Samigaluh, Kulon Progo

kapanéwon (setingkat kecamatan) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

Samigaluh adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Samigaluh berada di sebelah utara wilayah Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan ini berjarak sekira 40 Km dari ibukota kabupaten. Wilayahnya didominasi oleh perbukitan hingga Pegunungan Menoreh yang terletak di perbatasan antara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Samigaluh kaya dengan objek wisata seperti Puncak Suroloyo, Goa Seriti, Air Terjun Sidoharjo dan lain-lain. Kecamatan Samigaluh merupakan daerah penghasil cengkeh termasyhur dari Provinsi DI Yogyakarta.

Samigaluh
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta
KabupatenKulon Progo
Pemerintahan
 • PanewuSetiawan Tri Widada, S.So
Populasi
 • Total24,681 (SP 2.010) jiwa
Kode Kemendagri34.01.11 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3401120 Edit nilai pada Wikidata
Luas58,06 km²
Kepadatan425 jiwa/km²
Desa/kelurahan7
Peta
Lua error in Modul:Mapframe at line 384: attempt to perform arithmetic on local 'lat_d' (a nil value).Koordinat:

Batas wilayah

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Provinsi Jawa Tengah
Timur Kecamatan Kalibawang
Selatan Kecamatan Girimulyo dan Kecamatan Kalibawang
Barat Provinsi Jawa Tengah

Desa/kelurahan

  1. Banjarsari
  2. Gerbosari
  3. Kebonharjo
  4. Ngargosari
  5. Pagerharjo
  6. Purwoharjo
  7. Sidoharjo

Pariwisata

1. Puncak Suroloyo

Daerah ini mempunyai ketinggian di atas 500m dpl, sehingga ini berdampak pada hawa yang cukup dingin, terutama di Puncak Suralaya. Puncak Suroloyo, demikian orang-orang menyebutnya. Puncak Suroloyo merupakan salah satu bukit tertinggi di kawasan pegunungan Menoreh yang terletak di kabupaten Kulonprogo. Selain memiliki pemandangan yang indah, tempat ini juga memiliki berbagai cerita dan mitos yang cukup kuat. Tidak mengherankan jika suasana mistis sangat terasa jika kita berada di tempat ini.
Puncak Suroloyo memiliki kemiripan dengan kisah gunung Tidar. Jika Gunung Tidar diyakini sebagai pakuning tanah Jawa, maka Puncak Suroloyo diyakini sebagai pusat atau titik tengah pulau Jawa. Keyakinan ini didasarkan pada garis imaginer pulau Jawa. Jika ditarik garis lurus dari Selatan ke Utara dan dari Barat ke Timur, maka titik temunya ada di puncak Suroloyo ini. Tampaknya ada yang mengaitkan suroloyo dengan kisah semar, mengingat di tempat ini terdapat ornamen Semar badranaya. Suroloyo merupakan tempat bersemayamnya para dewa. Dengan mengaitkan Suroloyo dan sosok Semar hendak dikatakan bahwa puncak suralaya ini diyakini sebagai kahyangan, tempat berkumpulnya para dewa. Salah satu dewa yang ngejawantah adalah kyai semar itu. “Di daerah ini, pada malam-malam tertentu sering terdengar alunan gamelan. Tapi tidak diketahui dari mana sumber alunan gamelan itu” ungkap seorang penduduk desa di sekitar Puncak Suroloyo.
Tempat ini juga mempunyai kaitan sejarah dengan Kerajaan Mataram Islam. Dalam Kitab Cabolek yang ditulis Ngabehi Yasadipura pada sekitar abad ke-18 disebutkan bahwa suatu hari Sultan Agung Hanyokrokusumo yang kala itu masih bernama Mas Rangsang mendapat wangsit agar berjalan dari Keraton Kotagede ke arah barat. Petunjuk itupun diikutinya. Sampailah ia di puncak Suroloyo ini. Karena sudah menempuh jarak sekitar 40 km, Mas Rangsang merasa lelah dan tertidur di tempat ini. Pada saat itulah, Rangsang kembali menerima wangsit agar membangun tapa di tempat dia berhenti. Ini dilakukan sebagai syarat agar dia bisa menjadi penguasa yang adil dan bijaksana. Jadilah beberapa peninggalan yang masih ada hingga sekarang ini. Di bagian puncak, terdapat sebuah batu besar dan arca. Di tempat ini sering digunakan untuk mengadakan ritual jamasan pusaka kraton setiap awal bulan Sura. Pada ritual ini, puncak Suroloyo akan penuh sesak dengan orang-orang yang ingin ngalap berkah. Tidak tanggung-tanggung, banyak di antara mereka yang berjalan kaki menuju ke puncak Suroloyo[butuh rujukan].
Di samping mitos dan kisah sejarah, puncak Suroloyo menyuguhkan panorama alam yang menyegarkan. Perbukitan menoreh dapat dinikmati dari puncak Suroloyo. Kelok-kelok puncak perbukitan Menoreh yang diselimuti kabut tipis akan membuat kita melayang seraya di kahyangan. Jika cuaca cerah, biasanya pada pagi hari, kita bisa memandang empat gunung besar di Jawa yakni Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro. Dari tempat ini pun puncak Candi Borobudur yang berada di Magelang juga bisa dilihat dengan jelas. Jika kita membawa teropong, maka keindahan Candi Borobudur dapat dinikmati dari ketinggian puncak Suralaya ini.
Di puncak ini terdapat tiga gardu pandang yang mempunyai nama sendiri-sendiri yakni Suroloyo, Sariloyo, dan Kaendran. Dari ketiga gardu pandang ini, gardu pandang Suroloyo adalah gardu pandang yang paling menarik dan menantang. Untuk mencapai puncak ini, kita harus melewati jalan berundak yang lumayan untuk membuat kita terengah-tengah atau sekadar berhenti untuk mengatur napas untuk kemudian melanjutkan perjalanan. Di puncak ini terdapat sebuah joglo. Jika kita merasa tidak siap untuk naik sampai ke puncak karena fisik kita yang lemah, di bagian bawah sebelum jalan berundak ini terdapat sebuah joglo yang bisa dipakai untuk beristirahat seraya menikmati keindahan alam yang tersaji di depan mata kita. Selain keindahan alam, ada banyak aneka tumbuhan dan aneka jenis hewan yang bisa kita jumpai. Bunga-bunga liar yang beraneka warna menarik mata kita untuk memandangnya. Pemandangan seperti ini tentu akan memanjakan mata kita seraya mengucap syukur atas segala keindahan cipta-Nya. Sungguh luar biasa.
Kecamatan Samigaluh akhirnya mempunyai juga nama lain, yakni Menoreh. Nama tersebut dipakai karena letak wilayah ini di perbukitan Menoreh. Nama Menoreh diambil dari Pegunungan Menoreh, sebuah pegunungan yang membentang dari Kabupaten Magelang hingga Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, serta Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebutan 'Menoreh" akhirnya juga dipakai sebagai nama tempat ngopi, home stay dan destinasi wisata, seperti Menoreh Kopi Sangan (de MKS), yang terletak di Bukit Menoreh km 9 Samigaluh Kulon Progo.