Pondokgede, Bekasi
Pondok Gede adalah sebuah kecamatan di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Pondok Gede | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kota | Bekasi | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | H. MARDANIH,SE,MSI | ||||
Populasi | |||||
• Total | 50,193 KK jiwa | ||||
• Kepadatan | 233,836/km2 (605,630/sq mi) | ||||
Kode Kemendagri | 32.75.08 | ||||
Kode BPS | 3275010 | ||||
Desa/kelurahan | Jatiwaringin | ||||
|
Sejarah singkat Kecamatan Pondok Gede
Awal berdiri
Pada awal berdiri tahun 1926 (berdasarkan Staatsblad 1926 no. 9), Kecamatan Pondok Gede, masih bernama Kecamatan Bekasi Luar Kota, pembagian wilayah di daerah pinggiran kota Batavia (sekarang Jakarta) ini semakin adanya pembangunan perumahan, perkantoran, hotel-hotel, pabrik gula, stasiun kereta api, stasiun kereta api barang, stasiun trem, jaringan kereta api, dan jaringan trem uap yang terdiri atas 1 kelurahan dan 5 desa, yakni:
- Kelurahan Pondok Gedeh
- Desa Pondok Kalapa
- Desa Pinang Rantie
- Desa Halim
- Desa Loebang Boeaja
- Desa Kendal Pajak
Masa setelah kemerdekaan sampai tahun 1974
Setelah kemerdekaan, sebelum pemekaran di tahun 2000-an, Pondok Gede masih merupakan kecamatan super-luas, jauh di masa sebelumnya, sebelum tahun 1970-an, wilayah Pondok Gede bernama Kecamatan Bekasi Luar Kota yang terdiri atas beberapa desa, kecuali Desa Komsen, Desa Cipendawa, Desa Jabung, Desa Pangkur, Desa Tegalkamulyan, Desa Sumir, Desa Jatirahayu, Desa Jatikarya, Desa Pujeran, Desa Kranggan Kulon, Desa Kranggan Wetan dan Desa Jatibening yang termasuk wilayah Kecamatan Cibinong, Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor.
Kemudian pada tahun 1965, terjadi perluasan wilayah, Desa Jatibening dipecah menjadi Desa Jatibening dan Desa Jatikramat, dan masuk ke wilayah Kecamatan Bekasi Luar Kota, Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi, serta akhirnya berubah status menjadi kelurahan, serta terdiri dari 2 kelurahan dan 6 desa, yakni:
- Kelurahan Jatibening
- Kelurahan Pondok Gede
- Desa Halim Perdana Kusuma
- Desa Pinang Ranti
- Desa Pondok Kelapa
- Desa Pinang Ranti
- Desa Kendal Payak
- Desa Setu Lor
1975: Pemekaran wilayah
Kemudian pada awal tahun 1975, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 45/1974 tanggal 28 Desember 1974, terjadi perluasan wilayah dan penggabungan desa, maka desa ini masuk wilayah DKI Jakarta, yang terdiri dari desa:
- Desa Pondok Kelapa
- Desa Halim Perdana Kusuma
- Desa Pinang Ranti
- Desa Lubang Buaya (gabungan dari Desa Lubang Buaya, Desa Kendal Payak dan Desa Setu Lor)
Dengan terjadi perluasan wilayah, maka nama Kecamatan Bekasi Luar Kota diubah namanya menjadi Kecamatan Pondok Gede, serta berkurang dari semula 2 kelurahan dan 4 desa menjadi 2 kelurahan saja, maka wilayah ini dimasukkan beberapa desa yang berasal dari Kecamatan Cibinong, Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, yakni:
- Desa Komsen
- Desa Cipendawa
- Desa Jabung
- Desa Pangkur
- Desa Pujeran
- Desa Tegalkamulyan
- Desa Kranggan Kulon
- Desa Kranggan Wetan
- Desa Sumir
- Desa Jatirahayu
- Desa Jatikarya
- Desa Jatikramat
Maka wilayah kecamatan ini bertambah dari semula terbagi atas 2 kelurahan menjadi 2 kelurahan dan 9 desa seiring terjadinya pembangunan jalan lingkar Jabung dan perluasan wilayah Lapangan Terbang di daerah Jatisari dengan menghapus 4 RW dan 1 dusun dari semula 30 RW dan 14 dusun menjadi 26 RW dan 13 dusun.
Kemudian di bulan Februari 1975, berdasarkan Keputusan Mendagri nomor 211/1975 tentang Perubahan nama, pemekaran dan penggabungan desa di Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan, Cirebon, Bekasi, Sukabumi, Lebak, Pandeglang dan Tangerang dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, setelah perluasan wilayah, terjadi pemekaran, penggabungan dan perubahan nama desa, maka:
- Kelurahan Jatibening
- Kelurahan Jatimakmur (pemekaran dari Kelurahan Jatibening)
- Kelurahan Jatiwaringin (dahulu bernama Kelurahan Pondok Gede)
- Desa Komsen
- Kelurahan Bojong Menteng (dahulu bernama Desa Cipendawa)
- Desa Jatirasa (pemekaran dari Desa Cipendawa)
- Desa Jabung
- Desa Jatiluhur (dahulu bernama Desa Pangkur)
- Desa Jatisari (pemekaran dari Desa Pangkur)
- Desa Tegalkamulyan
- Kelurahan Pondok Ranggon (dahulu bernama Desa Kranggan Kulon)
- Desa Jatirangga (pemekaran dari Desa Kranggan Kulon)
- Desa Jatisampurna (dahulu bernama Desa Kranggan Wetan dan gabungan dari Desa Pujeran)
- Desa Jatiranggon (pemekaran dari Desa Kranggan Wetan)
- Desa Jatiwarna (dahulu bernama Desa Sumir)
- Desa Jatirahayu
- Desa Jatikramat
Selain itu, Ada beberapa kelurahan yang dilimpahkan, seperti:
- Kelurahan Bojong Menteng (dilimpahkan ke Kecamatan Bekasi Timur)
- Kelurahan Pondok Ranggon (dilimpahkan ke Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur (DKI Jakarta))
Maka dengan terjadinya pemekaran, penggabungan dan perubahan nama desa, maka wilayah ini dimekarkan dari semula 2 kelurahan dan 9 desa menjadi 3 kelurahan dan 12 desa.
Kemudian pada tahun 1982, terjadi penggabungan, pemekaran dan perubahan nama desa, maka wilayah Desa Tegalkamulyan dipecah menjadi Desa Jatiranggon dan Desa Jatimurni serta menggabungkan 4 kampung dari Desa Kranggan Wetan dan Kelurahan Jatiwaringin menggabungkan 5 kampung dari Desa Jatirahayu, serta akhirnya terdiri dari 3 kelurahan dan 13 desa, yakni:
- Kelurahan Jatibening
- Kelurahan Jatimakmur
- Kelurahan Jatiwaringin
- Desa Komsen
- Desa Jatirasa
- Desa Jabung
- Desa Jatiluhur
- Desa Jatisari
- Desa Jatikramat
- Desa Jatirahayu
- Desa Jatiranggon
- Desa Jatirangga
- Desa Jatisampurna
- Desa Jatikarya
- Desa Jatimurni (pemekaran dari Desa Jatiranggon) (penggabungan dari Desa Tegalkamulyan dan Desa Kranggan Wetan sebanyak 4 kampung)
- Desa Jatiwarna
Kemudian pada tahun 1989, terjadi perubahan nama dan penggabungan desa, maka wilayah Desa Komsen berubah nama menjadi Desa Jatiasih dengan menggabungkan 2 kampung dari Desa Jatikramat dan 4 kampung dari Desa Jabung, Desa Jabung berubah nama menjadi Desa Jatimekar dengan menggabungkan 5 kampung dari Desa Jatiluhur dan memisahkan 4 kampung ke Desa Komsen dan Desa Jatisampurna menggabungkan 2 kampung dari Desa Jatiranggon dan 2 kampung dari Desa Jatirangga, sehingga jumlah desa tetap terdiri dari 3 kelurahan dan 13 desa, yakni:
- Kelurahan Jatibening
- Kelurahan Jatimakmur
- Kelurahan Jatiwaringin
- Desa Jatiasih (dahulu bernama Desa Komsen)
- Desa Jatirasa
- Desa Jatimekar (dahulu bernama Desa Jabung)
- Desa Jatiluhur
- Desa Jatisari
- Desa Jatikramat
- Desa Jatirahayu
- Desa Jatiranggon
- Desa Jatirangga
- Desa Jatisampurna
- Desa Jatikarya
- Desa Jatimurni
- Desa Jatiwarna
1992-sekarang: Pembagian wilayah dan menjadi bagian Kota Bekasi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 1992 tentang Pembentukan 27 kecamatan baru di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, telah dibentuk Kecamatan Jatiasih, yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Pondok Gede dengan luas 2.324,921 ha (23,25 km2, yang terdiri atas:
- Desa Jatiasih
- Desa Jatikramat
- Desa Jatiluhur
- Desa Jatimekar
- Desa Jatirasa
- Desa Jatisari
Maka karena terbentuknya Kecamatan Jatiasih, akhirnya wilayah kecamatan ini berkurang menjadi 3 kelurahan dan 7 desa dengan luas wilayah berkurang menjadi 9.022,8 ha (90,23 km2), yakni:
- Kelurahan Jatibening
- Kelurahan Jatimakmur
- Kelurahan Jatiwaringin
- Desa Jatirahayu
- Desa Jatiwarna
- Desa Jatimurni
- Desa Jatirangga
- Desa Jatiranggon
- Desa Jatisampurna
- Desa Jatikarya
Berdasarkan Undang-Undang nomor 9 tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi, maka 2 tahun setelah ditutupnya Lanud Jatisari dan 11 bulan setelah terjadinya jembatan kereta api Sungai Cikeas ambruk, serta telah menjadi bagian dari Kota Bekasi dan kecamatan ini tak termasuk lagi dalam wilayah Kabupaten Bekasi dengan luas 9.022,8 ha (90,23 km2).
Namun 2 tahun setelah terbentuknya dan menjadi bagian dari Kota Bekasi serta 1 tahun setelah lahan tambang pasir (PT Bukit Asam wilayah pertambangan pasir Jatimekar) dan batu kali (PT Bukit Asam wilayah pertambangan batu kali Kranggan) ditutup karena dari Krisis ekonomi 1997, tepatnya tahun 1998, maka desa-desa di wilayah kecamatan Pondok Gede mengalami perubahan status menjadi kelurahan, maka berubah dari semula 3 kelurahan dan 7 desa menjadi kelurahan semuanya atau terbagi menjadi 10 kelurahan, yakni:
- Kelurahan Jatibening
- Kelurahan Jatimakmur
- Kelurahan Jatiwaringin
- Kelurahan Jatirahayu
- Kelurahan Jatiwarna
- Kelurahan Jatimurni
- Kelurahan Jatirangga
- Kelurahan Jatiranggon
- Kelurahan Jatisampurna
- Kelurahan Jatikarya
Kemudian wilayah kecamatan Pondok Gede mengalami pemekaran lagi, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bekasi nomor 10 tahun 2000 tanggal 28 Juli 2000 tentang Pembentukan kecamatan di wilayah Kota Bekasi, dibentuk Kecamatan Jatisampurna, yang merupakan pemekaran dari kecamatan Pondok Gede dengan luas 3.393,1 ha (33,93 km2) yang terdiri dari:
- Kelurahan Jatirahayu
- Kelurahan Jatiwarna
- Kelurahan Jatimurni
- Kelurahan Jatiranggon
- Kelurahan Jatisampurna
- Kelurahan Jatirangga
- Kelurahan Jatikarya
Maka dengan terbentuknya Kecamatan Jatisampurna, akhirnya wilayah kecamatan Pondok Gede berkurang menjadi 3 kelurahan dengan luas 5.629,7 ha (56,3 km2), yang terdiri dari:
- Kelurahan Jatibening
- Kelurahan Jatimakmur
- Kelurahan Jatiwaringin
5 tahun setelah pemekaran kecamatan Pondok Gede, tepatnya tahun 2005, berdasarkan:
- Peraturan Daerah Kota Bekasi nomor 3 tahun 2005 tentang perubahan pertama atas Peraturan Daerah Kota Bekasi nomor 4 tahun 2004 tentang pembentukan kecamatan dan kelurahan di wilayah Kota Bekasi
- Implementasi Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (sebagaimana diubah dengan Undang-Undang nomor 3 tahun 2005)
Maka wilayah kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi sebagai penyangga wilayah kota Jakarta, dengan makin maraknya jalan tol, mall, pusat perbelanjaan, perumahan, sekolah, hotel, rumah sakit, dll, maka wilayah kecamatan Pondok Gede kali ini mengalami pemekaran kelurahan serta penataan kecamatan setelah tahun 1975 dan 1982, maka kelurahan Jatimakmur dimekarkan menjadi Kelurahan Jatimakmur dan Kelurahan Jatibaru, kelurahan Jatibening dimekarkan menjadi Kelurahan Jatibening Lama dan Kelurahan Jatibening Baru, serta kelurahan Jatiwaringin dimekarkan menjadi Kelurahan Jatiwaringin dan Kelurahan Jaticempaka, maka wilayah kecamatan Pondok Gede berubah dari semula terbagi atas 3 kelurahan menjadi 6 kelurahan dengan ditata dengan menambah 6 kampung dari Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati dan 3 kampung dari Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatimekar, maka wilayah kecamatan Pondok Gede bertambah luas dari semula 5.629,7 ha (56,3 km2) menjadi 7.612,1 ha (76,12 km2), yang terdiri dari:
- Kelurahan Jatibening Lama (dahulu bernama Kelurahan Jatibening)
- Kelurahan Jatibening Baru (pemekaran dari Kelurahan Jatibening)
- Kelurahan Jatimakmur
- Kelurahan Jatibaru (pemekaran dari Kelurahan Jatimakmur)
- Kelurahan Jatiwaringin
- Kelurahan Jaticempaka (pemekaran dari Kelurahan Jatiwaringin)
Maka saat ini, setelah kecamatan Pondok Gede mengalami pemekaran kelurahan dan kecamatan serta penataan kecamatan, maka wilayah kecamatan Pondok Gede berusia 90 tahun, tepatnya hari Minggu tanggal 14 Agustus 2016, yang berharap dengan luas kecamatan yang sempit, jumlah kelurahan yang sedikit dan jumlah penduduk yang banyak.
Saat ini mencakup wilayah Kecamatan Pondok Gede, Jatiasih, Jatisampurna dan Pondok Melati.
Daftar kelurahan
Setelah mengalami pemekaran kelurahan dan penataan wilayah Kecamatan Pondok Gede tahun 2005, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bekasi nomor 3 tahun 2005 tentang perubahan pertama atas Peraturan Daerah Kota Bekasi nomor 4 tahun 2004 tentang pembentukan kecamatan dan kelurahan di wilayah Kota Bekasi atas implementasi Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (sebagaimana diubah dengan Undang-Undang nomor 3 tahun 2005), maka saat ini Kecamatan Pondok Gede terbagi atas 6 kelurahan dan 72 kampung, yakni:
- Jatiwaringin dengan kode pos 17411
- Jaticempaka dengan kode pos 17411
- Jatibening Lama dengan kode pos 17412
- Jatibening Baru dengan kode pos 17412
- Jatimakmur dengan kode pos 17413
- Jatibaru dengan kode pos 17413
Sisi lain
Awalnya kecamatan Kramat Jati merupakan bagian dari kecamatan Pasar Rebo, kecuali Desa Pinang Ranti dan Halim Perdana Kusuma masih merupakan bagian dari Kecamatan Pondok Gede (pada saat itu masih bernama Kecamatan Bekasi Luar Kota), Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi.
Pada saat itu Pondok Gede masih didominasi pesawahan, hutan-hutan jati, lahan tambang pasir, rawa-rawa dan kebun-kebun, serta dilewati jaringan kereta api yang dibangun pada masa Hindia Belanda, sungai Kali Sunter, dan beberapa aliran sungai.
Pondok Gede merupakan kawasan perbatasan antara DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat. Pondok Gede adalah salah satu gabungan dari wilayah Pondok Melati, Jatiwaringin, Jatiwarna, Jatiasih, Jatimakmur, Jatibening, Jatikarya dan sebagian wilayah Jakasampurna.
Batas wilayah
Pondok Gede berbatasan dengan Kecamatan Makasar dan Cipayung di sebelah utara dan barat, Kecamatan Bekasi Selatan di sebelah timur, dan Kecamatan Pondok Melati dan Jatiasih di sebelah selatan.
Yang ada di kecamatan ini
Peninggalan sejarah
Peninggalan sejarah yang berada di wilayah kecamatan Pondok Gede, Bekasi, adalah:
- Masjid Al-Istihomah, di Jatibening
- Masjid Nurul Mustika, di Jatibening
- Makam Sultan Gunung Putri Kholiludin, di Jatirahayu
- eks Kantor kecamatan Bekasi Luar Kota, di Jatiwaringin, menjadi kawasan wisata sejarah sejak tahun 2002.
- eks Kantor pos Pondok Gede, di Jatiwaringin
- eks Lapangan terbang, di Jatisari
- eks Stasiun kereta api Jatibening, di Jatibening
- eks Stasiun kereta api Jatikramat, di Jatikramat
- eks Stasiun kereta api Pondok Gede, di Jatiwaringin
- eks Stasiun kereta api Jatiwarna, di Jatiwarna
- eks Jalur kereta api Jabung-Jabung Tambang Pasir, di Jatimekar, rel kereta api telah dijadikan koleksi museum Kota Bekasi
- eks Pabrik gula Jatiwarna, di Jatiwarna
- eks Pabrik gula Kalijereng, di Setu
- eks Pabrik gula Jatikramat, di Jatikramat
- Napak tilas eks Tambang pasir, di Jatimekar
Stasiun kereta api
Stasiun Pondok Gede
Stasiun Pondok Gede | |
---|---|
Lokasi |
|
Koordinat | 6°16′50.16″S 106°55′21.36″E / 6.2806000°S 106.9226000°E |
Ketinggian | + 36,25m |
Operator |
|
Letak |
|
Layanan | |
Konstruksi | |
Jenis struktur | Atas tanah |
Informasi lain | |
Kode stasiun |
|
Klasifikasi | |
Sejarah | |
Dibuka | 2 Agustus 1939 |
Ditutup | 1965 |
Elektrifikasi | Dibatalkan |
Nama sebelumnya | Pondok Gedeh |
Lokasi pada peta | |
Stasiun Pondok Gede (kode: POG, +36,25 m dpl.) merupakan bekas stasiun kereta api yang berada di Jalan raya Jatiwaringin no. 19, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi kode pos 17411 tromol pos no. 44
Sejarah
Stasiun ini dibangun sekitar tahun 1936 oleh perusahaan Baccasie Elektrische Tram Maatschappij (BcETM) dan dibuka pada tanggal 31 Juli 1939 saat dibukanya jalur trem dari Stasiun Pondok Gede menuju Stasiun Bekantan sepanjang 10 km melalui Jatimakmur dan Tinger, serta kemudian dihubungkan dengan jalur trem dari Stasiun Jabung Lor (termasuk lintas cabang Pondokan-Jandalan) sepanjang 5,2 km serta jalur trem dari Pinang Ranti sepanjang 5,8 km pada tanggal 2 Agustus 1939.
Pembangunan ini untuk memudahkan pengangkutan hasil bumi (seperti karet, kayu jati, pisang, jagung, padi, tebu/gula, dll) dengan trem untuk diangkut ke pergudangan di sekitar stasiun kereta api di Jatikramat dan Wanaherang sebelum akhirnya diangkut dengan kereta api barang dipasarkan ke:
- Luar negeri, melalui:
- Pelabuhan kapal Tanjung Priok di Jakarta Utara
- Pelabuhan kapal Cilincing di Jakarta Utara
- Pelabuhan kapal Cikarang di Bekasi
- Sekitar Jakarta, melalui:
- Stasiun Pasar Minggu, langsung diangkut truk ke Pasar Minggu
- Stasiun Pasar Senen, langsung diangkut truk ke Pasar Senen
- Stasiun Kramat Jati, langsung diangkut truk ke Pasar Induk Kramatjati
- Stasiun Cipinang dan Jatinegara, langsung diangkut truk ke Pasar Cipinang
Selain itu, pembangunan jalur ini untuk memudahkan pengangkutan penumpang dari daerah Pondok Gede dan sekitarnya untuk bekerja ke Bekasi dengan trem listrik dan terkadang naik trem listrik untuk berganti kereta api di Stasiun Jabung yang dimiliki Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta, Wanaherang, Cibinong, Depok dan Bogor dengan kereta api.
Saat dibuka, jumlah penumpang dan barang yang diangkut masih sedikit.
Penutupan
Stasiun Pondok Gede ditutup dan dibongkar paksa pada tahun 1965 saat Gerakan 30 September. Maka jalur ini beserta stasiun ini dibongkar dan jalur cabang beserta pabrik gula ini dibongkar. Sedangkan, jalur kereta api ke Pinang Ranti telah dibongkar oleh Jepang tahun 1942. Saat ini bangunan sudah tak kelihatan lagi setelah dibongkar tahun 1990 akibat pembangunan warung dan perumahan.
Galat Lua: unknown error. Galat Lua: unknown error.
Pusat perbelanjaan
Pasar tradisional
Pasar tradisional yang berada di Kecamatan Pondok Gede, yakni:
- Pasar Tradisional Pondok Gede, di Jatiwaringin
- Pasar Tradisional Jatibening, di Jatibening
- Pasar Tradisional Jatikramat, di Jatikramat, tepatnya depan Stasiun kereta api
- Pasar Tradisional Jatirahayu, di Jatirahayu
- Pasar Kue Setu, di Setu, tepatnya 400 m sebelah selatan dari Terminal angkutan kota
Plaza Pondok Gede
Saat ini perkembangan pesat pada Pondok Gede sudah mulai ada, hal itu sejak dibukanya Plaza Pondok Gede II yang berlokasi di belakang Plaza Pondok Gede I. Pondok Gede II saat ini mempunyai banyak tempat-tempat terkenal seperti J.CO Donuts & Coffee, Solaria, Hoka-Hoka Bento, Hypermart, Matahari, Amazone, Studio 21, dan masih banyak lagi.
Transportasi
Stasiun kereta api
Dahulu di kecamatan ini terdapat lima buah stasiun kereta api dan dilalui oleh Jalur kereta api Jabungtambangpasir-Pondok Gede, Jalur kereta api Tinger-Bekantan, dan jalur kereta arah Pinang Ranti. Jalur kereta api ini dibangun pada masa Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1936 dan dibuka pada tahun 1939.
Pembangunan jalur ini memudahkan pengangkutan hasil bumi dan penumpang dari daerah kecamatan Pondok Gede dan sekitarnya yang hendak bekerja di Bekasi dengan trem, terkadang berganti kereta api di Stasiun Jatimekar (dahulu Jabung) yang dimiliki Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta, Bogor, Depok, Wanaherang dan Cibinong. Namun kini jalur dan stasiun kereta api ini telah dibongkar sekitar dekade 1970-an awal.
Selain itu, di timur kecamatan ini, dilewati oleh Jalur kereta api Pondokan-Jandalan dan Jalur kereta api Jabung-Cakung, serta memiliki empat buah stasiun kereta api. Jalur kereta beserta stasiunnya dibangun pada masa Hindia Belanda. Pembangunan ini untuk memudahkan pengangkutan penumpang dan barang dari wilayah kecamatan Pondok Gede. Namun kini diantaranya seperti Jalur kereta api cabang ke Jandalan beserta stasiunnya ini telah dibongkar oleh Jepang sekitar tahun 1943 untuk diangkut ke Bayah dan Pekanbaru untuk melakukan pembangunan jalur kereta api disana.
Sedangkan, lintas KA Jabung-Cakung beserta stasiunnya ini telah ditutup akibat banjir sekitar pertengahan tahun 1990-an karena prasarana yang sudah tua, rel yang terendam, jembatan yang ambruk dan kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya.
Terminal Pondok Gede
Terminal Pondok Gede merupakan salah satu terminal bus tipe A yang berada di Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi kode pos 17411. Terminal bus ini berada di ketinggian 36-40 meter dpl serta melayani rute angkutan kota ke daerah sekitar wilayah kecamatan Pondok Gede, serta trayek bus kota dan MetroMini ke berbagai terminal bus di sekitar Jakarta. Selain itu, terminal bus ini melayani trayek bus AKAP yang jurusan ke berbagai kabupaten/kota daerah Pantura Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban
Angkutan kota dan bus kota
- Koasi K02 ke Terminal Bekasi
- Koasi K02A ke Bumi Mutiara
- Koasi K02B ke Cileungsi
- Koasi K08 ke Sumber Arta
- Koasi K21A Pabuaran-Kampung Rambutan (via Pondok Gede)
- Koasi K21B ke Bantar Gebang
- Koasi K22 ke Kalimalang (Pangkalan Jati)
- Koasi K22A ke Walikota Jakarta Timur (Pulo Gebang)
- Koasi G05 ke Curug
- Koasi S02 ke Sumber Arta
- Koasi K06 Kranggan-Kampung Rambutan (via Pondok Gede)
- Mikrolet M18 ke Kampung Melayu (via Kalimalang)
- Mikrolet M28 ke Kampung Melayu (via Pinang Ranti - Cililitan)
- Metromini T45 ke Pulo Gadung
- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.