Wader bintik-dua

Spesies Ikan Air Tawar
Revisi sejak 8 September 2017 19.41 oleh Danu Widjajanto (bicara | kontrib) (←Suntingan 114.125.72.109 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Aldnonymous)
Wader bintik-dua
Wader bintik-dua, Puntius binotatus
dari Ciliwung, Bogor
Aman
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. binotatus
Nama binomial
Puntius binotatus
Wilayah sebaran Puntius binotatus

Wader bintik-dua adalah sejenis ikan kecil anggota suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Ikan ini menyebar di Indonesia bagian barat (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Lombok), Indocina, dan Filipina. Nama-nama daerahnya di antaranya adalah beunteur (Sd.), wader cakul atau wader pada umumnya (Jw.), puyan (Bjr.), tanah atau sepadak (Bengkulu) dan lain-lain.[1]

Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai spotted barb atau common barb, ikan wader bintik-dua semula dideskripsi oleh Achille Valenciennes pada 1842 dengan nama Barbus binotatus (Barbus, sungut, merujuk pada sungut-sungut pendek di ujung moncongnya; binotatus, bernoktah dua). Sebelumnya, pada 1823 ikan ini sebetulnya telah dinamai oleh van Hasselt sebagai Barbus maculatus (maculatus = berbintik-bintik), namun dianggap tidak sah karena tidak disertai dengan pemerian.[1] Penempatannya dalam marga seringkali berubah-ubah, sehingga dalam literatur ikan ini acap pula disebut dengan nama-nama lain seperti Systomus binotatus, Capoeta binotata, dan Barbodes binotatus.

Pemerian

 
Ikan muda sepanjang 22mm SL

Ikan berukuran kecil-sedang, panjang total (dengan ekor) umumnya hingga 100mm; jarang lebih besar, namun dapat mencapai 170mm. Bersungut empat di ujung moncongnya, dan dengan gurat sisi yang sempurna (tidak terputus) berjumlah 23-27. Sirip dorsal (punggung) dengan 4 duri dan 8 jari-jari lunak; duri yang terakhir bergerigi di belakangnya. Awal sirip dorsal berjarak 4½ sisik dengan gurat sisi.[1][2]

Warna dan bentuk tubuh ikan ini amat berubah-ubah. Kebanyakan berwarna abu-abu kehijauan, zaitun, atau keperakan, dengan warna yang lebih gelap di bagian punggung berangsur-angsur memucat dan keputihan di sisi dada dan perut. Dua bintik besar biasa terdapat, yakni di pangkal sirip dorsal dan di tengah batang ekor (peduncle). Di samping itu, pada ikan-ikan yang muda sering pula terdapat 1-3 bintik tambahan di tengah badan yang terletak pada sebuah coret samar memanjang di sisi tubuh di belakang tutup insang, dan satu bintik di awal sirip anal. Bintik-bintik ini umumnya akan memudar dan menghilang pada spesimen-spesimen yang besar.[1]

Ekologi

 
Wader bintik-dua (bawah) bersama dengan lunjar padi (atas)

Di alam, wader bintik-dua ditemukan mulai dari dekat pantai hingga ketinggian sekitar 2.000 m dpl. Ikan ini sering ditemukan bercampur dengan spesies wader lainnya di parit-parit dangkal yang jernih, sungai kecil di pegunungan, sungai berukuran menengah hingga yang besar, saluran yang mengalir lambat, dan bahkan juga situ dan danau. Wader ini cenderung bersifat omnivora, memakan mulai dari plankton, larva serangga, hingga ke serpih-serpih tumbuhan hijau. Kondisi lingkungan alaminya adalah perairan tropika dengan pH antara 6.0–6.5 (agak asam), kesadahan air sekitar 12.0 dGH, dan kisaran suhu antara 24–26 °C (75–79 °F).[3]

Wader bintik-dua memijah di perairan terbuka pada saat menjelang gelap. Setiap kali bertelur, ikan ini menyebarkan antara 200–500 butir telur di antara tumbuh-tumbuhan air. Telur-telur ini akan menetas sekitar 48 jam kemudian, dan selama beberapa hari berikutnya burayak (anak ikan) akan berlindung di sela-sela daun tanaman air. Ikan wader dewasa tidak akan segan-segan untuk memangsa telur ataupun burayak dari jenisnya sendiri.[4]

Manfaat

Wader bintik-dua merupakan ikan konsumsi yang disukai, namun hanya bernilai secara lokal. Di Jawa Barat, beunteur sering dipancing untuk rekreasi. Akan tetapi di luar negeri ikan ini mempunyai nilai komersial yang cukup penting sebagai ikan hias bagi akuarium.

Referensi

  1. ^ a b c d Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1916. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago III:186-189. E.J. Brill. Leiden.
  2. ^ Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, dan S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus dan Proyek EMDI KMNKLH. Jakarta. ISBN 0-945971-60-5. p.57.
  3. ^ Puntius binotatus pada laman FishBase. Diakses 14 Mei 2009
  4. ^ Sastrapradja, S., A. Budiman, M. Djajasasmita, dan C.S. Kaswadji. 1981. Ikan Hias. LBN - LIPI. Bogor. hal. 16-17.

Pranala luar