Pasukan Tulungan adalah suatu pasukan bantuan (Belanda: Hulptroepen, Melayu Manado: Tulung = tolong, bantu) yang terdiri dari orang-orang Minahasa, yang dibentuk untuk membantu pasukan kolonial Hindia Belanda (pasukan KNIL) dalam berbagai peperangannya.[1] Pasukan ini dibentuk atas permintaan Residen Manado Daniel Francois Willem Pietermaat, yang meminta para pemimpin Minahasa untuk membantu pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam peperangan di Jawa.[2][3] Pasukan Tulungan secara resmi pertama kali dibentuk pada tanggal 23 Desember 1827.[2]

Pasukan Tulungan tersebut lalu menjadi bagian dari pasukan-pasukan kolonial Hindia Belanda lainnya, yang diterjunkan untuk melawan Pangeran Diponegoro dan para sekutunya.[1][4] Sejak saat itu, pemerintah kolonial Hindia Belanda memberikan gelar Majoor untuk para kepala distrik (walak) Minahasa yang memimpin pasukan bantuan, dan sesudahnya gelar tersebut menjadi gelar kehormatan.[5]

Salah satu tokoh terkenal pasukan ini adalah Letnan Kolonel Tololiu Hermanus Willem Datulong, yang merupakan memimpin tertinggi Pasukan Tulungan pada Perang Jawa (1825-1830).[1][3][4] Tokoh-tokoh pemimpin pasukan lainnya antara lain Majoor Hendrik Werias Supit dan Kapitein Benyamin Thomas Sigar (alias Tawalijn Sigar).[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Matanasi, Petrik (2015-11-01). RMS; Republik Militer (Para) Sersan. Indie Book Corner. ISBN 9786023091140. 
  2. ^ a b Wenas, Jessy (2007). Sejarah dan kebudayaan Minahasa. Institut Seni Budaya Sulawesi Utara. 
  3. ^ a b c Express, Redaksi Manado. "Berita Manado Express - Ini Silsilah Minahasa Prabowo" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-04. 
  4. ^ a b Matanasi, Petrik (2015-11-01). Tukang Becak Jadi Mayor TNI: Kisah Mayor Abdullah, Pahlawan 10 November yang Terlupakan. Penerbit Garudhawaca. ISBN 9786027949621. 
  5. ^ Adam, L. (1975). Pemerintahan di Minahasa. Bhratara.