Bendokaton Kidul, Tayu, Pati
Sejarah dan Budaya Desa Bendokaton Kidul Kecamatan Tayu Kabupaten Pati
Salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Tayu yaitu bernama Desa Bendokaton Kidul. Batas wilayah Desa Bendokaton Kidul sebelah utara berbatasan dengan desa Purwokerto, sebelah timur berbatasan dengan desa Kedungbang, sebelah selatan berbatasan dengan desa Jembulwunut Kecamatan Gunungwungkal dan sebelah barat berbatasan dengan desa Ngablak Kecamatan Cluwak. Desa Bendokaton Kidul dikenal dengan desa yang letaknya paling ujung di Kecamatan Tayu. Luas tanah Desa Bendokaton Kidul yaitu 134.700 km2 yang terdiri atas sawah, karas, tegalan, kuburan, sungai, tanah negara dan rumah warga. Biasanya tegalan ditanami dengan jagung, kacang, tela, pohon rambutan, pohon durian dan pohon matoa. Sedangkan sawah ditanami dengan padi, Jagung, Ketela, Tebu, Kacang-kacangan.
Jumlah penduduk keseluruhannya yaitu 1.748 jiwa dengan 533 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk laki-laki 877 jiwa dan jumlah penduduk perempuan ada 871 jiwa. Desa Bendokaton Kidul terdiri dari 3 RW dan 13 RT yang mana RW 1 bernama dukuh Mbak Leber terdiri dari 4 RT, kemudian RW 2 bernama dukuh Kalicili yang terdiri dari 5 RT dan RW 3 bernama dukuh Ngrambutan yang terdiri dari 4 RT. Mayoritas penduduk dari Desa Bendokaton Kidul bekerja sebagai buruh tani.
Awal mula berdirinya desa Bendokaton Kidul sendiri menurut berbagai narasumber yaitu diawali dengan adanya dua tokoh kakak beradik yang bernama Singoyudo dan Singojoyo. Asal dari kakak-beradik ini merupakan anak dari kepala desa atau petinggi Bangkol. Agar tidak terjadi saling iri, kedua kakak-beradik ini mendapat dua bagian wilayah kekuasaan yang berbeda yaitu Singoyudo di bagian selatan sungai dan Singojoyo berkuasa di bagian wilayah utara sungai. Di tengah sungai yang membatasi wilayah kedua kakak beradik tersebut terdapat sebuah pohon Bendo yang besar, yang bentuknya seperti pohon karet. Konon pohon tersebut terkadang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Letak dari pohon tersebut terdapat di bagian selatan sungai yang kemudian dinamakan dengan nama desa Bendokaton Kidul dibawah kekuasaan wilayah Singojoyo. Sedangkan Singoyudo memberikan daerah kekuasaannya dengan nama desa Purwokerto yang memiliki dukuh bernama Bendokaton. Dukuh Bendokaton tidak lain merupakan perbedaan dari Bendokaton Kidul yang asalnya berada di utara atau dalam bahasa Jawanya yaitu Lor.
Singojoyo adalah seorang petualang dan pengembara yang kemudian bertemu dengan tokoh muda yang dapat dipercaya. Ia bernama Rono Astro. Karena ia adalah orang yang dapat dipercaya oleh Singojoyo, maka Rono Astro diangkat dan dijadikan petinggi pertama di desa Bendokaton Kidul. Istilah petinggi merupakan istilah dari Kepala Desa yang digunakan pada zaman dahulu, meskipun sampai sekarang istilah petinggi masih sering digunakan oleh masyarakat sekitar desa Bendokaton Kidul untuk menyebut ibu atau bapak kepala desa.
Pemerintahan Rono Astro sudah ada sejak sebelum tahun 1945. Para perangkat pada saat itu disebut dengan petinggi, carik, tuwowo, mudin, bayan dan petengan. Rono Astro sendiri memiliki seorang kakak yang bernama Tirto Wijoyo, ia memiliki anak yang bernama Soetomo. Kemudian petinggi selanjutnya yaitu diserahkan kepada Soetomo setelah Rono Astro yang kemudian beliau mengikuti pemilihan Kepala Desa dan terpilih. Pemerintahan Sutomo dimulai pada tahun 1945-1988. Di sisi lain masyarakat desa Bendokaton Kidul juga senang dengan pemerintahan Sutomo karena beliau dikenal dengan sifatnya yang merakyat.
Setelah pemerintahan Sutomo selesai, kemudian diajukan anak dari Sutomo yang bernama Waluyo Utomo untuk diikutkan pemilihan kepala desa yang baru. Waluyo Utomo sendiri sebelumnya bekerja sebagai PNS di dinas transmigrasi. Beberapa tandingan pun kalah dan Waluyo Utomo anak dari Sutomo terpilih menjadi kepala desa selanjutnya dengan periode 1988-2008. Setelah periode Waluyo Utomo selesai, kemudian dilanjutkan dengan pemilihan kepala desa yang mana istri dari Waluyo Utomo yang bernama Titik Wahyuni yang maju menjadi kepala desa dan memenangkan pemilihan kepala desa. Periode Titik Wahyuni dimulai dari tahun 2008-2019.
Kebijakan petinggi desa Bendokaton Kidul dalam pembagian upah kepada para perangkat desa yaitu dengan penghasilan dari tanah bengok yang merupakan tanah milik desa. Pengelolaan dari tanah bengkok sendiri diserahkan kepada para penduduk desa Bendokaton Kidul sebagai penggarap. Dari sejumlah tanah tersebut tidak dipersewakan namun petinggi mempergunakan para penduduk desa untuk mengolah tanah bengkok tersebut. Jadi tanah tersebut dapat dibagi-bagikan dan dikerjakan oleh penduduk desa sendiri dengan sistem garap. Sehingga dapat menyerap tenaga kerja dari penduduk desa sendiri sebagai buruh tani yang sebelumnya memburuh tani di desa lain dan kemudian menetap di desa sendiri.
Ketiga nama dukuh yang berbeda di setiap RW-nya juga memiliki cerita sendiri. Namun sayangnya terjadi beberapa versi dalam asal muasal penamaan ketiga dukuh di desa Bendokaton Kidul.[1]
Bendokaton Kidul | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Pati | ||||
Kecamatan | Tayu | ||||
Kode pos | 59155 | ||||
Kode Kemendagri | 33.18.19.2016 | ||||
Luas | 134,700 km² | ||||
Jumlah penduduk | 1748 jiwa | ||||
Kepadatan | 533 jiwa/kk | ||||
|
Bendokaton Kidul adalah desa di kecamatan Tayu, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
- ^ wawancara dengan sesepuh dan perangkat desa setempat