Ujung Bulu, Rumbia, Jeneponto

desa di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan
Revisi sejak 7 Agustus 2017 10.11 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)


Letak Geografis

Ujung Bulu
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenJeneponto
KecamatanRumbia
Kode Kemendagri73.04.10.2012 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 5°24′49.39″S 119°54′53.89″E / 5.4137194°S 119.9149694°E / -5.4137194; 119.9149694

Desa Ujung Bulu terletak di sebelah utara Ibu kota Kecamatan Rumbia. Desa dengan luas 666,12 ha ini berjarak ± 15 km dari kota kecamatan dan ± 40 km dari Ibu kota Kabupaten. Adapun batas wilayah Desa Ujung Bulu adalah sebagai berikut:

a.        Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sinjai

b.       Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tompobulu

c.        Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jenetallasa

d.       

Desa Ujung Bulu

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa     Gambar 1. Letak geografis Desa Ujung Bulu pada peta wilayah Kabupaten Jeneponto

Berdasarkan letak geografisnya, Desa Ujung Bulu berada di dataran tinggi yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang sangat luas, serta kaya akan potensi sumber daya alam lainnya, seperti sumber mata air yang dapat ditemukan di setiap dusun. Ujung Bulu merupakan salah satu desa di Jeneponto yang mempunyai tingkat kesuburan tanah yang sesuai dengan berbagai jenis tanaman, baik tanaman palawija maupun tanaman hortikultura.

2.1.2       

Administrasi

Gambar 2. Peta administrasi Desa Ujung Bulu

Desa Ujung Bulu termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa ini terdiri dari tujuh (7) dusun yaitu Dusun Bonto Manai, Dusun Bonto Jai, Dusun Kambutta Toa, Dusun Kayu Colo, Dusun Bungayya, Dusun Panakkukang, dan Dusun Balewang.

2.1.3       Iklim

Desa Ujung Bulu memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Umumnya musim hujan terjadi pada bulan November hingga April, bahkan kadang hingga bulan Juni. Sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. Rata-rata curah hujan mencapai 1.535 mm, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari, sedangkan curah hujan terendah pada bulan Juli, Agustus, dan September.

2.1.4       Sejarah Desa Ujung Bulu

Ujung Bulu merupakan hasil pemekaran Desa Tompobulu yang terbentuk pada hari senin, tanggal 27 Maret 1995 di kantor Desa Tompobulu. Pada saat itu, Desa Tompobulu dipimpin oleh Kepala Desa yang bernama H. Baso Tinggi dan diangkat sebagai Kepala Desa Persiapan di Ujung Bulu selama 6 Bulan. Pemilihan kepala desa pertama di Ujung Bulu dilaksanakan pada tanggal 19 April 1996 dengan Bakkara S. sebagai Kepala Desa terpilih periode 1996-2004. Bakkara S. kembali terpilih sebagai kepala desa periode 2004-2009. Namun, sebelum masa jabatan kepala desa Bakkara S. berakhir, beliau meninggal dunia pada tahun 2006, maka diangkatlah Penanggung Jawab Sementara (PJS) yaitu Halsyamsi, SH. selama 6 bulan. Pemilihan Kepala Desa yang ketiga diadakan pada tahun 2007 dengan Mansyur sebagai kepala desa terpilih periode 2007-2013. Setelah masa jabatan beliau berakhir, maka diangkatlah PJS yaitu Sain Tompo selama 6 Bulan. Pemilihan kepala desa yang keempat berlangsung pada tahun 2013 dan terpilihlah kembali Mansyur sebagai Kepala Desa Ujung Bulu Periode 2013-2019.

a.      Legenda Desa

Menurut sejarah dan legenda yang disampaikan sesepuh dan tetua bahwa letak Desa Ujung Bulu pada zaman dahulu tidak terletak di lokasi saat ini, namun terletak di lereng sebelah selatan gunung. Perpindahan desa ke lokasi yang sekarang sejauh kurang lebih 1 km. Penyebab berpindahnya desa ini tidak diketahui.

Desa Ujung Bulu ini mempunyai pemerintahan yang dipimpin oleh kepala desa/lurah. Lurah mempunyai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yang sama dengan kepala desa. Selain itu, Ujung Bulu mempunyai pemuka agama dan tokoh masyarakat.

b.     Sejarah Perkembangan Desa

Menurut sejarah perkembangan desa, peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi di Desa Ujung Bulu adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Peristiwa penting yang pernah terjadi di Desa Ujung Bulu

No. [null Tahun] Peristiwa Baik Peristiwa Buruk
1. 1975 Pembangunan balai desa  
2. 1976 Pembangunan gapura desa  
3. 1977 Pembangunan jalan  
4. 1978 Pembangunan jalan dusun  
5. 1979 Rehab masjid dusun  
6. 1980 Pembangunan jembatan  
7. 1981 Prona sertifikat tanah  
8. 1982 Pembangunan jalan kampung  
9. 1983 Pembuatan jalan utara tanggul  
10. 1984 Pembuatan jalan utara tanggul dasun  
11. 1985 Pembuatan gapuro dusun mulungan  
12. 1986 Rehab jalan dusun Longsor
13. 1987 Pembuatan gorong-gorong S.14  
14. 1988 Perluasan wilayah dusun  
15. 1989 Rehab balai desa  
16. 1995 Pemekaran Desa Tompo Bulu menjadi Desa Ujung Bulu Belum ada proses demokrasi di Desa Ujung Bulu
17. 1996 Pilkades (Bakkara S.) awal mula terjadinya proses demokrasi di Desa Ujung Bulu Masyarakat belum sepenuhnya bisa memberikan hak pilihnya karena masih belum paham dengan proses demokrasi
18. 2004 Pilkades (Bakkara S.)  
19. 2006 Pendirian SDN No.45a Kayu Colo  
20. 2007 Pilkades (Mansyur)  
21. 2013 Pilkades (Mansyur), Masyarakat Ujung Bulu telah memahami sistem demokrasi yang sesungguhnya. Masyarakat selalu di perhadapkan terhadap pilihan yang sulit.

 

2.1.5       Perkembangan Desa Ujung Bulu

1.       Tingkat Pendidikan Masyarakat

Berdasarkan hasil sensus tahun 2015 tingkat pendidikan warga Desa Ujung Bulu meningkat dibandingkan tahun lalu dan setara dengan pendidikan di desa lainnya. Namun, masih perlu perhatian yang lebih serius untuk memberi penyadaran kepada seluruh masyarakat Ujung Bulu akan pentingnya pendidikan bagi pembangunan desa, karena dengan adanya pendidikan masyarakat lebih mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan potensi yang ada di desa. Sarana dan prasarana pendidikan cukup memadai dengan adanya bangunan sekolah dasar yang ada di Desa Ujung Bulu. Data hasil sensus untuk tingkat pendidikan masyarakat Desa Ujung Bulu dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan terakhir

No. Tingkatan Jumlah
1. Tidak Tamat SD/Tidak Sekolah -
2. Tamat SD 685
3. Tamat SMP 213
4. Tamat SMA 135
5. Tamat D1 -
6. Tamat D2 -
7. Tamat D3 2
8. Tamat S1 55
9. Tamat S2 -
10. Tamat S3 -
Jumlah 1090

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

a.   Sekolah Dasar

Terdapat 4 unit bangunan Sekolah Dasar yaitu SDN No. 273 Kambutta Toa, SDI No. 158 Balewang (1974), SDN No. 245 Biring Romang (1987), dan SDN No. 45 Kayu Colo (2006). Sarana berupa bahan bacaan yang minim menghambat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, keempat unit sekolah masih membutuhkan fasilitas penunjang lainnya, seperti renovasi ruang belajar, ruang guru, perpustakaan, dan WC sekolah.

b.   Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Umum/ Sekolah Menengah Kejuruan

Semua siswa yang akan melanjutkan kejenjang SMP dan SMA harus keluar desa. Beberapa memilih ke desa tetangga, ke ibu kota Kecamatan Rumbia, ke ibu kota tetangga Kecamatan atau bahkan ke Kabupaten Bantaeng dikarenakan belum adanya Sekolah Menengah Atas di desa Ujung Bulu. Sehingga yang bersekolah sampai ke SMA hanya yang termasuk golongan ekonomi menengah ke atas. Oleh karena itu, masyarakat ekonomi menengah ke bawah umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

c.   Perguruan Tinggi

Sebagian besar lulusan SMA di Desa Ujung Bulu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dan ada pula yang langsung mencari pekerjaan misalnya mendaftar di Kepolisian, TNI, dan lain-lain. Jumlah angka lulusan sarjana saat ini sebanyak 55 orang. Sasaran perguruan tinggi andalan masyarakat adalah UNHAS, UIN, UNM, POLTEKES MAKASSAR, STIBA, UMI, UNISMUH, YAPTI, Al-AMANAH, YAPNAS, dan DDI.

Fenomena ini diharapkan memunculkan kesadaran dari semua pihak untuk membangun komitmen bersama-sama menjadikan masyarakat desa Ujung Bulu yang memiliki generasi yang cerdas dengan cara mengurangi permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya pendidikan di desa ini. Oleh karena itu, masyarakat desa membutuhkan perhatian yang khusus dari pemerintah dalam bidang pendidikan. Beberapa hal dalam peningkatan di bidang pendidikan adalah mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan gratis, kedisiplinan dari tenaga pengajar dalam melakukan tugas dan tanggungjawab yang diemban untuk menciptakan generasi cerdas, serta penambahan sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai.   

2.       Mata Pencaharian

Mayoritas penduduk Ujung Bulu memiliki mata pencaharian sebagai petani dan berkebun, sesuai dengan hasil komoditi terbesar yang bersumber dari Ujung Bulu adalah kopi. Selain itu, banyak juga yang mengandalkan tanaman hortikultura seperti bawang merah, kol, wortel, tembakau dan sawi.

Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah
1. PNS 10
2. ABRI/POLRI 1
3. Pensiunan 2
4. Petani 816
5. Swasta -
6. Pedagang 35
7. Buruh Tani 2
8. Tukang 55
9. Lain-lain 10
Jumlah 931

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

3.       Kesehatan

Berdasarkan hasil diskusi dan informasi dari masyarakat bahwa di Desa Ujung Bulu tidak ada penyakit yang mendominasi dikarenakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai. Penyakit yang umumnya diderita warga adalah penyakit muntaber dan influenza. Penyakit ini kadang terjadi pada musim hujan dan pada saat pergantian musim.

Unit pelayanan kesehatan yang ada di Desa Ujung Bulu berupa 1 unit Pustu yang dijadikan sebagai sarana pertolongan pertama bagi warga desa. Namun untuk saat ini masih belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena adanya beberapa kendala, seperti sangat jauh dari standar kesehatan serta fasilitas yang masih belum memadai. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dari semua pihak baik pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten untuk memberikan bantuan sarana dan prasarana.

Tabel 4. Jumlah kepala keluarga penerima jaminan sosial

No. Jaminan Sosial Jumlah KK
1. Ya 301
2. Tidak 506
Jumlah 807

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

Gambar 3. Diagram jumlah penduduk penerima jaminan sosial

Berdasarkan data di atas sekitar 63% dari jumlah kepala keluarga belum mendapatkan jaminan sosial. Oleh karena itu, masyarakat perlu difasilitasi agar mendapatkan jaminan sosial terutama masyarakat yang tergolong miskin.

4.       Sanitasi Dasar

a.        Sumber Air Bersih

Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga masih bisa terpenuhi dengan memanfaatkan mata air yang berasal dari pegunungan. Air tersebut diperoleh menggunakan pipa atau selang dari penampungan yang berada di dekat mata air. Namun, sebagian masyarakat juga menggunakan sumur gali atau sumur umum untuk mengatasi krisis air bersih pada saat musim kemarau. Oleh karena itu, perlu perhatian dari pihak terkait dalam memfasilitasi agar tidak kesulitan air bersih pada musim kemarau.

b.        Jamban Keluarga

Masyarakat Ujung Bulu masih banyak yang belum memiliki jamban sehingga mereka masih membuang tinja/kotoran ke sungai atau irigasi yang berada di dekat rumah. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan mereka dalam menyediakan sarana jamban, serta kurangnya kesadaran akan pentingnya hidup bersih dan sehat.

c.        Saluran Pembuangan Air Limbah dan Sampah Rumah Tangga

Pada kenyataannya semua pembuangan rumah tangga berupa limbah cair yang dihasilkan setiap hari dibiarkan mengalir di bawah dapur rumah menuju ke tempat yang rendah tanpa ada penampungan khusus. Sementara untuk limbah padat seperti sampah rumah tangga umumnya dibuang di sekitar pekarangan samping atau belakang rumah dan dibiarkan begitu saja.

d.       Drainase

Secara umum drainase permanen yang dimiliki Desa Ujung Bulu sepanjang ± 3000 m. Namun saluran tersebut sudah mulai rusak karena sudah lama, serta air yang mengalir pada drainase tersebut tidak mampu ditampung sehingga kadang merusak drainase tersebut. Selain itu, drainase yang belum permanen mengalami penyumbatan sehingga merusak drainase yang sudah ada. Drainase hanya dibuat pada dataran tinggi sehingga ketika musim hujan tiba, air hujan yang tidak mampu ditampung meluap ke jalan raya, bahkan mengalir ke seberang jalan kemudian masuk ke pemukiman masyarakat.

e.        Talud

Talud yang ada di Desa Ujung Bulu masih utuh, namun masih membutuhkan tambahan talud karena seringnya terjadi longsor pada musim hujan sehingga menyebabkan lumpur menutupi sebagian badan jalan dan menyebabkan badan jalan menjadi rusak. Hal ini menghambat proses transportasi masyarakat dan perlu adanya penambahan jumlah pembangunan talud dibeberapa titik yang rawan longsor.

5.       Keagamaan

Terdapat delapan bangunan masjid dan 3 musola yang dimanfaatkan oleh warga Desa Ujung Bulu dalam melaksanakan aktivitas keagamaan seperti pembinaan anak-anak dalam mengenal Al-Qur’an.

6.       Kehidupan Sosial          

Masyarakat Ujung Bulu umumnya adalah masyarakat yang religius, sopan, ramah, tekun dan rajin bekerja. Ketekunan ini dibuktikan dengan kebiasaan masyarakat yang menghabiskan hampir seluruh aktivitasnya di kebun.

Kehidupan sosial masyarakat sehari-hari masih kental dengan budaya timur yang mempertahankan semangat gotong royong dan bekerja sama dalam berbagai bidang, baik dalam hal pekerjaan fisik bangunan maupun pertanian. Hal ini menjadi ciri khas masyarakat Jeneponto pada umumnya dan masyarakat Desa Ujung Bulu pada khususnya dalam kehidupan sehari-hari.

7.       Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Ujung Bulu dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2015. Tercatat jumlah penduduk Desa Ujung Bulu 2.382 jiwa dengan perbandingan laki-laki 1.223 jiwa dan perempuan sebanyak 1.159 jiwa. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Jiwa
1. Laki-laki 1223
2. Perempuan 1159
Jumlah 2.382

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

Gambar 4. Diagram jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan data pemerintah Desa Ujung Bulu tahun 2015, jumlah rumah tangga yang ada di Desa Ujung Bulu tercatat sebanyak 807 KK. Pertambahan penduduk tidak terlalu pesat, hanya saja tingkat pernikahan usia dini yang masih tinggi dimana perempuan rata-rata menikah diusia 15-18 tahun, yang mestinya pada usia tersebut mereka masih mengenyam bangku sekolah. Walaupun demikian angka kepadatan penduduk di Desa Ujung Bulu masih tergolong kurang padat. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata jumlah anggota keluarga setiap rumah tangga sebanyak lima jiwa yang terdiri dari dua orang tua dan tiga anak. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur

No. Umur (tahun) Jiwa Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
1. 0-5 30 176 132
2. 6-12 281 142 139
3. 13-15 139 72 67
4. 16-18 139 66 73
5. 19-24 244 138 106
6. 25-60 1.119 560 559
7. 61-90 152 69 83
Jumlah 2.382 1.223 1.159

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

Gambar 5. Diagram jumlah penduduk berdasarkan umur

Jumlah rumah tangga di Desa Ujung Bulu sangat besar sehingga perlu ada pemberdayaan baik di tingkat Pemerintah Desa maupun tingkat masyarakat sehingga pendapatan masyarakat meningkat guna mencukupi kebutuhan rumah tangga apa lagi dengan potensi yang ada di Desa Ujung Bulu yang apabila dimanfaatkan dengan baik dapat menunjang peningkatan pendapatan masyarakat jumlah rumah tangga dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Jumlah penduduk berdasarkan status perkawinan

No. Status Pernikahan Jenis Kelamin Jumlah
L P
1. Belum nikah 343 390 733
2. Nikah 759 759 1518
4. Cerai Mati 36 44 80
5. Cerai Hidup 19 32 51
Jumlah 2382

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

Gambar 6. Diagram jumlah penduduk berdasarkan status perkawinan 

2.1.6       Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Berdasarkan hasil sensus penduduk desa Ujung Bulu pada tahun 2015, tingkat kemiskinan masyarakat mencapai 41%. Hal ini menandakan bahwa desa Ujung Bulu memiliki tingkat kesejahteraan yang masih sangat perlu ditingkatkan. Secara rinci tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Tingkat Kesejahteraan Jumlah Kepala Keluarga
1. Sangat Miskin 98
2. Miskin 327
3. Sedang 284
4. Kaya 98
Jumlah 807

Tabel 8. Jumlah keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakat

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

Gambar 7. Diagram jumlah kepala keluarga berdasarkan status kesejahteraan masyarakat

1.       Kondisi Ekonomi

Desa Ujung Bulu yang berada di dataran tinggi ini merupakan daerah yang subur dan memiliki sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan, baik itu dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, maupun ekowisata. Pada sektor pertanian dan perkebunan, masyarakat pada umumnya menanam tanaman sayur-sayuran, jagung, kopi, tembakau, dan cengkeh. Sedangkan untuk sektor peternakan, masyarakat umumnya memelihara sapi, kambing, kuda, dan lain-lain. Adapun untuk sektor ekowisata, desa ini memiliki banyak objek wisata yang dapat dikembangkan misalnya wisata hortikultura, air terjun, dan wisata alam pegunungan. Namun untuk saat ini, masyarakat umumnya hanya memperoleh pendapatan dari sekor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Berikut adalah tabel pendapatan masyarakat Ujung Bulu pada tahun 2015.

Tabel 9. Jumlah kepala keluarga berdasarkan pendapatan per bulan

No. Pendapatan Perbulan Jumlah Kepala Keluarga
1. Kurang Dari Rp. 500.000 98
2. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 327
3. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 284
4. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 98
Jumlah 807

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

Untuk menunjang aktivitas masyarakat sehari-hari, ada berbagai fasilitas yang dibutuhkan seperti kepemilikan kendaraan. Kendaraan yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat desa Ujung Bulu adalah motor. Hal ini dapat menjadi indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi masyarakat setempat. Berdasarkan sensus pada tahun 2015, kepemilikan kendaraan masyarakat Ujung Bulu dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Jumlah kepala keluarga berdasarkan kepemilikan kendaraan tiap dusun

No. Jumlah Kepala Keluarga Kepemilikan Kendaraan Jumlah
Tidak Punya Sepeda Motor Mobil
1. Bonto Manai 11 59 3 40 83
2. Bonto Jai - 5 67 11 83
3. Kambutta Toa 4 5 73 16 98
4. Kayu Colo 62 - 68 6 136
5. Bungayya 44 8 52 4 108
6. Panakukang 17 - 65 11 93
7. Balewang 1 - 73 32 106
Jumlah 139 77 401 120 707

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

Kondisi geografis desa Ujung Bulu yang sangat potensial sehingga sangat memungkinkan bagi masyarakat untuk memiliki mata pencaharian ganda. Selain bertani masyarakat Ujung Bulu juga memperoleh pendapatan dari sektor peternakan. Walaupun secara umum teknik beternak masyarakat masih bersifat tradisional sehingga masih perlu dikembangkan untuk memperoleh pendapatan yang maksimal demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara rinci data mengenai kuantitas kepemilikan ternak disajikan pada tabel berikut.

Tabel 11. Jumlah kepala keluarga berdasarkan kepemilikan ternak

No. Jumlah Kepala Keluarga Kepemilikan Ternak Jumlah
Tidak ada Ayam Bebek/

Itik

Kambing Kuda Sapi
1. Bonto Manai 14 84 4 17 10 16 145
2. Bonto Jai - 20 22 8 3 5 58
3. Kambutta Toa - 27 4 27 10 3 71
4. Kayu Colo 118 17 1 16 7 4 163
5. Bungayya 27 42 2 6 - 31 108
6. Panakukang - 93 11 15 5 14 138
7. Balewang - 85 5 7 6 9 112
Jumlah 159 368 49 96 41 82 795

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015  

2.       Sarana dan Prasarana (Infrastruktur Desa)

a.    Jalan

Kondisi jalan poros di Desa Ujung Bulu sudah beraspal, namun mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga dapat membahayakan pengguna jalan. Luapan air dari drainase yang belum permanen menjadi penyebab kerusakan di semua ruas jalan, baik jalan poros maupun jalan pemukiman masyarakat. Sebagian jalan pemukiman masyarakat masih berupa jalan tanah sehingga pada musim hujan sangat sulit dilalui alat transportasi seperti mobil dan motor sehingga perlu perhatian seluruh pihak untuk segera memperbaiki jalan-jalan yang ada di Desa Ujung Bulu.

b.    Jembatan

Di Desa Ujung Bulu terdapat satu unit jembatan beton yang sudah permanen, namun masih butuh penambahan jembatan di beberapa titik untuk menjadi penghubung ke semua wilayah yang ada di Desa Ujung Bulu, baik ke Dusun-Dusun maupun ke Desa tetangga dan ke Kabupaten Jeneponto.

c.    Drainase

Drainase di Desa Ujung Bulu sudah dibangun di beberapa titik, namun masih banyak titik/daerah yang belum terbangun sehingga sering terjadi luapan air ke jalan-jalan bahkan hingga ke perumahan penduduk. Kondisi drainase yang belum permanen ditambah dengan debit air yang sangat besar sering menyebabkan terjadinya penyumbatan pada drainase yang masih berbahan tanah dan batu. Maka dipandang perlu adanya perhatian pemerintah guna untuk mengurangi masalah yang terjadi khususnya yang terkait dengan saluran pembuangan/drainase yang belum cukup memadai.

d.   Irigasi

Hampir semua dusun di Desa Ujung Bulu memiliki irigasi, namun masih menggunakan irigasi yang dibuat secara tradisional dari batu dan tanah sehingga terkadang air meluap dan merusak tanaman masyarakat. Meluapnya air menyebabkan air terbuang begitu saja, sehingga masih ada area perkebunan yang tidak dapat teraliri. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan irigasi secara permanen.

e.   Bangunan Pustu

Terdapat 1 unit bangunan Pustu yang kondisinya masih baik, namun masih belum bisa dimanfaatkan karena adanya beberapa kendala/masalah. Perlu adanya perhatian serius dari pihak yang berwenang dalam rangka mengatasi kendala/masalah tersebut agar bangunan Pustu tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

f.     Posyandu

Di Desa Ujung Bulu terdapat tujuh kelompok kader Posyandu, namun yang jadi permasalahan ialah belum adanya bangunan sehingga perlu pembangunan gedung guna meningkatkan pelayanan bagi para balita dan ibu hamil agar tidak lagi melakukan pelayanan di kolong rumah penduduk. Ini juga akan menjadi motivasi bagi para kader ketika sudah ada wadah di setiap wilayah dusun di Desa Ujung Bulu, serta masyarakat juga akan mengetahui tempat pelayanan ketika sudah ada posyandu di setiap Dusun.

g.    Bangunan Sekolah Dasar (SD)

Keberadaan bangunan sekolah sangat menunjang siswa dalam belajar. Ada beberapa sekolah tingkat SD, walaupun kondisi masih sangat baik namun masih sangat membutuhkan penambahan bangunan yang permanen, baik itu RKB, kantor, maupun perpustakaan di setiap sekolah. Disamping itu perlu dibangun juga PAUD untuk mengajak anak usia dini mengenal pendidikan agar tidak lagi banyak yang putus sekolah.

h.   Pemukiman Penduduk

Letak pemukiman warga berada di sepanjang poros jalan Desa, namun ada juga yang terletak pada lorong menuju kebun yang tidak begitu jauh dari poros jalan. Jarak antara rumah warga saling berdekatan. Di sepanjang jalan desa yang tidak ditempati bangunan rumah warga, ditumbuhi tanaman jangka panjang seperti kopi, nangka, pisang, cengkeh dan mangga.

Hampir seluruh masyarakat Desa Ujung Bulu sudah menggunakan lampu listrik, namun masih ada yang mendapatkan sambungan listrik dari tetangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Jumlah kepala keluarga berdasarkan sumber penerangan listrik

No. Jumlah Kepala Keluarga Sumber Penerangan Listrik Jumlah
Tidak Ada Sambung dari tetangga PLN Pascabayar PLN Prabayar
1. Bonto Manai 10 121 - 8 139
2. Bonto Jai - 98 39 3 140
3. Kambutta Toa - 98 39 3 140
4. Kayu Colo - 103 27 6 136
5. Bungayya - 39 37 4 80
6. Panakukang 26 40 2 25 93
7. Balewang - 20 1 - 21
Jumlah 36 519 145 49 749

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

i.     Perumahan Penduduk

Perumahan penduduk di Desa ini sama dengan rumah umumnya di Jeneponto yaitu rumah penduduk berbentuk panggung berukuran rata-rata 6 meter x 10 meter beratap seng, berdinding papan/seng/gamacca. Lantainya terdiri dari papan biasa dan bambu, tiang kayu biasa (cokkibali) dan kayu bayam bagi yang keluarga mampu. Selain rumah panggung, ada juga warga yang memiliki rumah batu, hanya saja jumlahnya sedikit, sehingga jelas sekali terlihat perbedaan status sosial warga karena hanya orang yang mampulah yang memiliki rumah tersebut. Untuk lebih jelas bentuk-bentuk rumah warga dan bahan-bahan dasarnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13. Jumlah kepala keluarga Desa Ujung Bulu berdasarkan status kepemilikan rumah

No. Status Kepemilikan Rumah Jumlah Kepala Keluarga
1. Milik sendiri 613
2. Sewa -
3. Numpang 196
4. Rumah Dinas -
Jumlah 809

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu tahun 2015

j.     Kelembagaan Desa

1)       Hubungan antar Lembaga Kampung

Terdapat sejumlah organisasi dan lembaga di Desa Ujung Bulu, baik formal maupun non formal. Organisasi tersebut mempunyai peran dan fungsi untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat.

Pembentukan masing-masing organisasi atau lembaga tersebut dibedakan atas:

a)        Organisasi/lembaga yang dibentuk atas inisiatif masyarakat guna memenuhi kepentingan masyarakat,

b)       Organisasi/lembaga yang muncul dan tumbuh atas inisiatif masyarakat dan didukung secara operasional dan finansial oleh pihak luar,

c)        

Organisasi/lembaga yang merupakan bentukan “pihak luar” yang inisiatif pembentukan tidak berasal dari masyarakat.

Gambar 8. Bagan hubungan kelembagaan yang ada di Desa Ujung Bulu

Bagan hubungan kelembagaan yang ada di Desa Ujung Bulu yang difokuskan pada kajian hubungan antar lembaga tingkat lokal (Desa) untuk menunjukkan besarnya manfaat, pengaruh dan dekatnya hubungan masing-masing organisasi/lembaga tersebut dengan masyarakat dari hasil kajian tersebut dapat kita lihat bahwa lembaga-lembaga yang ada di Desa Ujung Bulu peran masih sangat rendah ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman dan belum paham tupoksi masing-masing lembaga sehingga kurang berperan di setiap pelaksanaan pembangunan di Desa.

Keberadaan lembaga-lembaga yang ada di Desa Ujung Bulu sebagaimana digambarkan di atas apabila ditinjau dari pemilikan kantor/sekretariat, struktur organisasi dan program tertulis lembaga dapat dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 14. Lembaga-lembaga yang ada di Desa Ujung Bulu

No. Nama Lembaga Ada/ Tidak Dampak/Pengaruhnya Terhadap Masyarakat
Kantor Struktur Program Tertulis
1. Pemerintah Desa Tidak Ada Ada Sangat besar
2. BPD Tidak Ada Ada Sangat besar
3. PKK Tidak Ada Ada Cukup Besar
4. Kelompok Tani Tidak Ada Tidak Sangat Besar
5. Koperasi Tidak Ada Tidak Kurang
6. Gapoktan Tidak Ada Tidak Cukup Besar
7. PPL Tidak Ada Tidak Cukup Besar
8. Kader Posyandu Tidak Ada Tidak Sangat Besar
9. Kader Dasawisma Tidak Ada Tidak Sangat Besar
10. Pustu Ada Ada Ada Sangat Besar
11. KPMD Tidak Ada Tidak Sangat Besar

Sumber: Data hasil fasilitator Desa Ujung Bulu.

2)       Struktur Kelembagaan Pemerintahan Desa Ujung Bulu

Pemerintahan Desa Ujung Bulu yang ada adalah hasil pemilihan secara langsung oleh masyarakat Desa Ujung Bulu Tahun 2013. Pemerintahan Desa Ujung Bulu dibentuk mengacu pada UU Nomor 32 tahun 2004 terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Struktur kelembagaan terdiri dari dua bagian yaitu Badan Permusyawaratan Desa dan Pemerintahan Desa. 

 

a)       Badan Permusyawaratan Desa

Struktur Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terdiri dari: ketua, wakil ketua, sekretaris dan beberapa anggota, pembentukannya dilaksanakan secara langsung oleh masyarakat Desa Ujung Bulu BPD di SK-kan oleh Bupati.

Tugas dan fungsi BPD ialah mengawasi jalannya pemerintah desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan keputusan bersama/ amanat masyarakat desa melalui musyawarah termasuk perencanaan desa yang disusun secara partisipatif, membuat peraturan-peraturan desa dan memberikan pertimbangan-pertimbangan serta meminta pertanggungjawaban kepala desa setiap akhir tahun dan akhir masa jabatan.

Gambar 9. Struktur Badan Permusyawaratan Desa

b)       

Struktur Pemerintahan Desa

Gambar 10. Bagan Struktur Pemerintah Desa Ujung Bulu 

Keterangan:

KAUR                        : Kepala Urusan

KADUS          :  Kepala Dusun