==========================================================================================================================================

MYANMAR JANGAN KAU SIKSA KAUM ROHINGYA, MEREKAPUN SAMA SEPERTI KALIAN MEREKA MANUSIA BIASA, DIMANA LETAK HATI NURANI KALIAN. APA SALAH MEREKA SAMPAI KALIAN BANTAI KAUM ROHINGYA?. NEGARA LAIN SEAKAN BUNGKAM DAN MEMBISU, BANTULAH MEREKA ( ROHINGYA ). SAAT KEJADIAN BOM DI PARIS MEREKA TERIAKAN 'HAM' DAN MEMBANTU MEREKA KORBAN DI PARIS. APA ARTI HAM SESUNGGUH NYA?. APAKAH HAM ( HAK ASASI MANUSIA ) ATAU ( HAK ANTI MUSLIM ).

==========================================================================================================================================

Myanmar atau Burma?

disadur dari Jawapos, Jum'at, 28 Sept 2007

Beberapa negara menyebut Myanmar tetap dengan nama lamanya: Burma. Penggunaan dua nama berbeda untuk satu wilayah negara yang sama itu memang masih diperdebatkan negara-negara lain di dunia.

Nama Burma dipakai sampai 1989 setelah aksi unjuk rasa besar-besaran yang menewaskan ribuan orang pada tahun itu. Selain Burma diganti menjadi Myanmar, nama ibu kotanya juga diganti, dari Rangoon menjadi Yangoon.

PBB menerima perubahan nama tersebut, didukung beberapa negara, termasuk Prancis dan Jepang. Namun, tidak demikian halnya dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Dalihnya, AS tidak mengakui pemerintah militer yang berkuasa di Myanmar sampai saat ini. Karena itu, kedua negara tersebut tetap menyebut negara yang berbatasan dengan Thailand dan Tiongkok itu sebagai Burma.

Uniknya, dalam buku panduan wisata di Asia, dalam daftar negara tujuan wisata, negeri itu diletakkan setelah Mongolia, bukan sesudah Brunei. Penyebabnya, kalangan prodemokrasi menyerukan boikot pariwisata ke negeri tersebut.

Mark Farmener dari kelompok Burma Campaign UK mengatakan, pemilihan dua kata itu sebenarnya juga lebih dipengaruhi kalangan pejuang hak-hak asasi manusia. Mereka yang menentang junta militer lebih suka menyebut Burma. "Myanmar mengandung makna rezim militer yang berkuasa," katanya.

Farmener yakin bahwa kalangan prodemokrasi negeri itu tidak terlalu peduli dengan pemilihan nama tersebut. Menurut dia, tidak ada larangan untuk menggunakan kata Myanmar di kalangan prodemokrasi. "Mereka lebih memperhatikan penolakan atas legitimasi rezim yang berkuasa. Andai mereka berhasil menggulingkan rezim tersebut, bisa jadi nama Myanmar tetap akan dipakai," ujarnya.

Pada dasarnya, dua nama itu memiliki arti yang sama. Seorang antropolog Gustaaf Houtman bahkan memaparkan bahwa dua nama tersebut sama-sama pernah dipakai di masa lalu. "Burma lebih terkesan informal dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Myanmar lebih bersifat resmi dan seremonial," tambahnya.

Selain itu, Myanmar lebih banyak digunakan dalam bahasa tulis. Sebaliknya, Burma lebih pada bahasa lisan. Namun, Houtman tidak mengelak bahwa penggunaan kata Myanmar lebih bertendensi politis.


Ahli bahasa Universitas Western England Richard Coates menjelaskan bahwa junta militer lebih menyukai kata Myanmar untuk menghapus sejarah kolonialisme di masa lalu. "Sementara kalangan oposisi lebih suka kata Burma sampai mereka mendapatkan pemerintahan yang dianggap lebih memiliki legitimasi daripada junta militer yang masih berkuasa saat ini," jelasnya. (bbc/*)

Jadi, kita mendukung junta militer dong? bennylin 12:15, 28 September 2007 (UTC)

Memilih "Myanmar" sebagai judul bukan berarti mendukung pemerintah junta militernya, kebijakan penamaan artikel di Wikipedia adalah menggunakan nama yang populer bukan nama resmi. borgx(kirim pesan) 03:21, 11 November 2007 (UTC)

ProyekWiki Geografi (Dinilai kelas Stub)
 
Artikel ini berada dalam lingkup ProyekWiki Geografi, sebuah kolaborasi untuk meningkatkan kualitas Geografi di Wikipedia. Jika Anda ingin berpartisipasi, silakan kunjungi halaman proyek, dan Anda dapat berdiskusi dan melihat tugas yang tersedia.
  Rintisan  Artikel ini telah dinilai sebagai kelas rintisan pada skala kualitas proyek.
 
Kembali ke halaman "Myanmar".