Daftar provinsi di Indonesia menurut IPM tahun 2010

Revisi sejak 10 September 2017 13.00 oleh Sapnor (bicara | kontrib) (Penambahan konten)

Sebuah perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menggunakan metode baru dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2010 hingga sekarang. Berikut ini akan disajikan penjelasan, sejarah, dan metodologi perhitungan IPM, serta daftar provinsi Indonesia menurut IPM tahun 2010.

Penjelasan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.[1]

Sejarah

Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Sejak itu indeks ini dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.

Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekadar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.

IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia:

  • Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran
  • Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar , menengah , atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga).
  • Standar kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli.

Cara Menghitung Indeks Komponen [2]

Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

Dimensi Kesehatan

 

Keterangan:

I : indeks komponen

AHH : angka harapan hidup

AHHmin : angka harapan hidup terendah

AHHmaks: angka harapan hidup tertinggi

Dimensi Pendidikan

 

Keterangan:

I : indeks komponen

HLS : harapan lama sekolah

HLSmin : harapan lama sekolah terendah

HLSmaks: harapan lama sekolah tertinggi

 

Keterangan:

I : indeks komponen

RLS : rata-rata lama sekolah

RLSmin: rata-rata lama sekolah terendah

RLSmaks: rata-rata lama sekolah tertinggi

 

I : indeks komponen

HLS: harapan lama sekolah

RLS: rata-rata lama sekolah

Dimensi Pengeluaran

 

Keterangan:

I : indeks komponen

In : indeks komponen

pengeluaranmin : pengeluaran terendah

pengeluaranmaks: pengeluaran tertinggi

Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia

 

Keterangan:

IPM: indeks pembangunan manusia

I : indeks komponen

Data [3]

Data di bawah ini merupakan data perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS).

Peringkat Provinsi IPM Status Perubahan Perbandingan dengan IPM Laporan UNDP Tahun 2011 untuk Perkiraan IPM Tahun 2010[4]
1   Daerah Khusus Ibukota Jakarta   76,31 (0,763) Tinggi     Antigua dan Barbuda (60)
2   Daerah Istimewa Yogyakarta   75,37 (0,753) Tinggi     Belarus dan   Rusia (65-66)
3   Kalimantan Timur   71,31 (0,713) Tinggi     Armenia (86)
4   Kepulauan Riau   71,13

(0,711)

Tinggi     Armenia (86)
5   Bali   70,10 (0,701) Tinggi     Tonga (90)
6   Riau   68,65 (0,686) Sedang     Sri Lanka,   Republik Dominika, dan   Samoa (97-99)
7   Sulawesi Utara   67,83 (0,678) Sedang     Suriname (104)
8   Banten   67,54 (0,675) Sedang     Suriname (104)
9   Sumatera Barat   67,25 (0.672) Sedang     El Salvador (105)
10   Aceh   67,09 (0,670) Sedang     Gabon (106)
10   Sumatera Utara   67,09 (0,670) Sedang     Gabon (106)
-   Indonesia 66,53

(0,665)

Sedang     Paraguay (107)
11   Jawa Barat   66,15 (0,661) Sedang     Paraguay (107)
12   Jawa Tengah   66,08 (0,660) Sedang     Bolivia (108)
13   Kepulauan Bangka Belitung   66,02 (0,660) Sedang     Bolivia (108)
14   Sulawesi Selatan   66,00 (0,660) Sedang     Bolivia (108)
15   Sulawesi Tenggara   65,99 (0,659) Sedang     Bolivia (108)
16   Kalimantan Tengah   65,96 (0,659) Sedang     Bolivia (108)
17   Jambi   65,39 (0,653) Sedang     Maladewa (109)
18   Jawa Timur   65,36 (0,653) Sedang     Maladewa (109)
19   Bengkulu   65,35

(0,653)

Sedang     Maladewa (109)
20   Kalimantan Selatan   65,20 (0,652) Sedang     Mongolia (110)
21   Sumatera Selatan   64,44 (0,644) Sedang     Moldova dan   Mesir (111)
22   Maluku   64,27 (0,642) Sedang     Filipina (112)
23   Lampung   63,71 (0,637) Sedang     Uzbekistan (115)
24   Sulawesi Tengah   63,29 (0,632) Sedang     Mikronesia (116)
25   Maluku Utara   62,79 (0,627) Sedang     Guyana (117)
26   Gorontalo   62,65 (0,626) Sedang     Guyana (117)
27   Kalimantan Barat   61,97 (0,619) Sedang     Kiribati (122)
28   Nusa Tenggara Barat   61,16

(0,611)

Sedang     Kirgizstan (126)
29   Sulawesi Barat   59,74 (0,597) Rendah     Tajikistan (127)
30   Papua Barat   59,60 (0,596) Rendah     Vietnam (128)
31   Nusa Tenggara Timur   59,21 (0,592) Rendah     Vietnam (128)
32   Daerah Khusus Papua   54,45 (0,544) Rendah     India (134)

Catatan

Tidak ada perubahan peringkat maupun perubahan IPM pada data tahun ini karena perhitungan IPM tahun 2010 merupakan yang pertama menggunakan metode baru.

Kesimpulan

  1. Provinsi dengan IPM tertinggi adalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan IPM sebesar 76,31.
  2. Provinsi dengan IPM terendah adalah Daerah Khusus Papua dengan IPM sebesar 54,45.
  3. Jarak antara provinsi dengan IPM tertinggi dan provinsi dengan IPM terendah adalah 21,86.
  4. Menurut BPS, IPM Indonesia adalah 66,53 (0,665) dan masih menempati status sedang.
  5. Menurut UNDP, IPM Indonesia adalah 61,3~ (0,613) dan masih menempati status sedang.

Referensi

  1. ^ Davies, A. and G. Quinlivan (2006), A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development, Journal of Socioeconomics
  2. ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-24. 
  3. ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-24. 
  4. ^ Human Development Report 2011 English