Suku Rohingya

suku bangsa di Myanmar
Revisi sejak 15 September 2017 08.25 oleh Urang Kamang (bicara | kontrib)

Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine (juga dikenal sebagai Arakan, atau Rohang dalam bahasa Rohingya) di Myanmar. Rohingya adalah etno-linguistik yang berhubungan dengan bahasa bangsa Indo-Arya di India dan Bangladesh (yang berlawanan dengan mayoritas rakyat Myanmar yang Sino-Tibet).

Orang Rohingya
Ruáingga ရိုဟင်ဂျာ ﺭُﺍَࣺﻳﻨڠَ
Pengungsi orang Rohingya di negara bagian Rakhine.
Jumlah populasi
1.547.778[1]–2.000.000+[2]
Daerah dengan populasi signifikan
Myanmar (Negara Bagian Rakhine), Bangladesh, India, Indonesia, Malaysia, Nepal, Pakistan, Arab Saudi, Thailand
 Myanmar1,0[3]–1,3 juta[4][5][6] (sebelum krisis 2016–2017)
 Bangladesh900.000+ (bertambah paling sedikit 400.000 sejak 25 Agustus 2017)[7][8]
 Pakistan200.000[9][10][11]
 Thailand100.000[12]
 Malaysia40.070[13]
 India40.000 (pada 2017 sebagai pengungsi dari Myanmar)[14][15]
 Amerika Serikat12.000+ (pada 2017 sebagai pengungsi dari Myanmar)[16]
 Indonesia11.941[17]
   Nepal200 (pada 2017 sebagai pengungsi dari Myanmar)[18]
Bahasa
Rohingya
Agama
Islam, Hindu
Kamp Pengungsi yang kumuh di Cox's Bazar, Bangladesh

Menurut penuturan warga Rohingya dan beberapa ulama, mereka berasal dari negara bagian Rakhine. Sedangkan sejarawan lain mengklaim bahwa mereka bermigrasi ke Myanmar dari Bengal terutama perpindahan yang berlangsung selama masa pemerintahan Inggris di Burma[19][20][21], dan pada batas tertentu perpindahan itu terjadi setelah kemerdekaan Burma pada tahun 1948 dan selama periode Perang Kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971[22][23].

Muslim dilaporkan telah menetap di negara bagian Rakhine (juga dikenal sebagai Arakan) sejak abad ke-16, meskipun jumlah pemukim Muslim sebelum pemerintahan Inggris tidak tidak diketahui dengan pasti[24]. Setelah Perang Anglo-Burma Pertama tahun 1826, Inggris menganeksasi Arakan dan pemerintah pendudukan mendorong terjadinya migrasi pekerja dari Bengal datang kesana untuk bekerja sebagai buruh tani. Diperkirakan terdapat 5% populasi Muslim yang mendiami Arakan pada tahun 1869, meskipun perkiraan untuk tahun sebelumnya memberikan angka yang lebih tinggi. Inggris melakukan beberapa kali sensus penduduk antara tahun 1872 dan 1911 yang hasilnya mencatat peningkatan jumlah populasi Muslim dari 58.255 ke 178.647 di Distrik Akyab. Selama Perang Dunia II, pada tahun 1942 terjadi peristiwa pembantaian Arakan, dalam peristiwa ini pecah kekerasan komunal antara rekrutan milisi bersenjata Inggris dari Angkatan Ke-V Rohingya yang berseteru dengan orang-orang Budha Rakhine. Peristiwa berdarah ini menjadikan etnis-etnis yang mendiami daerah menjadi semakin terpolarisasi oleh konflik dan perbedaan keyakinan. Pada tahun 1982, pemerintah Jenderal Ne Win memberlakukan hukum kewarganegaraan di Burma. Undang-undang tersebut menolak status kewarganegaraan etnis Rohingya. Sejak tahun 1990-an, penggunaan istilah "Orang-orang Rohingya" telah meningkat dalam penggunaan di kalangan masyarakat untuk merujuk penyebutan etnis Rohingya[20][25]. Pada 2013 sekitar 1,3 juta orang Rohingya menetap di Myanmar[4]. Mereka mayoritas mendiami kota-kota Rakhine utara, di mana mereka membentuk 80-98% dari populasi[25]. Media internasional dan organisasi hak asasi manusia menggambarkan Rohingya sebagai salah satu etnis minoritas yang paling teraniaya di dunia[26][27]. Menghindari kekerasan di daerahnya banyak di antara orang-orang Rohingya yang melarikan diri ke pemukiman-pemukiman kumuh dan kamp-kamp pengungsi di negara tetangga Bangladesh[28], dan sejumlah besar orang Rohingya juga bermukim didaerah sepanjang perbatasan dengan Thailand. Sementara itu lebih dari 100.000 Rohingya di Myanmar terus hidup di kamp-kamp untuk pengungsi internal dan mereka dilarang meninggalkan kamp-kamp pengungsian oleh otoritas setempat[29][30].

Rohingya telah menuai perhatian internasional setelah kerusuhan negara bagian Rakhine pada tahun 2012. Lalu pada tahun 2015 ketika berlangsungnya perhatian internasional atas Krisis Pengungsi Rohingya dimana orang-orang Rohingya menempuh perjalanan laut yang berbahaya dalam upaya melarikan diri ke beberapa negara Asia Tenggara, dimana Malaysia menjadi tujuan utama mereka.

Referensi

  1. ^ Mahmood; Wroe; Fuller; Leaning (2016). "The Rohingya people of Myanmar: health, human rights, and identity". Lancet: 1–10. doi:10.1016/S0140-6736(16)00646-2. PMID 27916235. 
  2. ^ David Mathieson (2009). Perilous Plight: Burma's Rohingya Take to the Seas. Human Rights Watch. hlm. 3. ISBN 9781564324856. 
  3. ^ Kevin Ponniah (5 December 2016). "Who will help Myanmar's Rohingya?". BBC. 
  4. ^ a b "Will anyone help the Rohingya people?". BBC News.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "bbc.com" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  5. ^ Dapice, David (June 2015). "Fatal Distraction from Federalism: Religious Conflict in Rakhine" (PDF). Harvard Ash Center. 
  6. ^ "Who Are the Rohingya?". About Education. 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 November 2012. Diakses tanggal 8 March 2015. 
  7. ^ http://www.thedailystar.net/world/rohingya-crisis/400000-rohingyas-myanmar-arrive-bangladesh-august-25-unicef-1462066
  8. ^ http://www.thedailystar.net/world/myanmar-rohingya-refugee-crisis-1%2C000-killed-Myanmar-%20violence-%20un-rapporteur-1459426
  9. ^ "Homeless In Karachi | Owais Tohid, Arshad Mahmud". Outlook India. 29 November 1995. Diakses tanggal 18 October 2013. 
  10. ^ "Box 5925 Annapolis, MD 21403 info@srintl". Burmalibrary.org. Diakses tanggal 18 October 2013. 
  11. ^ Derek Henry Flood (31 December 1969). "From South to South: Refugees as Migrants: The Rohingya in Pakistan". The Huffington Post. Diakses tanggal 11 February 2015. 
  12. ^ Husain, Irfan (30 July 2012). "Karma and killings in Myanmar". Dawn. Diakses tanggal 10 August 2012. 
  13. ^ "Figure At A Glance". UNHCR Malaysia. 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 December 2014. Diakses tanggal 30 December 2014. 
  14. ^ "India in talks with Myanmar, Bangladesh to deport 40,000 Rohingya". Reuters. 2017. Diakses tanggal 17 August 2017. 
  15. ^ "India plans to deport thousands of Rohingya refugees". www.aljazeera.com. Diakses tanggal 17 August 2017. 
  16. ^ Timothy Mclaughlin (20 September 2016). "Myanmar refugees, including Muslim Rohingya, outpace Syrian arrivals in U.S." (dalam bahasa English). Reuters. Diakses tanggal 3 September 2017. 
  17. ^ Jalimin (19 May 2015). "Jumlah Pengungsi Rohingya di Indonesia Capai 11.941 Orang" (dalam bahasa Indonesian). Aceh Tribun News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 October 2015. Diakses tanggal 11 October 2015. 
  18. ^ "200 Rohingya Refugees are not being accepted as Refugees and the Nepali Government considers them illegal migrants". Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 June 2016. An estimated 36,000 Rohingya Refugess living in India 
  19. ^ Leider 2013, hlm. 7.
  20. ^ a b Derek Tonkin. "The 'Rohingya' Identity - British experience in Arakan 1826-1948". The Irrawaddy. Diakses tanggal 19 January 2015. 
  21. ^ Selth, Andrew (2003). Burma's Muslims: Terrorists or Terrorised?. Australia: Strategic and Defence Studies Centre, Australian National University. hlm. 7. ISBN 073155437X. 
  22. ^ Adloff, Richard; Thompson, Virginia (1955). Minority Problems in Southeast Asia. United States: Stanford University Press. hlm. 154. 
  23. ^ Crisis Group 2014, hlm. 4-5.
  24. ^ Leider 2013, hlm. 14.
  25. ^ a b Leider, Jacques P. ""Rohingya": Rakhaing and Recent Outbreak of Violence: A Note" (PDF). Network Myanmar. 
  26. ^ Crisis Group 2014, hlm. i.
  27. ^ "Myanmar, Bangladesh leaders 'to discuss Rohingya'". Agence France-Presse. 29 June 2012. 
  28. ^ Ridwanul Hoque (16 March 2016). "Asian challenge". D+C, development and cooperation. 
  29. ^ "Trapped inside Burma's refugee camps, the Rohingya people call for recognition". The Guardian. 20 December 2012. 
  30. ^ "US Holocaust Museum highlights plight of Myanmar's downtrodden Rohingya Muslims". Fox News. Associated Press. 6 November 2013. 


Pranala luar