Makam Muhammad
Makam Rasulullah SAW adalah makam nabi besar Muhammad SAW, di kompleks Masjid Nabawi, Saudi Arabia. Sebelum diperluas, di situ terdapat makam Rasulullah SAW yang dahulu dinamakan Masqurah. Setelah masjid ini diperluas, makam Rasulullah masuk di dalam bangunan masjid dengan kubah berwarna hijau. Di situ, terdapat empat pintu yang masing-masing dinamakan Pintu at-Taubah di kiblatnya, Pintu ar-Raudhah di barat, Pintu Fathimah di timur, dan Pintu Tahajud di utara. Selain itu, di sini ada pula makam Abubakr ash-Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA.[1]
Upaya pencurian
Menurut riwayatnya, ada beberapa kali usaha pencurian yang tercatat di dalam sejarah:[1][2]
- Pertama, pada masa al-Hakim bi Amrillah al-Ubaidiy, dia hendak menarik perhatian masyarakat Mesir dengan hendak mendatangkan jasad Rasulullah SAW. Tetapi, usahanya gagal karena datangnya angin dahsyat ke Madinah.
- Kedua, pada masa pemerintahan al-Ubaidiy pada tahun 408 Hijriah. al-Ubaidiy mengatakan bahwa dirinya tuhan. Ia menyuruh orang untuk tinggal di dekat Masjid Nabawi. Orang-orang ini membuat terowongan menuju makam Rasulullah. Upaya tersebut gagal karena ada suara penyeru, "Nabi kalian akan digali! Nabi kalian akan digali!" Maka para penduduk segera melakukan penyelidikan dan membunuh para utusan tersebut.
- Ketiga, orang-orang Nasrani dari Maroko dahulu pernah hendak menggali makam ini. Tetapi, Nuruddin Zanki, sebelumnya, bermimpi tentang keberadaan orang-orang ini. Para penggali kubur berhasil diakali dengan siasat sang panglima Nuruddin dengan memberi uang manakala ada penduduk yang berhasil menemui kedua penjahat ini. Di bawah sebuah tikar di rumah sang penjahat, ditemui terowongan menuju makam Rasulullah. Setelah dipukuli penduduk, keduanya mengaku gagal karena adanya guncangan hebat di bumi. Karena adanya bukti, keduanya dibunuh. Lantas, karena kejadian ini, sang panglima membuat tembok dari timah tebal di sekitar makam Rasulullah SAW. Kejadian ini terjadi pada 1164 Masehi atau 554 Hijriah, dicatat oleh Ali Hafidz, seorang sejarawan Arab, dalam Fushul min Tarikh al-Madinah al-Munawwarah.
- Keempat, orang-orang Nasrani pernah merampok kafilah jamaah haji. Setelah merampok, mereka bertekad menggali makam Rasulullah SAW secara terang-terangan. Tapi digagalkan sebuah kapal dari Mesir yang mengikutinya hingga Madinah. Orang-orang ini ditangkap dan ditawan.
- Usaha kelima dilakukan dengan rencana menggali makam Abu Bakar dan Umar. Itu terjadi di pertengahan abad ke tujuh Hijriyah. Sejumlah orang yang mencapai 40 orang laki-laki ingin menggali kubur pada malam hari. Kemudian bumipun terbelah dan menelan mereka. Hal ini diceritakan oleh pelayan al-Haram an-Nabawy pada saat itu. Dia adalah Shawwab, as-Syamsu al-Malthiy.
Isu penggalian
Pada tahun 2014 lalu, ada isu penggalian makam Nabi SAW yang akan dilakukan oleh Pemerintahan Arab Saudi. Namun, itu semua adalah isu dan kebohongan untuk menghitamkan Salafi. Masjid Nabawi memang ingin diperluas, tetapi makam itu tidak akan dihancurkan. KH Amidan, pengurus MUI mengatakan bahwa isu itu adalah isu yang disebarkan untuk mengadu-domba kalangan Muslim. Sebab, kalau memang itu akan dibongkar, pastilah Arab Saudi akan didemo umat Islam seluruh dunia, lagipula, Arab Saudi tidak akan berani melakukannya.[3] Berita ini kali pertama disebarkan oleh media di Iran, yakni Fars Media Agency dan diikuti pers Indonesia. Dikatakan bahwa sebagai gantinya, akan ada penggantian dengan jutaan poundsterling. Menurut mereka, selain akan dihancurkan, Masjid Nabawi dan 3 masjid tertua lainnya di Arab Saudi akan pula dihancurkan. Tapi, fakta yang benar bahwa di Arab Saudi hal ini memang tidak ada. Hanya disebarkan oleh Fars Media Agency saja, yang sebenanrya berniat menebarkan kebohongan.[3]
Selain dari itu, kabar kebohongan ini juga mengutip dari The Independent dan Daily Mail yang berkantor pusat di Inggris. Mereka menyebar berita pada September 2014. Kabar ini diambil dari sebuah dokumen setebal 61 halaman yakni jurnal ilmiah Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang diterjemahkan secara serampangan dan dengan jalan mencuri berita.[4] Pimpinan redaksi koran Mekkah, Muwafaq an-Nuwasyar menuding dua surat kabar ini secara serampangan mengambil berita dan salah terjemah, sehingga "koran Independent jatuh dalam perangkap kesalahpahaman". Dengan mudahnya, kaum Muslim Indonesia terpancing dengan berita ini. Sehingga telah ada pernyataan dari duta besar Indonesia kepada Saudi Arabia, Mustafa bin Ibrahim al-Mubarak -sebagaimana menurut Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin- bahwa Arab Saudi memang tidak ada rencana untuk memindahkan makam dan memiliki komitmen yang tinggi menjaga keberadaan makam tersebut. Selain itu Menteri Agama menghimbau semua ormas Islam Indonesia supaya tidak perlu menguras tenaga dan emosi hanya karena berita yang tak berdasar tidak jelas itu.[4]
Referensi
- ^ a b Barmin (2010). Tempat-Tempat Bersejarah di Tanah Haram. hal.39-41. Solo:Tiga Serangkai. ISBN 978-979-045-543-6.
- ^ Ahmad Lutfie (6 September 2014). "Astaga..! Sudah Lima Kali Jenazah Nabi akan Dicuri". Kedaulatan Rakyat Online. Diakses tanggal 12 Februari 2015.
- ^ a b Farid Zakaria (31 Oktober 2014). "Isu Pembongkaran Makam Nabi adalah Fitnah untuk Mengadu Domba". Firmadani.com. Diakses tanggal 12 Februari 2015.
- ^ a b "Makam Nabi ﷺ Akan Dipindah?". Elfata. 14 (10): 28. 2014. ISSN 1693-7783.