Gang Brojolamatan No 9A Mrican Yogyakarta. Tempat ini juga tak jauh dari kampus Sanata Dharma dan sama-sama berada di wilayah Jalan Gejayan Yogyakarta.

Pembantu Rektor III Universitas Sanata Dharma, G. Sukadi didampingi seorang dosen, YR. Subakti dan Romo Broto Wiyono SJ melayat Moses sekitar pukul 00.15 di RS Panti Rapih. Ketiganya mengidentifikasi Moses sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

Nama jalan

Untuk menghormatinya, sejak 20 Mei 1998, Jalan Kolombo di Yogyakarta diganti namanya menjadi Jalan Moses Gatutkaca.

Pranala luar