Wedang jahe

variasi minuman khas Indonesia
Revisi sejak 17 Juli 2017 13.29 oleh Kenrick95 (bicara | kontrib) (Menghapus penggunaan berkas rusak (Kategori:Halaman dengan gambar rusak))

Wedang Jahe Minuman tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun menjadi sajian yang sangat unik. Minuman tradisional dibuat dari bahan-bahan alami dan diolah dengan cara yang sederhana. Beberapa minuman tradisional juga mempunyai khasiat yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Salah satunya yaitu Wedang Jahe.

Wedang jahe (bahasa Indonesia: "Teh jahe") adalah hidangan minuman teh jahe tradisional dari daerah Jawa Tengah dan Timur,Indonesia yang umumnya dihidangkan panas. "Wedang" sendiri adalah bahasa Jawa yang berarti "minuman panas", namun dalam hal ini berarti "teh". Walaupun tanpa kandungan kafeina, minuman ini sering kali disajikan dan dinikmati seperti teh. Minuman ini dibuat darigula jahe dan kelapa / gula batu. Masyarakat Indonesia juga menggunakan jahe bubuk sebagai bahan umum di resep tradisional mereka.

Ciri Tumbuhan Jahe

Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus. Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

Jenis Tumbuhan Jahe

Jahe Gajah/Jahe Badak

Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.

Jahe Kuning

Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.

Jahe Merah

Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.

Asal Usul Tanaman Jahe

Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernamazingeron. Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunanizingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.

Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik Rakyat Cina Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer diEropa.

Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.

Khasiat Wedang Jahe

Jahe sangat berkhasiat bagi kesehatan dan stamina tubuh manusia. Biasanya minuman atau wedang Jahe ini diminum dikala suasana dingin dan sejuk, misalnya saat musim hujan (udaranya dingin). Hal itu bertujuan untuk menghangatkan badan. Manfaat lain minuman jahe ini sangat ampuh untuk mengempeskan perut buncit jika wedang jahe ini diminum sebelum makan, karena jahe efektif untuk melancarkan pencernaan.

Konsumsi jahe atau Zingiber offinale bisa membantu mengurangi lemak berbahaya di bagian perut. Selain itu, jahe juga merupakan kelompok rempah-rempah yang dianggap sebagai stimulan, yang memiliki efek mirip kafeina. Mengonsumsi 4 gram atau sekitar 2 sendok teh jahe per hari dapat meningkatkan metabolisme dan melancarkan pencernaan. Peningkatan tersebut membuat tubuh Anda lebih cepat membakar kalori dan meratakan perut. Jahe juga hanya sedikit mengandung kalori, yaitu sekitar 1 kalori per gram, sehingga tidak akan berkontribusi untuk menaikkan berat badan.Wedang jahe juga ternyata bisa dijadikan obat jerawat. Jerawat merupakan suatu kondisi peradangan. Sangat penting membuat perubahan pola makan untuk mengendalikan peradangan pada kulit tersebut.

Jahe telah dikenal sebagai obat anti-inflamasi (anti peradangan). Jahe yang merupakan rimpang atau batang bawah tanah ini mengandung beberapa bahan kimia yang melawan peradangan seperti gingerol, shogaol dan enzim zingibain. jahe yang diolah menjadi wedang jahe selain enak diminum juga mampu menurunkan berat badan. Tak hanya menurunkan berat badan, jahe juga sangat bermanfaat untuk kesehatan. Manfaat jahe antara lain: Meringankan mual, mulas dan diare. Mengobati radang sendi, Mengobati gangguan pencernaan, Meringankan efek samping kemoterapi, Mencegah pembekuan darah dan Menurunkan kolesterol jahat.

Referensi

^ "Zingiber officinale information from NPGS/GRIN". www.ars-grin.gov. Diakses tanggal 2008-03-03.

"toxin" di Dorland's Medical Dictionary

"toxin - Definition from the Merriam-Webster Online Dictionary". Diakses tanggal 13 December 2008.

http://books.google.co.za/books?id=oWhqhK1cE-gC&pg=PA6&lpg=PA6&dq=Ludwig+Brieger+

6https://www.youtube.com/watch?v=KrmA85IuoFU Maggot Medicine film produced by Robert Cibis National Geographic video segment on Maggot Medicine on youtube.com The NIH Record; Medieval Miracle Workers — Are Maggots Making a Medical Comeback? The National Institutes of Health experience with maggot therapy.

^ a b c d e Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga) untuk Kesehatan Keluarga, library.usu.ac.id. Diakses pada 24 Juli 2010.

^ a b c d e f g h i j k l m n Sejarah Tanaman Obat, Rizhosu. Diakses pada 28 Mei 2010.

^ a b c d e f g Sejarah Penggunaan Tanaman Obat-Obatan , Stifar. Diakses pada 5 Juni 2010. ^ a b c d (Inggris) A History of Chinese Herbs and Medicine, Life123. Diakses pada 5 Juni 2010.

^ Hariana, H. Arief. (2006). Tumbuhan Obat & Khasiatnya 3. Jakarta:Swadaya. ISBN 979-002-008-2, 9789790020085. Hal 5-9.

^ a b Salan,Rudy. (2009). Penelitian faktor-faktor psiko-sosio-kultural dalam pengobatan tradisional pada tiga daerah, Palembang, Semarang, Bali. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Pusat Penelitian Kanker dan Pengembangan Radiologi, Departemen Kesehatan RI. Hal 40.

^ a b c d e f g h i j Santoso, Hieronymus Budi. (2008). Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta Selatan. Agromedia Pustaka. Hal 50.