Prasasti Sembiran

Revisi sejak 28 Agustus 2017 06.28 oleh Naval Scene (bicara | kontrib) (+wkf)

Prasasti Sembiran, disebut juga Prasasti Julah-Sembiran, adalah kumpulan prasasti lempeng tembaga, yang ditemukan di desa Sembiran, Tejakula, Bulelelng, di pulau Bali bagian utara.[1] Semua lempeng prasasti memiliki penanggalan, yaitu antara 922 hingga 1181 Masehi, sehingga meliputi kurun waktu lebih dari 200 tahun.[2] Sembiran A I bertahun 844 Saka (922 M), Sembiran B bertahun 873 Saka (951 M), Sembiran A II bertahun 897 Saka (975 M), Sembiran A III bertahun 938 Saka (1016 M), Sembiran A IV bertahun 987 Saka (1065 M), dan Sembiran C bertahun 1103 Saka (1181 M).[2]

Prasasti Sembiran merupakan informasi terawal mengenai keadaan daerah Julah dan sekitarnya.[2] Teks yang tertulis menyebutkan bahwa prasasti tersebut ditujukan bagi "keraman Julah" (penduduk desa Julah).[1] Hal tersebut menyiratkan bahwa sesungguhnya penduduk desa Sembiran dahulu berasal dari desa Julah, yang sebagian kemudian berpindah 1 km ke arah pegunungan dari pantai untuk menghindari serangan-serangan dari arah laut.[1]

Teks prasasti dan alih aksara

Berikut ini adalah teks prasasti menurut pembacaan Roelof Goris (1954), dengan terjemahan bahasa Indonesia oleh I Wayan Ardika dan Ni Luh Sutjiati Beratha (1996 dan 1998), sbb.:

Kelompok lempeng no. 104 Sembiran A I

Ib. (sisi Ia. tidak ditulisi)

  1. Yumu pakatahu sarbwa, dinganga kumpi gowinda, mañuratang ājñā astra, pandyan, yajña, ada penah ser pasar, kumpi ba(hugya)n
  2. me anak banwa di julah makahakuta, dhikara kriddhi panundun pu çri, pratikāya prajña, turut anak banwa, karaksayāna, padma, ki(rata)
  3. çr, pruk, sumambah aku midhih pamasamahyan kutaña, me banwaña aksina paraspara knakañña, lgi tyawan bunin, twa hetu
  4. syuruhku ya, lipetangen anak parumahan di kutaña, marang santnan marumah ditu, simayangña hangga air lutung karuh, hangga duri (lwa)
  5. rlwar kalod, hangga air hyang kangin, hanggmpuhan kadya, tani kabakaten mamatek papan, matkap bantilan lañcang, parahu
  6. mangrapuh mangharañi, manutu, tikasan, di tambang di buru, tapahaji, tani pamayarn pamli lañcang, pa, pawaruga, me anada caksu

IIa.

IIb.

IIIa.

IIIb.

IVa.

Sembiran B

Sembiran A II

Sembiran A III

Sembiran A IV

Sembiran C

Referensi

  1. ^ a b c Reuter, Thomas A. (2005). Custodians of the sacred mountains: budaya dan masyarakat di pegunungan Bali. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 9789794615331. 
  2. ^ a b c Hauser-Schäublin, Brigitta; Ardika, I Wayan (2008). "Burials, Texts and Rituals: Ethnoarchaeological Investigations in North Bali, Indonesia" (PDF). Universitätsverlag Göttingen.