Saracen

istilah abad pertengahan kaum Nasrani untuk pemeluk Islam di Eropa
Revisi sejak 12 September 2017 05.06 oleh Reindra (bicara | kontrib) (minor)

Saracen adalah istilah yang digunakan oleh orang Kristiani Eropa terutama pada Abad Pertengahan untuk merujuk kepada orang yang memeluk Agama Islam (tanpa memperdulikan ras atau sukunya).[1] Pada zaman itu, istilah ini umumnya digunakan secara negatif.[2] Pada zaman modern, istilah Saracen juga digunakan sebagai sinonim untuk bajak laut di Laut Tengah. [3]

Gambaran tentang "saracen" dalam Peregrinatio in terram sanctam, karya Bernardo de Breidenbach, tahun 1486

Etimologi

 
Orang berkulit hitam Saracen ditekankan dalam detail lukisan Tentara Saracen di luar Paris. Lukisan imajinatif ini dibuat oleh Julius Schnorr von Carolsfeld, pada tahun 1822-1827.

Kata Saracen berasal dari Bahasa Yunani (Σαρακηνός), yang diduga berasal dari bahasa Arab شرقيين syarqiyyin ("orang-orang timur"), namun dugaan ini tidak memilik dasar yang kuat.[4] Istilah ini kali pertama digunakan pada awal zaman Romawi Kuno untuk menyebut sebuah suku Arab di Semenanjung Sinai. Pada awal periode Masehi, istilah Saracen dalam bahasa Yunani dan Latin merujuk kepada orang yang tinggal di pedalaman gurun di sekitaran Arabia Petrea; mereka dibedakan secara khusus dari orang Arab.[5][6] Pada masa-masa berikutnya, orang-orang Kristen Romawi memperluas penggunaan ini untuk menyebut orang Arab secara keseluruhan. Setelah berkembangnya agama Islam, terutama pada masa Perang Salib, istilah ini digunakan terhadap seluruh Muslim (orang Islam).[7] Istilah ini disebarkan ke Eropa Barat oleh orang-orang Bizantium (Romawi Timur) dan Tentara Salib.[1]

Saracen (bahasa Latin: Saraceni, bahasa Yunani Kuno: Σαρακηνοί — «orang timur» ← bahasa Arab: شرق, «syarq» — «timur») — orang, sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Romawi abad ke-4 Ammianus Marcellinus dan ilmuwan Yunani abad I-II. Ptolemaeus. Suku penyamun nomaden, dari kalangan Badui yang berada di sepanjang perbatasan Suriah.

«Sarakens» dalam bahasa Latin: «Araceni» yang disebutkan dalam buku keenam Naturalis Historia, karya Plinius yang Tua (VI. 157)[8] (triwulan ketiga pada abad pertama), dalam bahasa Arab, «Urania»[9] (Kepingan 11) (abad pertama), kemudian di dalam «Panduan Geografi», karya Klaudius Ptolemaeus (pertengahan abad kedua) di bawah daftar orang Arab yang berbahagia (131; 6. 7.21)[10].

Penulis perseorangan, misalnya, Euthymios Zigabenos tanpa dasar mengaitkan kata itu «saracen» dengan nama alkitabiah Sara.[11]

Sejak perang Salib para penulis Eropa memperluas maksud "saracen" untuk semua muslim, seringkali bersinonim dengan «moor».

Kini, istilah "saracen" digunakan oleh para sejarawan dalam hubungannya dengan populasi Khilafah Arabia pada periode abad VII sampai XIII (sebelum penaklukan Khilafah Abbasiyah oleh Hulagu Khan sebagai hasil dari serangan Mongol ke Timur Tengah)[12].

Penggunaan istilah pada Zaman Pertengahan

 
Lukisan dari naskah bergambar Bizantium pada abad ke-12 menunjukkan orang Romawi menghukum Saracen Kreta.

Penggunaan istilah Saracen di Eropa mengalami pergeseran pada Zaman Pertengahan, tetapi masih berkonotasi negatif dan definisinya masih belum pasti.[13] Dalam sebuah karya yang kontroversial dari abad kedelapan, Yohanes dari Damaskus mengecam orang Saracen sebagai pengikut nabi palsu dan "pelopor Dajal".[14] Dua abad kemudian, orang Eropa melihat Saracen sebagai penyembah berhala yang miskin, tidak terdidik, yang berbeda dibandingkan orang Arab -- yang memperkenalkan kembali Aristoteles kepada Barat -- selain Moor dan Orang Berber yang memerangi orang Kristen di Spanyol. Orang yang mendapatkan informasi mengenai Islam dari sumber-sumber Eropa Zaman Pertengahan tidak akan berpandangan sebagaimana kesimpulan di atas, bahwa Saracen berasal dari peradaban yang sama.[13]

Kesusateraan Zaman Pertengahan dan ras

Pada abad ke-12, orang Eropa Zaman Pertengahan memiliki pemahaman yang lebih kuat mengenai Islam dan Saracen menjadi identitas bangsa dan agama.[5][15] Dalam sebagian kesusasteraan Zaman Pertengahan, Saracen, – yakni Muslim – berkulit hitam, sedangkan Kristen berkulit putih. Sebagai contoh, terlihat dalam karya The King of Tars ("Raja Tars") sebuah roman dari Zaman Pertengahan.[16][17] The Song of Roland ("Syair Roland"), sebuah syair kepahlawanan Perancis dari abad ke-11, mengaitkan profil kulit hitam dengan Saracen secara lebih jauh, dengan menetapkan bahwa warna kulit itu ciri utama Saracen.[18]

Makna lain

Saracen dalam abad pertengahan juga merupakan sebutan untuk simulator, atau torso, atau alat latihan untuk para ksatria. Simulator pada zaman klasik berupa boneka kayu (yang menyerupai saracen secara fisik), satu tangan memegang tameng kecil, tangan lainnya memegang rantai atau tali dengan pemberat (misalnya sekantong pasir). Torso dipasang sedemikian, untuk berputar bebas pada tiang. Tugas ksatria adalah menyerang tameng Saracen dengan tombak secepat-cepatnya, sambil menghindari kantong pasir. Saracen seringkali digunakan dalam turnamen para ksatria sebagai pertandingan terpisah.

Catatan kaki

  1. ^ a b "Saracen." Encyclopædia Britannica. 2007. Britannica Concise Encyclopedia. 23 Sept. 2007.
  2. ^ Hoy (2003). h. 39-45
  3. ^ Torricella is not Peligna, oleh Luigi Russo. 17 Desember 1996. lih. catatan kaki 45 "Caracenes"
  4. ^ Oxford English Dictionary, entri "Saracen"
  5. ^ a b Daniel, pg. 53.
  6. ^ Retso, pg. 505-506.
  7. ^ Where's Where: A Descriptive Gazetteer. London: Eyre Methuen Ltd. 1974. ISBN 0-413-32290-4. 
  8. ^ Naturalis historia. Liber VI. 157
  9. ^ karya Urania tidak seutuhnya terpelihara, Stefanus dari Bizantium mengutip mereka dalam bukunya «Ethnica» → Stephani Byzantii. «Ethnicorvm quae svpersvnt» 1849. hal. 556
  10. ^ Claudii Ptolemaei «Geographia», Том 2. Sumptibus et typis Caroli Tauchnitii, 1845 hal. 102
  11. ^ Euthymios Zigabenos «armor dogmatis dalam iman Ortodoks» hal. 130
  12. ^ saratsin — artikel di ensiklopedia «Krugosvet»
  13. ^ a b Daniel, hal. 246.
  14. ^ "The Fount of Knowledge" . Gotiska Ärkestiftet av de Sanna ortodoxt kristna. 28 April 2012.
  15. ^ Heng, hal. 334.
  16. ^ Heng, hal. 231, 422.
  17. ^ "The King of Tars". The Crusades Project at the University of Rochester. 28 April 2012.
  18. ^ Kahf, hal. 31.

Referensi