Klitoris

pusat kenikmatan vulva
Revisi sejak 21 Agustus 2017 12.51 oleh CAPTAIN RAJU (bicara | kontrib) ((GR) File renamed: File:Clitoris anatomy labeled-en.svgFile:Clitoris Anatomy.svg File renaming criterion #1: At the original uploader’s request.Multiple languages support has been added. File na...)

Klitoris atau kelentit adalah organ seksual wanita yang ditemukan di ujung sebelah atas antara kedua labia minora (bibir vagina dalam).

Klitoris
Anatomi internal vulva manusia, dengan kulit pembungkus klitoris dan labia minora diindikasikan sebagai garis. Klitoris memanjang dari bagian yang terlihat titik di bawah tulang kemaluan.
Rincian
PendahuluTuberkulum genital
Pengidentifikasi
MeSHD002987
TA98A09.2.02.001
TA23565
FMA9909
Daftar istilah anatomi

Klitoris identik dengan penis pada pria karena bentuknya mirip penis dan sensitif seperti penis. Klitoris banyak dialiri pembuluh darah dan urat syaraf, sehingga klitoris merupakan daerah yang sangat sensitif terhadap rangsangan seksual.[1]

Bentuk

Klitoris terdiri dari satu daerah bulat atau kepala, disebut kelenjar, dan bagian yang lebih panjang, disebut batang, yang memiliki bentuk-bentuk cekungan mirip dengan yang dipunyai penis. Jaringan dari bibir bagian dalam biasanya menutupi batang klitoris, yang membentuk tudung atau kulit khatan untuk melindunginya. Satu-satunya bagian dari klitoris yang dapat dilihat langsung adalah kelenjarnya, yang terlihat seperti kancing kecil berkilat. Ukuran dan bentuknya berbeda-beda pada setiap wanita. Klitoris dapat dilihat dengan mendorong kulit selubung klitoris ke belakang. Ada banyak sekali ujung saraf dalam klitoris dan di daerah sekitarnya.

Fungsi

Banyaknya ujung saraf dalam klitoris menyebabkannya menjadi sangat sensitif terhadap sentuhan atau tekanan langsung atau tidak langsung. Hal ini mirip dengan penis pada pria. Rangsangan pada daerah klitoris dapat menjadi nikmat, bahkan memberikan pemiliknya kenikmatan seksual merupakan satu-satunya fungsi organ ini yang diketahui, dan klitoris adalah satu-satunya organ manusia yang memiliki pemberi kenikmatan sebagai fungsi utama. Klitoris tidak ada hubungannya dengan kehamilan, menstruasi, atau kencing.

Proses terangsang secara klitoris

Saat seorang wanita menjadi terangsang secara seksual, kelenjar dan batang klitoris terisi darah dan ukurannya membesar. Kelenjar ini dapat menggandakan ukuran diameternya. Tidak ada bukti bahwa klitoris yang lebih besar berarti lebih tinggi rangsangan seksual. Saat rangsangan erotik berlanjut dan orgasme datang, klitoris menjadi kurang terlihat karena tertutup oleh jaringan penutup klitoris yang membesar. Pembesaran ini dirancang untuk melindungi klitoris dari kontak langsung, yang, bagi beberapa wanita, dapat mengganggu daripada mengenakkan. Klitoris akan keluar lagi saat rangsangan dihentikan.

Setelah orgasme klitoris kembali ke ukuran semula dalam waktu sepuluh menit karena orgasme menyebabkan pembubaran darah yang terkumpul. Bila seorang wanita tidak mengalami orgasme, darah yang telah mengalir ke dalam klitoris akibat rangsangan seksual dapat tetap berada disana, menyebabkan klitoris tetap membesar untuk beberapa jam. Banyak wanita yang merasakan hal ini tidak nyaman.

Klitoris seorang wanita dapat dirangsang melalui sentuhan langsung atau tidak langsung. Saat bersetubuh penis tidak menyentuh klitoris secara langsung. Masuknya penis ke dalam vagina, posisi apapun yang digunakan, menggerakkan labia minora, dan gerakan bibir yang menyentuh klitoris ini yang biasanya menyebabkan orgasme. Kontak langsung dengan klitoris dengan menyentuhkan dengan jari, alat penggetar, atau lidah dapat menyebabkan rasa tidak nyaman bagi banyak wanita. Bagi wanita ini, elusan atau jilatan biasa pada daerah di sekitar klitoris dirasakan lebih nikmat. Wanita lainnya menikmati stimulasi langsung. Ada banyak sekali variasi sensitifitas pada klitoris, dan setiap wanita akan menemukan mana yang dirasakan terbaik

Referensi

  1. ^ Genetalia Eksterna Wanita, Rochmawati, Lusa. 2011. Pengajar di perguruan tinggi di Yogyakarta dan Surakarta.

Pranala luar

  • (Inggris) The truth about women Williamson, S; Nowak, R. New Scientist 1 August 1998 pp. 1–5 - the story of Helen O'Connell